Ali Akbar Siregar Jelaskan Alasan Blokir WA Wartawan: Merasa Dikejar-kejar Padahal Tidak Memiliki Gudang BBM
Pekanbaru — Setelah mencuatnya pemberitaan yang menyebut bahwa Ali Akbar Siregar memblokir nomor WhatsApp awak media saat dikonfirmasi terkait dugaan penimbunan BBM bersubsidi, pihak Ali Akbar akhirnya memberikan klarifikasi resmi. Ia membenarkan bahwa nomor WhatsApp yang dihubungi wartawan tersebut adalah benar miliknya. Namun, ia menegaskan bahwa pemblokiran dilakukan bukan karena menghindar, melainkan karena merasa terganggu dan risih atas tuduhan yang sudah berkali-kali ia bantah. Senin 8 Desember 2025.
Ali Akbar menegaskan bahwa ia tidak memiliki gudang BBM, tidak terlibat dalam aktivitas penimbunan, dan namanya telah berkali-kali dicatut dalam isu yang tidak berdasar. Namun, meski sudah beberapa kali menegaskan bahwa ia tidak memiliki gudang BBM, pesan-pesan wartawan yang datang terus-menerus dianggapnya sudah mengarah pada tekanan psikologis.
“Ya, nomor itu memang nomor saya. Tapi saya blokir karena saya sudah berkali-kali bilang bahwa saya tidak punya gudang BBM. Namun saya terus dihubungi seolah-olah saya pelakunya. Jujur, saya risih dan terganggu,” jelas Ali Akbar.
Ia menegaskan bahwa pemblokiran bukanlah bentuk pelarian atau upaya menutupi sesuatu, tetapi karena merasa bahwa penekanan pertanyaan yang sama terus-menerus adalah bentuk intimidasi, sementara ia tidak pernah terlibat dalam aktivitas ilegal tersebut.
Fakta Lapangan Sudah Tegas: Tidak Ada Gudang BBM
Sebelumnya, investigasi media pada Jumat (28/11/2025) di Jalan Budi Luhur, Kelurahan Sialang Sakti — lokasi yang dituding sebagai gudang penimbunan BBM — terbukti tidak menemukan adanya aktivitas penimbunan BBM. Lokasi tersebut kosong, tidak ada drum, tangki, peralatan pemindahan BBM, maupun aktivitas bongkar-muat.
Kesaksian warga juga menyatakan bahwa lalu lintas truk di kawasan tersebut hanya menuju perumahan sekitar, bukan ke tempat penampungan BBM.
Merasa Sangat Dirugikan oleh Tuduhan yang Berulang
Ali Akbar mengaku bahwa isu-isu yang diarahkan kepadanya, mulai dari tuduhan rekaman percakapan, tuduhan memiliki gudang BBM, hingga tuduhan memblokir wartawan, merupakan rangkaian tekanan yang membuatnya tidak nyaman.
“Saya merasa sangat dirugikan. Nama saya terus disebut-sebut dalam isu yang sudah terbukti tidak benar. Ditambah lagi, saya terus ditelepon dan ditanya soal hal yang tidak pernah saya lakukan. Itu sebabnya saya memutuskan untuk memblokir. Bukan karena menghindar, tetapi karena saya manusia biasa yang juga punya batas kesabaran,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa dirinya sangat terbuka untuk dikonfirmasi asalkan dalam konteks yang objektif dan tidak menekan, serta tidak terus-menerus memaksakan narasi yang tidak berdasar.
Imbauan: Hormati Hak Klarifikasi, Jangan Memaksa Tuduhan
Ali Akbar berharap media tetap menjalankan fungsi jurnalistik secara profesional dengan:
menjunjung prinsip verifikasi,
menghormati hak klarifikasi narasumber,
dan tidak memaksakan sudut pandang tertentu setelah bantahan disampaikan.
Dengan temuan lapangan yang menegaskan tidak adanya gudang BBM, serta penjelasan langsung dari Ali Akbar Siregar, jelas bahwa pemblokiran WhatsApp tersebut bukanlah bukti keterlibatan dalam kegiatan ilegal, tetapi bentuk respon terhadap tekanan dan fitnah yang terus diarahkan kepadanya.

















