Banda Aceh. Media Dinamika Global.id. Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) Aceh mendesak Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota untuk lebih agresif menghadirkan destinasi wisata baru. Ketua ASITA Aceh, Miftahul Jannah S.T. atau Ita Thaib, menilai Aceh memiliki potensi besar namun masih minim inovasi dalam pembukaan objek wisata baru.
“Pemerintah jangan hanya fokus merawat destinasi lama. Aceh butuh pembaruan supaya wisatawan terus kembali. Potensi kita besar, tapi tanpa inovasi akan stagnan,” kata Ita Thaib.
ASITA mencatat banyak daerah masih berkutat pada perbaikan destinasi lama tanpa terobosan berarti. Banda Aceh disebut masih minim menghadirkan objek wisata baru, padahal sejumlah kawasan memiliki potensi besar. Aceh Besar misalnya, punya Pulau Nasi, Pulau Breueh, dan Pulau Bunta yang menawarkan pantai alami, spot selam hingga situs sejarah seperti mercusuar William Toren.
Sementara itu, daerah seperti Simeulue dinilai memiliki kekuatan budaya dan kearifan lokal, termasuk nilai Smong yang kini diwujudkan dalam Tugu Smong sebagai simbol edukasi kebencanaan.
“Potensinya luar biasa. Kami berharap akses dibuka, infrastruktur diperbaiki, dan promosi diperkuat supaya bisa dikenal hingga nasional dan internasional,” tambah Ita.
Selain dorongan pengembangan destinasi, ASITA Aceh juga memperluas jejaring melalui kerja sama dengan SAFFTA Malaysia dalam Global Tabletop Networking untuk memperkenalkan pariwisata Aceh ke pasar global.
Ita menegaskan perlunya dukungan regulasi dan insentif dari pemerintah daerah agar pengembangan destinasi baru bisa berjalan nyata. Menurutnya, peningkatan akses transportasi, infrastruktur dasar, hingga sinergi antardinas menjadi kunci agar pariwisata Aceh berkembang lebih cepat.
“Kalau dukungan pemerintah kuat, Aceh bisa tampil sebagai destinasi unggulan yang membawa nilai edukatif, budaya, dan manfaat ekonomi bagi masyarakat,” ujar Ita Thaib. (Tim)
