Bima NTB. Media Dinamika Global.id. pUsai melakukan Selasa Menyapa di Desa.... Bupati dan Wakil Bupati Bima Ady-Irfan kembali menggelar Selasa Menyapa di Desa Keli Kecematan Woha Kabupaten Bima. Rabu, (25/08/25)
Pada momentum kegiatan tersebut, selain pejabat lingkup Kabupaten Bima, ribuan masyarakat juga ikut menyambut kedatanganBupati dan Wakil Bupati Bima Ady-Irfan di Desa Keli.
Selasa Menyapa ini tentunya tidak lepas dari janji Politiknya, untuk selalu mengunjungi dan mendengarkan aspirasi masyarakat, selain itu juga sebagai bentuk bagaimana mendekatkan pelayanan terhadap masyarakat
Namun pada Pelaksanaan kegiatan Selasa Menyapa yang dilaksanakan di Desa Keli Kecematan Woha ini, dinilai tidak selaras dengan tema yang terpampang di Baliho seperti "Ngopi Bareng Anak Muda.
Ketua PMK Desa Keli Lukmanul Hakim menyatakan, kami sangat kecewa dengan Program Selasa Menyapa yang dilaksanakan di Desa Keli, pasalnya kegiatan tersebut hanya sekedar seremonial rutin mingguan yang dianggap menghabiskan uang negara dan uang, masyarakat saja.
Selasa Menyapa" bertujuan menjadi wadah untuk menyerap aspirasi dan mendengarkan langsung keinginan masyarakat Desa Keli melalui pemuda maupun masyarakat yang mewakililnya, bukan datang duduk menyaksikan tari-tarian atau hiburan yang tidak bermanfaat terhadap pembangunan dan kesejahteraan masyarakat Desa Keli, ujarnya.
Lanjutnya, kami sesungguhnya menyambut positif program ini, akan tetapi yang tidak bisa kami terima hari ini adalah, terjadinya cekcok antara masyarakat dengan mahasiswa, kericuhan di hadapan Bupati Bima ini disebabkan oleh ketidak puasan terhadap pelaksanaan Selasa Menyapa yang sangat bertolak belakang dengan tema " Ngopi Bareng Anak Muda" guna menyerap aspirasi masyarakat.
Akibat dari kekecewaan dan ketidak puasan tersebut, dihadapan masyarakat dan anggotanya, Ketua PMK Desa Keli Lukmanul Hakim dengan tegas menyatakan sepakat bahwa Program Bupati Bima Ady-Irfan "Selasa Menyapa" tidak diperbolehkan lagi di Desa Keli, hal ini malah menghabiskan uang rakyat dan uang negara saha, pungkasnya.
Pernyataan ini merupakan bentuk kekecewaan dan ketidak puasanya dan masyarakat Desa Keli terhadap pelaksanaan Selasa Menyapa yang tidak sesuai dengan harapan dan impian masyarakat. (Rayon MDG)