Sai Soromandi Bima NTB. Media Dinamika Global. Id. Kali ini berbeda dengan Jari Raya sebelumnya. Warga Desa Sai melakukan Shalat Idul Adha di Lapangan Desa Sai Kecamatan Soromandi Kabupaten Bima NTB yang dimulai Pukul 08.45 Wita hingga selesai. Sebagai Khatib KH. Admin,SQ.MQ yang merupakan Putra Asli di Desa Sai. Pelaksanaan Shalat Idul Adha tetap mematuhi Protokol Kesehatan sebagaimana telah di gabungkan oleh Pemerintah Kabupaten Bima.
Antusias Masyarakat menjadi luar biasa,apalagi Bacaan-bacaan dari Khatib membuat masyarakat merinding dengan Tema yaitu" Ber-Qur’ban di Tengah PPKM". Tema ini sengaja di angkat karena saat ini Negara sedang mengalami Penyakit Pandemi yang sangat mematikan.
Kegiatan itu berjalan tertib,aman,dan lancar. Usai Shalat Id Masyarakat bergegas ke tempat dimana Hewan Kurban akan dilakukan pemotongan.(20/07).
Dalam khotbahnya H.Adnin menjelaskan bahwa sesungguhnya Hari raya Idul Adha atau hari raya Qurban sangat familiar dengan suka cita umat muslim dalam pembagian daging keseluruh pelosok negeri. Hari dimana kaum miskin yang kurang dan jarang makan daging, disitu daging berseliwaran datang baik dari tetangga, Masjid, Musalla, Komunitas, Remaja dan sebagainya. Berkah dari hari Qurban sebagian masyarakat menggapnya sebagai suatu anugrah diantaranya bisa menikmati berbagai olahan daging segar yang enak serta lezat setahun sekali dirasakan oleh masarakat yang tergolong tidak mampu membeli daging seperti si-Kaya pada umumnya.
Sejatinya Qurban seperti yang dikisahkan dalam Al-Qur’an adalah Qurban sebagai bukti cinta pada sang Khaliq. Dua peristiwa dilakukannya ritual kurban yakni oleh Habil (Abel) dan Qabil (Cain), putra Nabi Adam alaihis salam, serta pada saat Nabi Ibrahim akan mengorbankan Nabi Ismail atas perintah Allah.
Anaknya Nabi Adam A.S diperintahkan membuktikan cinta pada sang khaliq masing-masing dengan cara memberikan atau seserahan yang paling dicintai. Qabil dengan hasil pertanian dan perkebunannya sedangkan Habil dengan hasil peternakannya. Qabil memberikan seserahan hasil pertanian yang jelek dan tidak berkualitas sedangkan Habil memberikan seserahan ternak yang terbaik pada Tuhannya, sehingga Allah SWT menerima qurban sang Habil.
Secara literal qurban bisa diartikan sebagai bukti manusia cinta pada Tuhannya dengan cara memberikan apa yang terbaik yang dimilki atau yang sedang dipinjamkan oleh Tuhannya. Apakah mereka mau berbagai atau Tidak? Apa Qur’ban kita tahun ini atau apa bukti cinta kita kepada sang pemilik alam semesta ini?
Qurban tahun ini yang bertepatan dengan tanggal 20 Juli 2021 atau 1442 H ditengah meningkatnya terpapar virus corona menyisakan kisah pilu bagi seluruh umat islam wabil khusus umat islam Indonesia tidak bisa wukuf di Padang Arafah untuk memenuhi rukun haji yang dikarenakan pemerintah pusat tidak mengijinkan jamaah haji Indonesia berangkat menunaikan Rukun Islam yang kelima yaitu Naik haji menuju Mekkah Al-Mukarrah dengan alasan Covid 19 danlainnya dan diperketat lagi dengan aturan PPKM yang berakhir tepat pada hari raya Idul Adha tanggal 20 juli dan kemungkinan besar akan diperpanjang lagi.
Ibu kota Jakarta, Jawa dan Bali dengan PPKM ketat dan seluruh daerah se-Indonesia kebijakan PPKM menjadi pro kontra ditengah masyarakat yang kebingungan menggema di seluruh daerah atas kebijakan ini.
Berqurban ditengah pendemi saat ini bisa dimaknai sebagai berqurban untuk terus bertahan hidup dikala semua mata pencaharian ditutup, kerumunan dilarang, berpergian tidak boleh hanya pasrah tinggal dirumah saja, bagi yang punya gaji tetap oke saja akan tetapi bagi pekerja harian, perlu dikaji ulang dan dicarikan win-win solution oleh pemerintah.
Marilah kita maknai Qurban tahun ini dengan berbagai perspektif yang baik dan bijak. Selamat Hari Raya Idul Adha 1442 H Semoga Allah SWT meringankan Kesulitan Memberkahi Kita Dengan Banyak Kedamian dan Kemakmuran dan Juga Semoga Pendemi Corona ini diambil sama Pemilik-Nya dan berakir Amin. Sumber : Abi Akmal.(Tim MDG).