Media Dinamika Global

Sabtu, 27 Desember 2025

Mahasiswa STIT Sunan Giri Bima Raih Prestasi di Ajang Festival Syariah 2025


Kota Bima, Media Dinamika Global.id.// Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Sunan Giri Bima kembali menorehkan prestasi membanggakan pada ajang Festival Syariah 2025 yang diselenggarakan oleh STIS Al-Ittihad Bima dalam rangka memperingati Milad ke-20 tahun. Kegiatan ini mengangkat tema “Membumikan Syariah di Tanah Bima untuk Indonesia Emas 2045” dan berlangsung selama dua hari, 25–26 Oktober 2025, di Kompleks Yayasan Pendidikan dan Dakwah Al-Ittihad Bima. Festival ini menjadi wadah bagi pelajar dan mahasiswa untuk mengasah kemampuan berpikir kritis dan memperkuat nilai-nilai syariah dalam kehidupan akademik.

STIT Sunan Giri Bima mendelegasikan tujuh mahasiswa yang mengikuti lomba menulis esai syariah dan satu mahasiswa dalam lomba penyuluhan syariah. Keikutsertaan mereka menjadi bukti semangat mahasiswa STIT untuk terus aktif dalam kegiatan ilmiah. Dari cabang penyuluhan syariah, Fitri dari PGMI berhasil meraih Juara 4, sedangkan dari cabang esai syariah, Rossa Amelia dari PGMI semester 3 berhasil meraih Juara 3, Annisa dari PAI semester 7 memperoleh Juara 4, dan Nurul Aini dari PAI semester 5 mendapat Juara 6. 

Prestasi ini membuktikan bahwa mahasiswa STIT Sunan Giri Bima mampu bersaing secara intelektual dan kreatif dengan peserta dari berbagai kampus lain di wilayah Kota dan Kabupaten Bima.

Kegiatan Festival Syariah ini juga diisi dengan Seminar Nasional Syariah yang menghadirkan narasumber utama Prof. Atun Wardatun, M.Ag., M.A., Ph.D., Guru Besar UIN Mataram. Dalam penyampaiannya, beliau menegaskan bahwa “pendidikan syariah harus dimulai dari lingkup yang terdekat, yaitu keluarga, karena keluarga adalah madrasah pertama yang membentuk karakter anak dan generasi bangsa.” Pesan tersebut menjadi pengingat bagi seluruh peserta agar memahami bahwa penerapan nilai syariah dimulai dari kehidupan sehari-hari.

Salah satu dosen pendamping STIT Sunan Giri Bima Bapak Abd Salam, M Pd I. (Wakil Ketua III) turut menyampaikan rasa bangganya atas capaian tersebut. “Kami sangat mengapresiasi perjuangan mahasiswa yang sudah berusaha maksimal. Harapan kami, kegiatan seperti ini tidak berhenti sampai di sini, tetapi menjadi awal dari kolaborasi dan peningkatan mutu akademik yang berkelanjutan,” ujarnya penuh semangat. Pernyataan ini menunjukkan dukungan penuh pihak kampus terhadap pengembangan kompetensi mahasiswa melalui kegiatan positif.

Sementara itu, Rossa Amelia, salah satu peserta lomba esai, mengungkapkan pengalaman berkesannya selama mengikuti kegiatan ini. “Saya belajar menyampaikan gagasan tentang syariah secara ilmiah dan menyenangkan. Semoga kegiatan seperti ini terus diadakan agar mahasiswa semakin semangat menulis dan berdakwah lewat karya,” tuturnya ketika diwawancarai usai pengumuman hasil lomba. Antusiasme para peserta menunjukkan bahwa kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga ruang untuk menumbuhkan rasa percaya diri, memperluas relasi dan cinta terhadap ilmu syariah.


Melalui kegiatan Festival Syariah diharapkan menjadi momentum penting dalam memperkuat nilai-nilai syariah di kalangan akademisi muda sekaligus mempererat silaturahmi di tingkat Perguruan Tinggi Kota-Kabupaten Bima. STIT Sunan Giri Bima berkomitmen untuk terus mendorong mahasiswa dalam mengikuti kegiatan ilmiah dan dakwah agar mampu menjadi generasi yang cerdas, berakhlak, dan berdaya saing tinggi.(Sekjend MDG)

Prestasi Membanggakan: Alumni STIT Sunan Giri Bima Sabet Gelar Magister Terbaik


Kota Bima, Media Dinamika Global.id. — Prestasi membanggakan kembali diraih oleh alumni Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Sunan Giri Bima. Tiga lulusan tahun 2023, yakni Habibi, M.Pd., Ningsrih, M.Pd., dan Anggriani, M.Pd., berhasil menyelesaikan studi magister di Program Pascasarjana STAI Al-Furqan Makassar dengan predikat cumlaude, 11 Oktober 2025.

Ketiganya diwisuda pada Wisuda ke-3 Pascasarjana STAI Al-Furqan Makassar, yang digelar pada Sabtu (11/10/2025) di Hotel Harper, Kota Makassar, sekitar pukul 08.00 WITA. Mereka mampu menamatkan pendidikan jenjang magister tersebut kurang dari dua tahun, sebuah pencapaian luar biasa yang menunjukkan dedikasi dan ketekunan dalam menempuh pendidikan.

Dua di antara mereka, yakni Habibi, M.Pd., dan Ningsrih, M.Pd., meraih Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) sempurna 4.00, dan dinobatkan sebagai wisudawan terbaik pertama dan kedua dari total 31 peserta wisuda.

Ketiganya merupakan alumni terbaik STIT Sunan Giri Bima tahun 2023 yang memperoleh rekomendasi dan beasiswa untuk melanjutkan studi pada Program Magister Pendidikan Agama Islam (PAI) STAI Al-Furqan Makassar. Program tersebut merupakan bentuk pelaksanaan MoU antara STIT Sunan Giri Bima dengan STAI Al-Furqan Makassar dalam mencerdaskan anak bangsa.

Keberhasilan ini menegaskan bahwa alumni STIT Sunan Giri Bima tidak hanya unggul di tingkat lokal, tetapi juga mampu bersaing di tingkat nasional. Sebelumnya, pada tahun 2024, sejumlah alumni kampus ini juga tercatat menjadi wisudawan berprestasi di lembaga yang sama.

Capaian tersebut menjadi bukti nyata bahwa semangat menuntut ilmu, kerja keras, dan komitmen terhadap pendidikan tinggi terus hidup di kalangan alumni STIT Sunan Giri Bima.(Sekjend MDG)

Mahasiswa KIP STIT Konsisten Prioritaskan Pengolahan Sampah Plastik


Kota Bima, Media Dinamika Global.id. — Selasa (04/11/2025), mahasiswa penerima Kartu Indonesia Pintar (KIP) Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Sunan Giri Bima terus menunjukkan konsistensinya dalam memprioritaskan pengolahan sampah plastik sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan sekaligus upaya peningkatan ekonomi kreatif. 

Melalui kegiatan daur ulang yang rutin dilakukan, para mahasiswa berhasil mengolah limbah plastik seperti botol dan gelas bekas menjadi serbuk tekstil, yang kemudian dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan sofa, bantal, sapu lantai, serta berbagai produk rumah tangga bernilai jual lainnya.

Kegiatan ini dikoordinasikan oleh Ratih Damayanti Putri, mahasiswa KIP sekaligus Ketua Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Laskar Bima Craft (LBC) STIT Sunan Giri Bima. LBC menjadi wadah pengembangan keterampilan mahasiswa dalam berinovasi, berkarya, dan mengasah jiwa kewirausahaan berbasis lingkungan.

Menurut Ratih, pengolahan sampah plastik menjadi prioritas karena selain membantu mengurangi timbunan sampah di Kota Bima, kegiatan ini juga mendukung Program “Bisa” (Bersih, Indah, Sehat, dan Asri) yang digagas oleh Pemerintah Kota Bima di bawah kepemimpinan H. Muhammad Lutfi, SE dan H. Fery Sofyan, SH.

“Kami ingin membuktikan bahwa mahasiswa juga bisa berperan aktif menjaga lingkungan sekaligus menciptakan nilai ekonomi dari sampah plastik,” ungkap Ratih.

Melalui konsistensi kegiatan ini, mahasiswa KIP STIT Sunan Giri Bima berharap dapat menjadi pelopor gerakan lingkungan bersih dan produktif menuju Kota Bima yang lebih Bersih, Indah, Sehat, dan Asri.(Sekjend MDG)

STIT Sunan Giri Bima Gelar Focus Group Discussion(FGD) Persepsi Jelang Pelaksanaan Lanjutan Kuliah Pemikiran Seri Ke-23 tahun 2025


Kota Bima, Media Dinamika Global.id. — Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Sunan Giri Bima bekerja sama dengan Institut Agama Islam (IAI) Rawa Aopa Konawe Selatan serta Indonesian Universities Consortium on Social Religious Studies menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) pada Kamis (27/11/2025), sebagai langkah memperkuat penyamaan persepsi jelang pelaksanaan lanjutan Kuliah Pemikiran Seri ke-23.

Kegiatan FGD yang digelar pada pukul 20.00 WITA ini menghadirkan Prof. Dr. Peter John Wanner dari Tohoku University, yang juga merupakan Japan BOLT Founding President, sebagai narasumber utama. Dalam paparannya, Prof. Wanner menekankan pentingnya perguruan tinggi untuk terus memperluas jejaring kolaborasi, baik di bidang penelitian maupun pengabdian masyarakat, sebagai wujud penguatan pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut, Dr. Ismail Suardi Wekke, Ph.D, selaku Direktur Indonesian Universities Consortium on Social Religious Studies sekaligus Ketua IAI Rawa Aopa Konawe Selatan, yang bertindak sebagai moderator. Ia menyampaikan bahwa keberlanjutan Kuliah Pemikiran hingga seri ke-22 dan akan berlanjut pada seri ke-23 merupakan bukti nyata semangat akademik antarperguruan tinggi dalam membangun ruang kajian yang produktif, kolaboratif, dan berkesinambungan..

Ketua STIT Sunan Giri Bima, Irwan Supriadin J., M.Sos.I, dalam sambutannya menegaskan bahwa kuliah pemikiran harus terus dikembangkan sebagai wadah berbagi gagasan, konsep, dan refleksi ilmiah. Menurutnya, kegiatan ini bukan hanya memperkaya wawasan sivitas akademika, tetapi juga memberikan kontribusi strategis bagi perkembangan pendidikan tinggi dan pengabdian kepada umat serta bangsa.

FGD ini dihadiri oleh para dosen dan mahasiswa dari STIT Sunan Giri Bima serta IAI Rawa Aopa Konawe Selatan, yang aktif terlibat dalam diskusi dan pertukaran pemikiran demi mematangkan agenda akademik kolaboratif di masa mendatang.(Sekjend MDG)

STIT Sunan Giri Bima Gelar Workshop PKM Berbasis Riset 2025 Untuk Penguatan Kapasitas Dosen


Kota Bima, Media Dinamika Global.id. – Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (P3M) Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Sunan Giri Bima menyelenggarakan Workshop Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Berbasis Riset dengan tema “Mewujudkan Pengabdian Masyarakat Berbasis Riset” pada Senin (1/12/2025). Kegiatan yang dimulai pukul 12.30 Wita hingga selesai ini bertujuan memperkuat kualitas pelaksanaan PkM melalui pendekatan ilmiah yang terstruktur.

Workshop ini diselenggarakan untuk meningkatkan kapasitas dosen dalam menyusun proposal PkM berbasis riset, melaksanakan program pengabdian yang selaras dengan temuan penelitian, serta menghasilkan luaran publikasi ilmiah dan laporan pertanggungjawaban yang memenuhi standar mutu perguruan tinggi.

Dalam sambutannya, Ketua STIT Sunan Giri Bima, Irwan Supriadin J, M.Sos.I., menegaskan bahwa PkM merupakan kewajiban dosen sebagai bagian dari implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi. Oleh karena itu, workshop ini menjadi sangat penting untuk memperkuat pemahaman dan keterampilan para dosen, khususnya dalam pelaksanaan PkM berbasis riset.

Workshop ini menghadirkan Kepala P3M STIT Sunan Giri Bima, Junaidin, M.Pd., sebagai narasumber. Dalam paparannya, beliau menjelaskan beberapa tahapan utama dalam pelaksanaan PkM, meliputi: penentuan tema, penetapan lokasi, identifikasi masalah, perencanaan kegiatan, metodologi pelaksanaan, serta dokumentasi dan publikasi hasil kegiatan.

Kegiatan ini dihadiri oleh pimpinan STIT Sunan Giri Bima, ketua unit-unit lembaga (P2M, P3M, BAAK, dan lainnya), serta seluruh dosen STIT Sunan Giri Bima. Acara berlangsung dengan lancar, produktif, dan memberikan pemahaman komprehensif bagi para peserta tentang penerapan PkM berbasis riset.(Sekjend MDG)

Pendidikan Ala Istana : Kuliah Umum STIT Sunan Giri Bima Hadirkan Ketua Samparaja Bima


Kota Bima, Media Dinamika Global.id. – Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Sunan Giri Bima melalui Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (P3M) menyelenggarakan kuliah umum dengan tema “Sultan Salahuddin dan Pendidikan Islam Ala Istana” pada Rabu, (17/12/2025). Kegiatan ini dilaksanakan sebagai bagian dari program akademik rutin perguruan tinggi guna memperkaya wawasan keilmuan mahasiswa, khususnya dalam kajian sejarah dan pendidikan Islam lokal.

Kuliah umum tersebut menghadirkan Kepala Museum Samparaja Bima sekaligus akademisi Pulau Sumbawa, Dr. Dewi Ratna Muchlisa Mandiyara, S.E., M.Hum., sebagai narasumber utama.

Sebelum penyampaian materi inti, narasumber menayangkan film dokumenter yang mengisahkan perjalanan hidup Sultan Muhammad Salahuddin, mulai dari masa kepemimpinannya hingga penetapannya sebagai Pahlawan Nasional. Dalam pemaparannya, Dr. Dewi Ratna Muchlisa Mandiyara menjelaskan bahwa Sultan Muhammad Salahuddin memiliki perhatian besar terhadap pengembangan pendidikan, khususnya pendidikan Islam.

“Pada masa kepemimpinannya, Sultan Muhammad Salahuddin menggagas pendirian sekolah rakyat di hampir setiap desa di wilayah Bima. Selain itu, beliau secara rutin mengirim putra-putri terbaik Bima untuk menuntut ilmu di berbagai pesantren besar, seperti Pondok Pesantren Tebuireng,” jelasnya.

Ia menambahkan bahwa setelah menyelesaikan pendidikan di pesantren, para pelajar tersebut melanjutkan studi ke pusat-pusat keilmuan Islam dunia.

“Sebagian dari mereka kemudian dikirim untuk melanjutkan pendidikan ke Makkah, Madinah, bahkan hingga India. Kebijakan ini menunjukkan visi Sultan Muhammad Salahuddin dalam membangun sumber daya manusia Bima yang unggul dan berlandaskan nilai-nilai Islam,” ungkapnya.

Kegiatan kuliah umum ini berlangsung mulai pukul 10.00 WITA hingga selesai dan dimoderatori oleh dosen muda STIT Sunan Giri Bima, Siti Nurbaya, M.Pd. Diskusi berlangsung interaktif, ditandai dengan sesi tanya jawab yang dinamis antara narasumber dan peserta, terutama terkait kontribusi nyata Sultan Muhammad Salahuddin dalam memajukan pendidikan Islam di Tanah Bima.

Melalui kegiatan ini, STIT Sunan Giri Bima berharap mahasiswa tidak hanya memahami sejarah lokal secara akademik, tetapi juga mampu meneladani nilai-nilai kepemimpinan, visi pendidikan, dan semangat keislaman Sultan Muhammad Salahuddin dalam konteks pendidikan masa kini.(Sekjend MDG)

STIT Sunan Giri Bima Gelar Asesmen Lapangan Prodi PAI Tahun 2025


Kota Bima, Media Dinamika Global.id. – Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Sunan Giri Bima menyelenggarakan kegiatan Asesmen Lapangan (AL) pada Jumat–Sabtu, 14–15 November 2025. Pembukaan kegiatan berlangsung pada Jumat pukul 08.00 WITA di ruang Smart Classroom dengan suasana penuh antusias dan kesiapan dari seluruh unsur lembaga.

Asesmen Lapangan ini menghadirkan asesor dari Lembaga Akreditasi Mandiri (LAMDIK) untuk Program Studi Pendidikan, yaitu Prof. Dr. H. Mashudi, M.Pd. (Asesor 1) dan Dr. Khalimi, M.Ag. (Asesor 2). Kedua asesor tersebut melakukan peninjauan komprehensif terhadap dokumen, sarana prasarana, proses pembelajaran, serta mutu penyelenggaraan akademik pada Prodi PAI.

Ketua STIT Sunan Giri Bima, Irwan Supriadin J., M.Sos.I., dalam sambutannya menyampaikan harapan agar pelaksanaan asesmen ini berjalan lancar dan memberikan hasil terbaik bagi peningkatan mutu prodi. Beliau juga menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan momentum penting untuk memperkuat komitmen kampus dalam menjaga kualitas pendidikan berbasis nilai-nilai keislaman dan keilmuan.

Kegiatan ini turut dihadiri oleh seluruh unsur pimpinan kampus, mulai dari para Wakil Ketua I–III, pimpinan Prodi PAI dan PGMI, unit P2M dan P3M, para dosen, hingga tenaga kependidikan. Kehadiran lengkap seluruh unsur lembaga menjadi bentuk solidaritas dan dukungan penuh bagi keberhasilan proses akreditasi Prodi PAI.(Sekjend MDG)

Bangunan TK-PAUD Di Soromandi Tak Layak, Pemerintah Tutup Mata Dan Terkesan Apatis


Soromandi. Media Dinamika Global.Id.- Bangunan TK-PAUD Di Soromandi Tak Layak, Pemerintah Tutup Mata Dan Terkesan Apatis. Padahal dalam Undang-undang Nomor 25 dan 20 terang Sistem Pendidikan sudah jelas menyebutkan Kesetaraan Pendidikan mulai dari Pendidikan Non Formal, Pendidikan Formal bahkan sampai Kesejahteraan Guru dan Dosen. Namun ini sepertinya diabaikan oleh Pemerintah Daerah yang saat ini banyak manufer dengan Lebih pada Nuansa Politis ketimbang Profesional dalam menjalankan Tugasnya. Ahad, 28 Desember 2025

Di Penghujung Tahun 2025 ini, banyak sekali Catatan Buruk bagi Satuan Pendidikan umumnya di Kabupaten Bima dan Khususnya di Kecamatan Soromandi, terbukti saat ini Banyak sekali sekolah yang memprihatinkan, seperti Bangunan yang tidak layak pakai hingga belajar di Bawah Pohon pun jadi atensi bagi para Guru dan Murid yang ada seluruh TK-PAUD di Kecamatan Soromandi belakangan ini.

Pemicunya adalah Banyak sekali Gedung yang Lapuk dimakan Usia, belum lagi tidak ada Perhatian serius dari Pemerintah dan lebih miris lagi adalah Pemerintah memang tidak memperdulikan alias Apatis terhadap pembangunan Sekolah sebagai sarana penunjang untuk mencerdaskan anak Bangsa sebagaimana diamanatkan Undang-undang Dasar 1945.

Hal ini tentunya Memiliki Dasar yang jelas, bahwa Pemerintah hanya ingin di layani oleh Satuan Pendidikan tetapi tidak mau berbuat untuk pendidikan. Contohnya saja ada Beberapa Sekolah TK-PAUD di Desa Kananta Kecamatan Soromandi, selain Gedungnya yang Lapuk termakan Usia juga Tempat belajar pun tidak digunakan di dalam Ruangan tetapi di Bawah Pohon pun jadi. 

Demikian disampaikan oleh Salah seorang Warga setempat Hafid Musa, S.Pd.SE. SH. MH saat melihat beberapa Sekolah yang sangat memprihatinkan itu, adapun Sekolah yang paling parah adalah Sekolah TK Al-Ikhlas Wonto dan TK Wadupaa Desa Kananta Kecamatan Soromandi. TK ini belum pernah mendapatkan Anggaran dari Pemerintah Kabupaten Bima 

Bang Hafid MS juga menyesalkan Sikap Pemerintah saat ini adalah tidak memperdulikan Status Sekolah dari Sekolah Swasta ke Sekolah Negeri padahal Wilayah Desa Kananta adalah Iconnya Kecamatan Soromandi. Seharusnya Sekolah di Desa Kananta sebagai Jantungnya Kecamatan Soromandi yang harus di Dahulukan ketimbang yang lain.

"Ya, Pemerintah sepertinya Tutup mata terhadap Sekolah Swasta dan tidak memperdulikan sama sekali terhadap Pembangunan padahal semua sama di mata Hukum, dan sama juga regulasinya, tetapi kenyataannya adalah sama tidak perduli alias Apatis."

Yang lebih parah lagi ketika ada Urusan Pemerintah seperti Rapat, Sosialisasi dan lain dari Pemerintah tetap di undang, malah yang lebih banyak hadir dalam kegiatan itu yakni sekolah swasta dan termarjinalkan. Ini sesuatu yang tidak adil yang dipertontonkan oleh Pemerintah saat ini. Ungkapnya Kesal.(Team).

Pra-MIBA STIT Sunan Giri Bima Budaya Bima dalam Perspektif Sastra dan Humaniora: Bersama La Ndolo Conary


Kota Bima, Media Dinamika Global.id.// Pada kesempatan Pra-MIBA STIT Bima, Bang La Ndolo menyuguhkan pemaparan mengenai budaya Bima dalam perspektif sastra dan humaniora. Dalam pemaparannya, beliau terlebih dahulu menjelaskan dua dimensi awal sastra. Menurutnya, sastra tumbuh dan berkembang seiring dengan kehidupan manusia. Sekitar tahun 5000 SM, manusia mulai mengenal tulisan, yang sekaligus menandai lahirnya aksara. Selanjutnya, sekitar tahun 1500 M, manusia diperkenalkan dengan huruf Latin yang berkembang dalam peradaban Yunani dan kemudian menyebar luas ke berbagai belahan dunia.

Dalam konteks lokal, masyarakat Bima telah lama hidup berdampingan dengan sastra, terutama dalam bentuk tradisi lisan seperti kapatu mbojo, dongeng, dan cerita-cerita rakyat. Sastra tidak hanya lahir dari masyarakat Bima sendiri, tetapi juga direkam oleh orang-orang luar yang menceritakan berbagai peristiwa kebudayaan Bima. La Ndolo menuturkan bahwa dua tahun silam, dirinya didatangi oleh profesor dari UII dan BRIN yang secara khusus datang untuk menggali kapatu mbojo dan puisi-puisi dalam bahasa Bima. Hal ini menunjukkan bahwa sastra Bima memiliki nilai penting dan menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakatnya.

Secara historis, sastra tulis di Bima mulai berkembang pada abad ke-17 atau sekitar tahun 1600-an, seiring dengan masuk dan berkembangnya Islam di wilayah Bima. Sejak saat itu, sastra menjadi medium ekspresi budaya dan sarana penyebaran nilai-nilai keagamaan dan sosial.

Dari sudut pandang humaniora, La Ndolo menyoroti perubahan perilaku masyarakat Bima, khususnya di kalangan pemuda dan pemudi. Ia menilai bahwa generasi muda saat ini lebih dominan mengonsumsi budaya yang kurang mencerminkan nilai kesantunan, seperti penggunaan kata-kata kasar, misalnya "anjir", serta kecenderungan mengikuti tren tanpa refleksi kritis. Padahal, masyarakat Bima pada masa lalu dikenal dengan tutur kata yang santun dan beretika. Namun, di era digital, nilai-nilai tersebut perlahan diabaikan dan ditinggalkan.

Pada kesempatan Pra-MIBA STIT Bima, Bang La Ndolo menyuguhkan pemaparan mengenai budaya Bima dalam perspektif sastra dan humaniora. Dalam pemaparannya, beliau terlebih dahulu menjelaskan dua dimensi awal sastra. Menurutnya, sastra tumbuh dan berkembang seiring dengan kehidupan manusia. Sekitar tahun 5000 SM, manusia mulai mengenal tulisan, yang sekaligus menandai lahirnya aksara. Selanjutnya, sekitar tahun 1500 M, manusia diperkenalkan dengan huruf Latin yang berkembang dalam peradaban Yunani dan kemudian menyebar luas ke berbagai belahan dunia.

Dalam konteks lokal, masyarakat Bima telah lama hidup berdampingan dengan sastra, terutama dalam bentuk tradisi lisan seperti kapatu mbojo, dongeng, dan cerita-cerita rakyat. Sastra tidak hanya lahir dari masyarakat Bima sendiri, tetapi juga direkam oleh orang-orang luar yang menceritakan berbagai peristiwa kebudayaan Bima. La Ndolo menuturkan bahwa dua tahun silam, dirinya didatangi oleh profesor dari UII dan BRIN yang secara khusus datang untuk menggali kapatu mbojo dan puisi-puisi dalam bahasa Bima. Hal ini menunjukkan bahwa sastra Bima memiliki nilai penting dan menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakatnya.

Secara historis, sastra tulis di Bima mulai berkembang pada abad ke-17 atau sekitar tahun 1600-an, seiring dengan masuk dan berkembangnya Islam di wilayah Bima. Sejak saat itu, sastra menjadi medium ekspresi budaya dan sarana penyebaran nilai-nilai keagamaan dan sosial.

Dari sudut pandang humaniora, La Ndolo menyoroti perubahan perilaku masyarakat Bima, khususnya di kalangan pemuda dan pemudi. Ia menilai bahwa generasi muda saat ini lebih dominan mengonsumsi budaya yang kurang mencerminkan nilai kesantunan, seperti penggunaan kata-kata kasar, misalnya "anjir", serta kecenderungan mengikuti tren tanpa refleksi kritis. Padahal, masyarakat Bima pada masa lalu dikenal dengan tutur kata yang santun dan beretika. Namun, di era digital, nilai-nilai tersebut perlahan diabaikan dan ditinggalkan.

Dalam pernyataannya, La Ndolo menegaskan bahwa perubahan zaman merupakan keniscayaan, tetapi akar budaya, terutama kesantunan dalam bertutur harus tetap lestari dan hidup dalam ruang dan waktu apa pun. Ia kemudian mengaitkan hal ini dengan falsafah hidup masyarakat Bima, yakni maja labo dahu. Menurutnya, maja labo dahu selain dari pada relasi vertikal antara manusia dan Tuhan, ia juga sebagai laku hidup sosial di tengah masyarakat.

Ungkapan seperti maja kai ba ade eda mpoa dou ma karawi (malu rasanya melihat orang bekerja sementara kita tidak ikut bekerja) dan dahu kai weha ntau dou (takut mengambil milik orang lain) mencerminkan nilai moral yang kuat dalam kehidupan masyarakat Bima. Dari falsafah inilah lahir budaya karawi kaboju (gotong royong), cempe rima (saling membantu), dan kasama weki (kebersamaan), yang dahulu tumbuh dan mengakar kuat dalam kehidupan sosial masyarakat Bima.

Dalam praktik cempe rima, masyarakat Bima pada masa lalu tidak memerlukan uang untuk menggaji tenaga kerja. Sistem yang digunakan adalah saling tukar tenaga, yang dikenal dengan ungkapan bantu kali cempe angi (saling membantu sesama). Setelah satu pekerjaan di ladang selesai, mereka berpindah ke ladang orang lain yang sebelumnya ikut terlibat. Namun, seiring perkembangan zaman dan perubahan persepsi masyarakat, sistem ini mengalami transformasi. Upah tenaga yang dahulu berbasis solidaritas kini bergeser menjadi upah berbasis uang.

Lebih lanjut, La Ndolo menjelaskan bahwa masyarakat Bima sangat mengedepankan nilai kemanusiaan. Tradisi berbagi seperti wara si uta mbeca ma ncewi na bage di iwa ra weki na (jika ada kelebihan sayur, maka dibagikan kepada saudara dan tetangga), atau kebiasaan mengantar lauk-pauk seperti daging ayam, daging rusa, atau daging sapi kepada tetangga, merupakan bentuk nyata solidaritas sosial. Budaya ini perlahan terkikis oleh arus zaman, meskipun sebagian masyarakat Bima masih berupaya mempertahankannya.

Penulis menambahkan bahwa perkembangan dunia digital dan tren media sosial, termasuk fenomena FB-Pro, telah membawa sebagian masyarakat Bima pada perilaku yang cenderung amoral. Informasi hoaks menjadi konsumsi sehari-hari, fitnah antarsesama marak di berbagai akun media sosial, ujaran kebencian dan kata-kata kasar menjadi tontonan yang lumrah, bahkan telah dikonsumsi oleh anak-anak. Kondisi ini menunjukkan adanya degradasi nilai dalam ruang sosial digital.

Maka, refleksi terhadap masa lalu menjadi penting, sebab masa lalu adalah cermin untuk menata masa depan yang lebih baik. Tidak semua tren zaman membawa dampak positif. Oleh karena itu, sikap selektif dalam menyerap perubahan menjadi keharusan, mengambil nilai-nilai yang baik dan meninggalkan yang merusak. Hidup bukan semata tentang "apa kata orang", melainkan tentang "apa kata hati" yang berlandaskan nilai, etika, dan kebudayaan.(Sekjend MDG)

Serma Rizaludin Pimpin Kegiatan Patroli Skala Besar, Ajak Warga Sama-sama Menciptakan Keamanan


Kota Bima. Media Dinamika Global.id. Anggota Koramil 1608-01/Rasanae melaksanakan kegiatan Patroli Batas Kota dan Siskamling di wilayah teritorial yang di pimpin oleh Serma Rizaludin Babinsa Kelurahan Penaraga yang bertempat di batas Kota Kecamatan Rasbar sampai dengan Kelurahan Penaraga Kecamatan Raba Kota Bima. Sabtu, (27/12/25).

Adapun personil yang terlibat siskamling sebagai berikut, Anggota Koramil 1608-01/Rasanae 6 orang, Ketua RT. 10 RW. 04 Kelurahan Penaraga, Ketua Pemuda, Anggota PPM Pemuda Panca Marga 2 Orang.

Sasaran Siskamling kali ini adalah, di sekitar jalan baru Pasar Amahami dan Taman Amahami, serta Lapangan Rabu, dengan rangkaian jadwal kegiatan sebagai berikut, Pukul 20.30 Wita Personil melaksanakan apel pengecekan di Koramil 1608-01/Rasanae

Setelah melaksanakan Apel Pengecekan, sekitar Pukul 21.15 Wita, personil siskamling tiba di Kecamatan Rasanae Barat dan Kecamatan Raba, di titik rawan tempat berkumpulnya anak-anak muda, dan di pos Jaga RT. 10 RW. 04 Kelurahan Penaraga langsung memberikan himbauan pada warga.

Dalam himbauannya dijelaskan bahwa, pada malam hari ini kita Babinsa dan RT, beserta Pemuda Pancasila Marga melaksanakan Patroli Siskamling dalam rangka sama-sama menciptakan keamanan, ujarnya.


Lanjutnya, maka dalam hal ini kami sangat berharap agar setiap warga bisa menghindari hal-hal yang menimbulkan dampak yang tidak baik khususnya di lingkungan Kelurahan Penaraga, dan yang lebih penting lagi adalah jangan menkomsumsi minuman keras dan Narkotika.

Selain itu juga, apabila terjadi permasalahan agar dilaporkan ke Babinsa dan Ketua RT sehingga permasalahan dapat di selesaikan dan selalu menjaga Kamtibmas yang Kondusif tentunya.

Setelah melaksanakan seluruh rangkaian kegiatan sekitar Pukul 21.35 Wita, Patroli Siskamling selesai dan dilaksanakan dalam keadaan aman tertib dan lancar. (Koramil-01/Tim MDG)