Media Dinamika Global: Media Dinamika Global.Id
Tampilkan postingan dengan label Media Dinamika Global.Id. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Media Dinamika Global.Id. Tampilkan semua postingan

Rabu, 08 Oktober 2025

NTB Siap Kibarkan Fast Respon Indonesia Center dan Bermitra Baik dengan Polda dan Polres

H. Syukron Selaku Ketua DPW Fast Respon Indonesia Center NTB, (Ist/Surya).

Mataram, Media Dinamika Global.Id || Tinggal Hitungan hari, Fast Respon Indonesia Center akan segera lantik sejumlah Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) provinsi di seluruh Indonesia. Pelantikan merupakan langkah penting dalam memperkuat struktur organisasi dan meningkatkan sinergi antara pusat dan daerah.

Pelantikan ini bertujuan untuk menunjuk pemimpin yang berkomitmen dalam menggerakkan misi Fast Respon Indonesia Center, yaitu merespon memberikan bantuan cepat dan tanggap dalam situasi darurat. Para Ketua DPW yang baru dilantik diharapkan dapat membawa semangat inovasi dan kolaborasi, serta memperluas jangkauan program-program yang bermanfaat bagi masyarakat dan program-program Kepolisian Republik Indonesia.

H. Syukron selaku Ketua DPW Fast Respon Indonesia Center NTB menyampaikan komitmennya untuk memperluas jangkauan organisasi di seluruh kota dan kabupaten di Nusa Tenggara Barat (NTB). Dalam upaya ini, Sukron menekankan pentingnya kehadiran Fast Respon Indonesia center sebagai garda terdepan dalam memberikan bantuan cepat dan tanggap terhadap kebutuhan masyarakat dan membantu program-program Kapolri dan Polda NTB hingga ke Polres se-NTB.

Dengan semangat kebersamaan dan kolaborasi, Fast Respon Indonesia Center berencana untuk mengimplementasikan berbagai program dan kegiatan yang akan membantu memperkuat jaringan respon cepat di setiap daerah dan bermitra dengan Polda NTB dan jajaran. Komitmen ini bertujuan untuk memastikan bahwa setiap warga NTB mendapatkan akses yang lebih baik terhadap bantuan saat dibutuhkan.

Melalui pengibaran bendera Fast Respon Indonesian Center di seluruh NTB, H. Syukron berharap dapat membangun kesadaran dan dukungan masyarakat terhadap inisiatif ini. “Kami siap bergerak, siap membantu, dan siap hadir di tengah-tengah masyarakat serta membangun kemitraan yang baik dengan Polda NTB dan jajaran,” ujar Sukron saat diwawancarai jumpa Pers di kedai kopi di Kota Mataram. Rabu, (8/10/25).

Dengan demikian, Fast Respon Indonesia Center akan terus berupaya untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitasnya dalam merespons berbagai situasi darurat dan membantu kepolisian Polda NTB serta memberikan dampak positif bagi kehidupan masyarakat di NTB.

"Intinya kami di NTB siap kibarkan Bendera Fast Respon Indonesia Center dan menciptakan peluang-peluang emas untuk generasi penerus di Wilayah NTB," pungkas Sukron, pria kelahiran Lombok ini.

Redaksi : Media Dinamika Global.

Jumat, 03 Oktober 2025

Dari Balapan hingga Kuliner Lokal, Mandalika Hidupkan Suasana MotoGP 2025


Mataram, Media Dinamika Global.Id || Gelaran MotoGP Mandalika 2025 tak hanya menghadirkan aksi balap kelas dunia di Pertamina Mandalika International Circuit, tetapi juga diramaikan dengan berbagai side event yang menyedot perhatian penonton.

Pada hari pertama, Jumat (3/10), pengunjung memadati area festival yang menampilkan beragam hiburan, mulai dari pertunjukan musik, tari tradisional, kuliner khas NTB, hingga pameran otomotif.

Di Mandalika Live Stage, pengunjung disambut penampilan musik lokal dan tarian tradisional NTB yang membawa suasana semakin semarak. Booth resmi merchandise MotoGP juga dipadati penonton yang berburu pernak-pernik bertema tim dan pebalap favorit mereka.

Tidak hanya itu, area fan zone menjadi magnet tersendiri karena menghadirkan sesi meet & greet bersama pebalap Moto2 dan Moto3. Para penggemar tampak antusias dapat bertemu langsung dengan idola mereka.

Sementara itu, di zona kuliner Mandalika, puluhan UMKM lokal menawarkan aneka sajian khas Lombok seperti ayam taliwang, sate rembiga, hingga plecing kangkung. Para penonton tampak menikmati makanan yang disajikan sambil beristirahat di sela-sela rangkaian acara.

Yunita, karyawan Nutsafir Chokies, mengaku penjualan produknya meningkat walaupun dihari pertama.

“Rame walaupun hari pertama, banyak yang beli mudahan lancar sampai hari terakhir dan mendapatkan omset yang signifikan,” ujarnya.

Hal senada disampaikan Abdul, yang menjaga Purnama Shop asal Praya, Lombok Tengah.

“Dari tahun ke tahun, acara makin meriah. Tahun ini lebih banyak pengunjung mancanegara dan tingkat pembelian juga lebih tinggi karena kami ikut di bawah binaan ITDC,” jelasnya.

Festival rakyat yang digelar di sekitar sirkuit ini diharapkan dapat terus menghidupkan ekonomi lokal sekaligus memperkaya pengalaman penonton MotoGP Mandalika 2025. (Surya Ghempar).

Ahmad Dzaki Akmal Yuda IMM UPN Jatim, Penanggung Jawab MASTA Saat Viral KrisMuha


Surabaya, Media Dinamika Global.Id ||  Ahmad Dzaki Akmal Yuda (Dzaki Akmal / Akmal) Ketua Umum Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur (UPN Veteran Jatim / UPN Jatim / UPNVJT) dkk sedang mempersiapkan Masa Ta'ruf (MASTA) IMM pada bulan November 2025 untuk mahasiswa UPN Jatim yang terkait dengan melibatkan sebanyak sekitar 40-an tim panitia yang sekaligus sebagai bentuk pembelajaran bersama. UPN Veteran Jatim merupakan salah satu Perguruan Tinggi Negeri (PTN) ternama.

MASTA atau Masa Ta'aruf merupakan salah satu program kerja dari organisasi IMM. MASTA memiliki tujuan untuk mengenalkan apa itu IMM kepada mahasiswa melalui pendekatan yang rileks namun persuasif, juga berbagai dinamika masyarakat diantaranya wawasan kebangsaan.

Ahmad Dzaki Akmal Yuda yang kalahiran Mojokerto 4 Juni 2004 sekaligus sebagai penanggung-jawab acara MASTA 2025 IMM UPNJT tersebut di tengah-tengah kian viralnya fenomen 'varian' baru KrisMuha alias Kristen Muhammadiyah yaitu banyaknya non-Muslim, terutama Kristen, yang menjadi simpatisan dan menggunakan layanan pendidikan Muhammadiyah. Meskipun Krismuha bukan berarti ada aliran teologis baru, melainkan fenomena sosiologis di mana orang Kristen menjalin hubungan erat dan simpati dengan Muhammadiyah, terutama berkat kualitas pendidikan yang ditawarkan. Istilah ini muncul karena banyaknya siswa, mahasiswa, bahkan dosen non-Muslim yang terdaftar di sekolah dan perguruan tinggi Muhammadiyah, seperti di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) dan lainnya.

KrisMuha sebagai varian baru, awal mencuat sekitar Mei tahun 2023 berdasarkan penelitian yang dilakukan Abdul Mu’ti yang saat ini menjabat Mendikdasmen (kelahiran Kudus Jawa Tengah 2 September 1968) dan Fajar Riza Ulhaq yang saat ini menjabat Wakil Mendikdasmen (kelahiran Sukabumi Jawa Barat 1 Februari 1979) yang kemudian disusun dalam buku utuh dengan judul Kristen Muhammadiyah: Mengelola Pluralitas Agama dalam Pendidikan.

Bahkan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) tertarik dengan buku ini, dan menggelar acara bedah buku ketika itu (Mei 2023) di Kantor Kemendikbudristek, Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta.

Yang terbaru beberapa waktu lalu hingga sangat viral sampai saat ini, diantaranya salah satu wisudawan S1 Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) Laura Amandasari pemeluk agama Kristen Protestan yang diberi beasiswa S2 oleh Rektor UMSU Prof Dr Agussani MAP dengan dukungan dari Menteri Pendidikan Dasar Dan Menengah (Mendikdasmen) Prof Dr Abdul Mu'ti M Ed yang juga Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah periode 2022 - 2027.

Ditengah persiapan MASTA 2025 IMM UPN Veteran Jatim, perspektif yang muncul dari peristiwa tersebut menurut Ahmad Dzaki Akmal Yuda (Dzaki Akmal / Akmal) diantaranya adalah mengenai wawasan kebangsaan dengan toleransi yang tinggi antar umat beragama dan saling memahami. Yang tersebut juga penting untuk peserta MASTA 2025.

Dikatakannya hal tersebut juga terjadi ketika terdapat fenomena NuMuha / NuHammadiyah maupun MuhaNu / MuhammadiNu. Ada figur atau tokoh NU yang Muhammadiyah maupun Muhammadiyah yang NU.

Misalnya Prof Dr Muhammad Sirajuddin Syamsuddin / Din Syamsuddin (kelahiran 31 Agustus 1958 di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat / NTB, red.).

Din Syamsuddin pernah menjadi Ketua Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Cabang Sumbawa (1970-1972). Kemudian ketika mondok di Pesantren Gontor lalu menjadi mahasiswa dan terlibat dalam kehidupan aktivis di IAIN Jakarta (kini UIN Jakarta), Din justru aktif di lingkungan Muhammadiyah hingga menjadi Ketua DPP Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM, 1985), Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah (1989-1993), hingga Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah (2005-2010 dan 2010-2015). Bahkan ketika menjabat Ketum PP Muhammadiyah itu, Din Syamsuddin tetap menjabat sebagai dewan penasehat salah satu organisasi dibawah naungan NU.

Ada pula Ustadz Adi Hidayat (UAD) yang lahir 11 September 1984 di Pandeglang Jawa Barat, yang ternyata masih famili dengan KH Bahauddin (Gus Baha) yang kini di PBNU. Lebih-lebih istrinya yaitu Shufairok yang berasal dari Lasem, Rembang (Jawa Tengah) yang memiliki hubungan kekerabatan dengan beberapa tokoh NU di daerah tersebut.

Kemudian dari hasil penelitian Prof. Abdul Munir Mulkhan (Guru Besar UIN Yogyakarta) menemukan banyak desa di Jawa Tengah yang masyarakatnya berpaham Muhammadinu. Muhammadinu adalah paham yang menyatukan Muhammadiyah dan NU. Mereka dengan mudah memadukan antara paham Muhammadiyah dan NU. Tanpa rikuh. Beberapa desa di Kabupaten Sleman, Gunung Kidul, Kulon Progo, dan Klaten, misalnya, warganya banyak yang mengikuti Muhammadinu.

Almarhum KH Hasyim Muzadi yang pernah menjadi Ketua Umum PBNU bahkan mengibaratkan NU dan Muhammadiyah adalah sepasang sandal yang harus bersatu.

Kiai Hasyim mengajak generasi muda untuk konsisten merawat keberagaman. Merawat keragaman Indonesia dengan saling menghormati di antara perbedaan yang ada. Diyakininya, Indonesia akan menjadi besar, menjadi kiblat peradaban dunia Islam karena toleransinya. Asal anak-anak mudanya semangat untuk mengembangkan ilmu dan berkiprah di masyarakat bawah dengan membawa pencerahan, bukan perpecahan.

Pandangan dan keyakinan Kiai Hasyim Muzadi kurang lebih sama dengan Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim MA (Kiai Asep) ketua Umum PP Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (PERGUNU), bersatu, berbeda-beda namun satu tujuan. Dan Islam harus kuat. Bahkan pondok dari Kiai Asep, Ponpes Amanatul Ummah kini sedang menuju sebagai salah satu kiblat Islam internasional.

Dalam politik, para putranya ada yang di Partai Gerindra, di PAN dan di Partai Nasdem. Berbeda-beda namun satu tujuan ikhtiar untuk bangsa dan negara, dimana Kyai Asep yang dermawan juga banyak membantu berbagai pihak untuk turut mewujudkan Cita-Cita Proklamasi 17 Agustus 1945. Hingga salah satunya, Kyai kelahiran 16 Juli 1955 itu mendapatkan penghargaan salah satu Bintang Mahaputra dari Presiden Prabowo Subianto Djojohadikusumo (kelahiran 17 Oktober 1951, red.).

Dari berbagai hal tersebut menurut Ahmad Dzaki Akmal Yuda ketum IMM UPN Veteran Jatim itu bisa menjadi pembelajaran betapa pentingnya kebersamaan sebagai bangsa. Bahkan kini juga sudah ada graha bersama, Graha Muhammadiyah - NU.

"Dalam Masta IMM kita bicarakan diantaranya tentang ukhuwah, ukhuwah Islamiah, juga ukhuwah sesama manusia, tentang ukhuwah sebagai bangsa, wawasan kebangsaan dan lain-lain," ungkap Ahmad Dzaki Akmal Yuda yang kelahiran 4 Juni 2004 yang pernah menjadi pemain sepakbola Liga 1 Persebaya Elite Pro Academy (EPA) U16 bersama Marselino Ferdinan (lahir 9 September 2004, red.) namun saat U18 itu cedera. Dimana dalam keluarga besarnya juga ada yang Muhammadiyah, NU, Nasionalis dan lainnya. Pendapat Anda? Sms atau WA kesini= 081216271926 / 081215754186 (Surya Gempar).

12 Pembalap Meriahkan Parade MotoGP 2025


Mataram, Media Dinamika Global.Id || Sebagai pembuka rangkaian Indonesia GrandPrix MotoGP 2025,  sebanyak dua belas pembalap MotoGP diantaranya pembalap Indonesia, menyapa masyarakat dan penggemarnya di Nusa Tenggara Barat, Rabu (01/10). 

Salah seorang pembalap asal Italia, Pecco Bagnaia merasakan antusiasme dan "kegilaan" masyarakat menyambut hadirnya event olahraga internasional ini pada 3-5 Oktober besok yang diawali parade dan bertemu penggemar serta masyarakat. 

"Ini adalah dunia dan masyarakat yang luarbiasa hangat dan antusias", ucapnya di panggung Riders Parade di Teras Udayana.

Parade ini melibatkan belasan motor dari komunitas otomotif dan menempuh rute dari Taman Sangkareang di Jalan Pejanggik dan berakhir di Teras Udayana di Jalan Udayana, Kota Mataram.

Gubernur Nusa Tenggara Barat Muhamad Iqbal dan Wakil Gubernur Dinda Damayanti, Sekda dan para kepala OPD serta Forkopimda dan pejabat Pemkot Mataram serta petinggi Dorna Sport membersamai para pembalap mengungkapkan keseruan hadir lagi di NTB dan menerima kegembiraan dari anak anak sekolah dengan bendera merah putih, pegiat komunitas dan masyarakat umum. 

Gubernur dan Wagub juga naik panggung menyapa masyarakat sambil membagikan merchandise berupa topi dan tshirt bahkan merelakan topi yang dipakainya saat diminta  oleh warga yang tak kebagian oleh oleh dari  panitia MotoGP. 

“Ini hanya ada di Indonesia, secara konsep MotoGP disini berbeda dengan negara lain,” kata Chairman MotoGP Mandalika 2025 yang juga Direktur Operasional ITDC, Troy Warokka.

Daftar pembalap yang hadir yakni Francesco Bagnaia, Fabio Quartararo, Marco Bezzecchi, Luca Marini, Maverick Viñales, Brad Binder, Miguel Oliveira, Raul Fernandez, Franco Morbidelli, Fabio Di Giannantonio sampai Somkiat Chantra dan Mario Aji.

Pihak MGPA sendiri menegaskan perbedaan   rangkaian gelaran MotoGP 2025 dengan ditambahkannya agenda Riders Goes to School yang akan mengunjungi beberapa sekolah di Lombok Tengah sebagai ajang berbagi motivasi, ilmu hingga keamanan berkendara dan lain lain. Adapula Student Goes to Paddock bagi 200 siswa untuk mengunjungi langsung garasi para pembalap dan 1000 siswa yang diundang menyaksikan langsung balapan dalam agenda Student Goes to Crcuit. 

Selain hiburan, panggung Parade Riders  Spirit di Teras Udayana juga memberikan kesempatan para pembalap yang ikut mengenalkan diri dan menyapa masyarakat yang disambut dengan keramahan. Tak lupa dengan pesan agar masyarakat tak melewatkan ajang balapan dengan menyiapkan tiket untuk menyaksikan langsung seri balap motor dunia itu di Sirkuit Mandalika. (Surya Ghempar).

Sabtu, 27 September 2025

PW Muhammadiyah NTB: Kader IMM Harus Intelektual, Religius, dan Humanis


Mataram, Media Dinamika Global.Id ||   Pengurus Wilayah Muhammadiyah Nusa Tenggara Barat (NTB) menegaskan pentingnya kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) untuk terus mengasah tiga kompetensi utama, yakni intelektualitas, religiusitas, dan sikap humanis. 

Pesan itu disampaikan Sekretaris Jenderal PW Muhammadiyah NTB, Prof. H. Subhan Acim, saat membuka Pelatihan Instruktur Madya Nasional (PIMNAS) IMM di Mataram, yang berlangsung 25–30 September 2025.

Prof. Subhan menjelaskan, pelatihan ini menjadi bagian penting dari pengkaderan IMM untuk mencetak instruktur yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga menjunjung tinggi nilai moral dan akhlakul karimah. 

Pentingnya peran kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) dalam mengedepankan intelektualitas, religiusitas, dan sikap humanis dalam setiap gerakan maupun penyampaian aspirasi.

Menurutnya, tiga kompetensi tersebut harus terus diasah agar mahasiswa Muhammadiyah mampu menghadirkan solusi yang sejalan dengan ajaran Islam sebagai rahmatan lil alamin.

“Meskipun ada aksi yang dilakukan, ekspresi itu harus tetap humanis. Artinya tidak lepas dari akhlakul karimah, amar ma’ruf nahi mungkar, dan nilai-nilai luhur Muhammadiyah,” tegas Prof. Subhan.

Ia menambahkan, IMM NTB harus tampil sebagai contoh gerakan mahasiswa yang tidak hanya kritis, tetapi juga menjaga moralitas dan menjunjung tinggi etika dalam menyampaikan pendapat.

Di sisi lain, Muhammadiyah NTB juga menyatakan dukungan penuh terhadap program pemerintah daerah, khususnya penyelenggaraan event internasional. Salah satunya adalah gelaran MotoGP Mandalika 2025 yang akan berlangsung Oktober mendatang di Sirkuit Internasional Mandalika.

“Sebagai bagian dari masyarakat NTB, kami mengajak seluruh warga Muhammadiyah untuk bersama-sama menyukseskan MotoGP Mandalika 2025. Ini adalah event besar yang membawa nama daerah sekaligus Indonesia di mata dunia,” ujar Prof. Subhan.

Dengan semangat kolaborasi tersebut, Muhammadiyah NTB berharap kader dan masyarakat luas dapat berkontribusi positif bagi daerah, baik dalam mendukung penyelenggaraan event internasional maupun dalam menjaga dinamika demokrasi melalui cara yang intelektual, religius, dan humanis. (*).

Jumat, 26 September 2025

H. Tasirin Berharap Presiden Prabowo Turun Langsung, Revolusi Tata Niaga Gula


Mojokerto, Media Dinamika Global.Id || Ada sejumlah hal vital yang riil dan bukan wacana, yang diperlukan petani tebu dari pemerintah. Sejumlah hal yang dari awal musim giling tebu (Mei 2025), hingga kini Jum'at 26 September 2025, tidak juga teratasi oleh pemerintah meskipun telah berulang kali rapat koordinasi (rakor) di tingkat provinsi, bahkan rakor di pusat dengan kementerian. 

Namun setelah rakor-rakor termasuk dengan menteri, hingga kini permasalahan inti belum terselesaikan terutama soal banyaknya gula milik petani tebu yang tidak bisa terjual. Padahal dari Peraturan Presiden (Perpres) 40 Tahun 2023 diantaranya ada target Swasembada Gula (gula konsumsi) Nasional harus tercapai pada tahun 2028, untuk gula rafinasi (untuk keperluan industri) tahun 2030. Sedangkan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman yang kelahiran Bone (Sulawesi Selatan) tanggal 27 April 1968 itu memajukan target menjadi tahun 2027 untuk gula konsumsi.

Saat ini belum swasembada gula saja, gula milik petani tebu tidak bisa terjual? Hingga jadi pertanyaan besar, apakah pemerintah serius untuk swasembada gula seperti swasembada beras yang sudah tercapai dalam waktu singkat dan dibanggakan oleh Presiden Prabowo Subianto Djojohadikusumo saat pidato di depan Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) beberapa hari lalu. Ataukah dalam soal gula ada indikasi mafia gula?

Di Jawa Timur yang merupakan pemasok gula nasional terbesar, dengan sekitar 49 persen gula berasal dari Jatim, permasalahan tersebut juga akut terjadi seperti pada level nasional. Bisa menjadi bom waktu. Apalagi beberapa kali ratusan ribu petani tebu akan turun ke Jakarta untuk demonstrasi meskipun beberapa kali pula tertunda karena menunggu situasi-kondisi lebih kondisi pasca demo besar-besaran beberapa waktu lalu yang hampir menjadi chaos total.

Apakah ada mafia gula seperti mafia pada Pertamina?

Masa' harus Presiden Prabowo yang harus turun tangan langsung lagi untuk mengatasi Tata Niaga Gula Nasional, seperti ketika ada kebijakan menteri yang menyangkut tambang dan elpiji yang menimbulkan kegaduhan nasional? Ataukah ada kesengajaan membuat kegaduhan agar timbul perspektif negatif terhadap Presiden Prabowo? Padahal dari awal dilantik pada 20 Oktober 2024 tahun lalu, Presiden Prabowo yang kelahiran tanggal 17 Oktober 1951 (akan HUT ke-74 pada 17 Oktober 2025, red.) itu telah menunjukkan banyak hal riil keberpihakan pada rakyat, lebih-lebih yang kecil-kecil.

Persoalan Tata Niaga Gula Nasional, persoalan gula milik petani tebu sulit terjual merupakan persoalan yang muncul tiap tahun sejak belasan tahun lalu. Namun pada tahun 2025 merupakan yang terparah. Padahal merupakan musim panen tebu yang pertama pada era Presiden Prabowo Subianto. Perlu Revolusi Tata Niaga Gula Nasional untuk sukseskan swasembada gula. Juga perlu perlindungan hukum yang lebih jelas dan lebih pasti untuk para petani tebu, terutama agar ada jaminan pasar, agar tidak terombang-ambing tiap tahun.

Diantara faktor penyebab tidak jelasnya Tata Niaga Gula yaitu banyaknya impor gula rafinasi (gula untuk industri), yang kemudian rembes atau dijual ke pasaran umum, ke pasaran gula konsumsi. Sesuatu yang harusnya mudah diatasi oleh pemerintah namun hingga kini belum teratasi. Apakah kalah dari mafia gula? Jika ada mafia gula, Kejaksaan Agung (Kejagung) perlu tuntaskan. Jangan berhenti pada kasus Tom Lembong yang kemudian diberi Abolisi oleh Presiden Prabowo.

Kurang lebih hal tersebut diungkapkan H. Tasirin SH MH (Abah Tasirin) Forum Petani Tebu, yang membawahi sejumlah wilayah di Jawa Timur termasuk Kota Mojokerto, Kab. Mojokerto, Kab. Jombang, Kab. Gresik dan Kab. Lamongan.

"Intinya, pemerintah dengan kementerian serta instansi terkait sedang diuji, apakah berpihak pada rakyat ataukah tidak? Dan harus segera membuat langkah riil agar gula milik seluruh petani tebu bisa terjual, agar petani bisa segera budidaya tebu lagi untuk mendukung tercapainya swasembada gula. Jika gula tidak segera terjual, maka petani tebu tak akan punya modal lagi untuk budidaya tebu," tandas Tasirin yang juga pengawas DPD Asosiasi Petani Tebu Rakyat (APTRI) Jawa Timur, yang dikenal peduli pada persoalan riil masyarakat.

Dikatakannya, itu baru dari satu persoalan yang merugikan petani tebu, pada tahun pertama Prabowo Subianto menjabat Presiden RI.

Persoalan lain yang juga vital dan konyol serta sangat merugikan petani tebu bahkan membahayakan untuk Pabrik Gula (PG) yang mayoritas miliki BUMN (pemerintah) ialah adanya Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 16 Tahun 2025 yang dikeluarkan Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso pada 30 Juni 2025.

Yang dirasa aneh dan juga konyol, Mendag kelahiran Sukoharjo, Jawa Tengah (9 Februari 1968, red.) itu mengeluarkan Permendag tersebut tanggal 30 Juni 2025, padahal pada bulan Mei merupakan awal musim panen tebu hingga bulan Oktober. Ada apa?.

Budi Santoso yang karir awal hingga puncaknya pada jalur birokrasi, pada saat berhenti tahun 2024 bergabung denga partai PAN pimpinan Zulkifli Hasan (Zulhas). Zulhas yang kelahiran Lampung Selatan 31 Agustus 1962 itu pada saat ini menjabat Menko Pangan, dimana sebelumnya adalah Menteri Perdagangan pada era Presiden Jokowi.

Isi Permendag 16 / 2025 yang merugikan petani tebu diantaranya Pasal (93) Huruf (c), pada bagian yang mengatur pencabutan persetujuan impor bahan bakar lain melalui sistem INATrade, yang membuka keran impor etanol secara lebih lebar. Adanya impor etanol tanpa kuota, tanpa perlu persetujuan impor, dan tanpa rekomendasi Kementerian Perindustrian.

Dengan impor etanol tanpa kuota, tanpa persetujuan impor, dan bebas bea masuk, menyebabkan tetes tebu / molase lokal tidak terserap dan harganya anjlok. Penghasilan petani tebu pun berkurang. Apalagi molase tidak bisa disimpan untuk jangka waktu yang agak lama sekalipun. Jika rusak, tidak ada harganya lagi.

Hingga terjadi penumpukan stok molase yang dapat mengancam pabrik gula berhenti giling. Proses tebu diproduksi menjadi gula pun bisa terancam, pada gilirannya tebu hasil produksi petani tidak bisa digiling yang sangat merugikan petani, yang juga akan menghambat pencapaian Swasembada Gula.

Untuk itu, dengan carut - marutnya hal tersebut, H. Tasirin SH MH berharap Presiden Prabowo Subianto Djojohadikusumo agar segera turun langsung untuk memperbaikinya. Termasuk Tata Niaga Gula Nasional, Revolusi Tata Niaga Gula, termasuk membatalkan Permendag 16 / 2025. "Kita berharap, sepulang Presiden Prabowo dari Sidang Umum PBB, agar segera memperbaiki Tata Niaga Gula, Revolusi Tata Niaga Gula. Agar petani bisa budidaya tebu dengan tenang, dan ada perlindungan hukum yang lebih pasti. Karena jika tidak, bisa terjadi kegagalan Swasembada Gula," tandas Tasirin. Pendapat Anda? Sms atau WA kesini= 081216271926 / 081215754186 (*).

Minggu, 21 September 2025

Kualisi Rakyat NTB Demo Polda NTB Tuntut Sejumlah Persoalan di NTB


Mataram, Media Dinamika Global.Id || Koalisi Rakyat NTB Aksi Damai dan Mimbar Keadilan di Mapolda NTB, Tuntut Polisi Ungkap Fakta Utuh Mataram (Koalisi Rakyat NTB untuk Demokrasi menggelar demontrasi bertajuk “Aksi Damai dan Mimbar Keadilan” di Markas Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Barat (Mapolda NTB) pada Sabtu (20/09/25).

Koalisi Rakyat NTB yang hadir merupakam elemen dari unsur mahasiswa, LSM, dan masyarakat umum. Aksi berlangsung dari pukul 09.30 hingga 12.00 WITA, yang terdiri dari orasi, penyampaian tuntutan dan tanggapan perwakilan Polda NTB.

Koordinator Umum aksi damai ini adalah Supriadin (Tim LPW NTB) serta Bintang dan Galang (unsur organisasi mahasiswa) sebagai Koordinator Lapangan. Hadir pula dalam aksi tersebut, Taufan (Direktur LPW NTB) yang menyamapaikan orasi ilmiah bertajuk “Mimbar Keadilan”.

Koalisi menyoroti pembakaran Kantor DPRD Provinsi NTB pada aksi 30 Agustus 2025, dan penetapan tersangka masa aksi oleh Polresta Mataram maupun Polda NTB.

Taufan, dalam wawancara pasca aksi dengan media ini mengatakan Koalisi menuntut pihak Kepolisian untuk menyampaikan kejelasan fakta pembakaran Kantor DPRD Provinsi NTB. Di samping itu, juga menekankan pada fakta berimbang.

"Jika polisi benar-benar mau menegakan hukum, maka polisi terlebih dahulu perlu mengungkap kepada publik fakta yang terjadi, bukan hanya menonjolkan narasi pengrusakan dan penjarahan, yang itu juga belum disampaikan secara memadai kepada publik,” ungkap Taufan.

Taufan dan Koalisi berharap, jangan sampai upaya Kepolisian justru memberikan kesan bahwa semua masa aksi berperilaku demikian. 

“Kami meyakini, Sebagian besar demonstran adalah manusia yang beradab. Jadi hentikan menyudutkan demonstran. Tegakan hukum, seadil-adilnya, sampaikan kepada publik secara utuh, jika memang ada penjahat sampaikan fakta dengan terang benderang, polisi menetapkan tersangka hanya dari video rekaman pendek, ada banyak rangkaian perbuatan yang harus dipertimbangkan sebagai satu kesatuan unsur pasal”, katanya.

Koalisi juga menuntut kejelasan status tersangka yang sudah ditetapkan, seperti peran maupun pasal yang dilanggar. Koalisi menilai, penetapan tersangka adalah hal yang tidak perlu, masih ada mekanisme penyelesaian lain yang lebih pantas, karena demostran bukan penjahat.

“Yang harus ditangkap adalah penyusup, provokator dan masyarakat umum yang memanfaatkan situasi. Demonstran bukan penjahat, mereka berjuang untuk Konstitusi, demi tegaknya hukum dinegeri ini”, ungkap Taufan.

Untuk itulah, Koalisi menuntut pembebasan masa aksi. Bintang sebagai Kordinator Lapangan, menyampaikan dalam narasi orasi yang diterima media ini, bahwa peristiwa pembakaran Kantor DPRD NTB merupakan kejadian serius yang harus diusut tuntas dan menekankan agar kepolisian bersikap profesional, independen, dan tidak tebang pilih dalam proses hukum serta mengusut tuntas dan terbuka siapa dalang-dalang dalam pembakaran tersebut. serta menuntut pembebasan masa aksi.

“Peristiwa pembakaran Kantor DPRD NTB bukan dilakukan oleh masa aksi melainkan ada oknum lain yang melakukan hal tersebut mengingat fakta dilapangan bahwa gedung DPRD sudah terbakar terlebih dahulu sebelum masa aksi datang”, urainya.

Menurutnya, hal ini adalah kejadian serius yang melukai hati dan mencederai demokrasi Rakyat. Maka, aparat kepolisian perlu mengusut kasus ini sampai tuntas.

Aspirasi disampaikan secara bergantian oleh sejumlah orator yang mewakili Koalisi Rakyat NTB. Galang (Perwakilan Mahasiwa), menegaskan bahwa selain tuntutan utama terkait kasus pembakaran kantor DPRD, pembebasan masa aksi.

Koalisi Rakyat NTB juga menyoroti beberapa isu penting lain. Di antaranya adalah peningkatan transparansi kinerja Kepolisian, Pergantian Kapolri dan Reformasi Polri Serta pembentukan tim indepen dalam mengusut tuntas dalam aksi demontrasi Agustus 2025. Banyak kejanggalan fakta pembakaran kantor DPRD Provinsi NTB, termasuk pengrusakan maupun penjarahan.

Hal ini juga dipertegas oleh Yunita (Tim LPW NTB) bahwa pembentukan TGPF (Tim Gabungan Pencari Fakta) di tingkat Daerah oleh Gubernur NTB sebagai bentuk keseriusan dalam mengusut tuntas demo Agustus 2025. 

“Kita menuntut pembentukan Tim Gabungan Pencari Fakta untuk mengungkap aksi demo pada Agustus 2025”, tegasnya.

Sementara itu, Taufan (Direktur LPW NTB) juga menyampaikan orasi akademis bahwa perlunya reformasi kelembagaan yang serius di tubuh kepolisian. Reformasi ini mencakup perbaikan sistem dari internal Kepolisian, peningkatan kualitas dalam menjawab berbagai permasalahan seperti usut tuntas kasus-kasus yang belum terselesaikan diantaranya kasus kematian Brigadir Nurhadi, Kematian Muardin (Kasus Pilkades Ricuh), serta penguatan mekanisme pengawasan internal maupun eksternal lebih baik lagi untuk memberikan pelayanan terhadap masyarakat.

“Perlu tegas dalam usut tuntas kasus dibalik pembakaran kantor DPRD Provinsi, agar fakta terang benderang, tidak ada anggapan, desas-desus yang mengaburkan kebenaran yang terjadi. Kepolisian harus transparan, berimbang dan tidak menyudutkan demonstran. Mereka berjuang untuk kemajuan bangsa ini.” Tegasnya.

Sebagai penutup, Supriadin sebagai Koordinator Umum pada aksi Koalisi Rakyat NTB Jilid 1 ini juga menggarisbawahi pentingnya penegakan hukum yang setara tanpa diskriminasi. Aspirasi ini disampaikan sebagai bentuk kepedulian terhadap arah demokrasi dan pembangunan di NTB agar lebih adil dan berpihak kepada rakyat.

Dalam uraian penutup orasinya, Supriadian menyampaikan, menuntut: 

1) Pihak Kepolisian merilis tentang cacatan aksi demontrasi dan pembakaran kantor DPRD Provinsi secara berimbang dan menghentikan narasi yang menonjolkan penjarahan dan pengrusakan; 

2) Mendesak Gubernur membentuk tim independen gabungan pencari fakta dalam aksi demontrasi NTB;

3) Usut tuntas penyebab kebakaran kantor DPRD Provinsi NTB;

4) Evaluasi gaji/tunjangan DPRD Provinsi hingga kabupaten; 

5) Menyelesaikan kasus mandek di wilayah hukum Polda NTB, antaranya kematian Muardian Pilkades Ricuh di Bima dan kematian Brigadir Nurhadi; 

6) Mengedepankan penyelesaian yang menekankan pada pemulihan keadaan dengan pembebasan masa aksi yang dijadikan tersangka dalam "Aksi Agustus”; 

7) Reformasi Kelembagaan: Legislatif, Sistem Pemilu & Kepartaian, Ganti Kapolri dan Reformasi POLRI. (*).

Pemuda Muhammadiyah NTB Ajak Pemuda Dukung Kamtibmas MotoGP Mandalika


Mataram, Media Dinamika Global.Id || Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Nusa Tenggara Barat (PWPM NTB) menyatakan dukungan terhadap pelaksanaan ajang balap internasional MotoGP Mandalika 2025.

"Kami mendukung pelaksanaan MotoGP," ujar Ketua Pemuda Muhammadiyah NTB, Ilham, melalui saluran ponsel pada Minggu 21 September 2025.

Menurut Ilham, kehadiran MotoGP di Mandalika merupakan peluang strategis yang harus dimanfaatkan dengan baik untuk mendorong NTB tampil di panggung internasional, mempercepat pembangunan infrastruktur, serta membuka lapangan kerja dan peluang usaha bagi generasi muda maupun pelaku UMKM lokal.

Ia menyebutkan, ada tiga alasan utama Pemuda Muhammadiyah NTB mendukung event MotoGP Mandalika. Pertama, adanya dampak ekonomi nyata yang bisa dirasakan masyarakat. Kedua, event ini menjadi sarana promosi pariwisata jangka panjang bagi NTB.

"Ketiga pembangunan infrastruktur. Investasi pada akses jalan, bandara, fasilitas publik, dan layanan pariwisata memberi manfaat yang meluas bila dikelola dengan baik." tuturnya. 

Namun, ia menegaskan dukungan tersebut disertai dengan catatan. PWPM NTB berharap MotoGP Mandalika tidak hanya memberikan keuntungan bagi sektor pariwisata dan ekonomi, tetapi juga menghadirkan manfaat yang adil bagi masyarakat lokal, tanpa mengabaikan aspek sosial maupun lingkungan.

"Sebagai Ketua Pemuda Muhammadiyah NTB tanggapan kami bersifat positif dengan catatan." Tegasnya.

Ilham juga menegaskan bahwa event MotoGP yang diselenggarakan di Sirkuit Internasional Mandalika Kabupaten Lombok Tengah bukan hanya milik pemerintah atau investor, melainkan momentum bersama. Karena itu, Pemuda Muhammadiyah NTB mengajak:

1. Pemuda lintas organisasi bergandengan tangan menjaga stabilitas daerah.

2. Masyarakat lokal dilibatkan dalam menyambut tamu dan mempromosikan budaya Sasak dengan penuh kebanggaan.

3. Sinergi pemuda–aparat–pemerintah daerah untuk menjaga keamanan, kebersihan, dan kenyamanan wisatawan.

4. Gerakan kreatif pemuda melalui UMKM, seni, dan layanan pariwisata agar event ini benar-benar menjadi panggung produktivitas pemuda NTB.

"Dengan semangat kebersamaan ini, MotoGP Mandalika tidak hanya menjadi tontonan dunia, tetapi juga bukti bahwa pemuda NTB mampu menjadi garda depan penjaga kedamaian dan penggerak kemajuan daerah." Pungkasnya. (*).

Sesuaikan Kondisi, Aksi Pejuang Aliansi PPS KS Ditunda Dulu

Korlap Aksi Aliansi PPS Kab. Sumbawa Jahuddin Denis, (Ist/Surya).

Kabupaten Sumbawa, Media Dinamika Global.Id || Terkait dengan aksi unjuk rasa Pejuang Aliansi Pemekaran Pulau Sumbawa kabupaten Sumbawa (PPS KS) pada tanggal, Senin, 22 September 2025 bertempat di Simpang Boak Kabupaten Sumbawa.

Dalam upaya memperjuangkan aspirasi masyarakat untuk pemekaran Pulau Sumbawa, Pejuang Aliansi Pemekaran Pulau Sumbawa (PPS) telah merencanakan aksi besar. Namun, dengan pertimbangan matang, mereka memutuskan untuk "Menunda aksi unjuk rasa" yang telah direncanakan.

Korlap Aksi Aliansi PPS Kab. Sumbawa Jahuddin Denis mengatakan, keputusan ini diambil setelah melihat kondisi terkini, baik dari segi sosial maupun politik. Aliansi merasa penting untuk menjaga stabilitas dan mencegah potensi konflik yang dapat merugikan masyarakat. Penundaan ini juga memberikan kesempatan untuk melakukan dialog lebih lanjut dengan pihak-pihak terkait.

"Aliansi PPS berkomitmen untuk tetap transparan dengan masyarakat," ucapnya. Minggu, (21/09/25).

Dalam waktu dekat, lanjutnya, akan mengadakan pertemuan dan mendengarkan pendapat serta aspirasi masyarakat. "Dengan cara ini, kami berharap masyarakat tetap terlibat dan merasa memiliki bagian dalam perjuangan ini," tuturnya.

Rencana Ke Depan, Korlap aksi menjelaskan, meskipun aksi ditunda, semangat untuk memperjuangkan pemekaran Pulau Sumbawa tidak akan pudar. Aliansi akan fokus pada penguatan jaringan, edukasi masyarakat, dan penggalangan dukungan yang lebih luas.

"Kami bertekad untuk mempersiapkan aksi yang lebih terencana dan efektif di masa depan dengan tetap mengedepankan Keamanan dan Ketertiban masyarakat," jelasnya.

"Aksi unras boleh dan dilindungi Undang-Undang tetapi komitmen untuk menjaga Keamanan harus terus kita gaungkan demi kenyamanan masyarakat," terangnya.

Dengan penundaan ini, Jahuddin berharap, masyarakat tetap bersatu dan terus mendukung upaya pemekaran demi kesejahteraan Pulau Sumbawa. Aliansi PPS percaya bahwa setiap langkah yang diambil dengan hati-hati akan membawa dampak positif bagi masyarakat dan memperkuat perjuangan mereka ke depan. 

"Semoga penundaan ini menjadi momen untuk refleksi dan penguatan, sehingga ketika aksi dilanjutkan, itu akan menjadi langkah yang lebih kuat," pungkasnya. (*).