Dinas sosial kota bima ikuti rakor Taruna Siaga Bencana (Tagana) di provinsi NTB menggelar rapat koordinasi rencana kegiatan tahun 2025/2026, di ruang pertemuan Dinsos Mataram NTB, dan PMD setempat, Kamis (13/11).
Koordinator Tagana provinsi NTB, Dra. Nunung Triningsi M.M. mengatakan, rakor tersebut membahas 3 isu penting serta persiapan mengikuti Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN) di kabupaten/ kota Bima.
"Untuk program ke depan Tagana 2025/2026, Tagana menggagas isu tentang potensi sumber mata air," ungkapnya.
Selain itu, timpal Dra. Nunung Triningsi MM , juga persiapan menghadapi musim hujan yang akan datang dan terkait banjir bagaimana menyelamatkan sumber mata air tersebut.
"Asesmen kita di mana sumber mata air dan mengalir ke mana saja serta debit air berkurang atau bertambah itu karena apa," beber Nunung Triningsih.
Harapannya, seluruh Kabupaten/kota se provinsi NTB, setiap kecamatan dan desa yang memiliki sumber mata air itu dapat diketahui, ada datanya secara konkret.
"Langkah kita, Tagana membuat investasi berupa pembibitan tanaman yang bisa menjadi penopang sumber mata air," timpal dia.
Ia mencontohkan, tanaman itu berupa jambu biji, pohon panggang, dan beringin. Sumber mata air itu mengalir ke mana saja, Tagana memiliki datanya, termasuk yang dimanfaatkan untuk Hippa atau Hippam.
"Dari situ manfaatnya kita tahu jika terjadi sebuah bencana, wilayah mana saja yang tergenang, potensi dampak apa saja kita antisipasi," urainya.
"Hasil analisis dan asesmen 4 tahun terakhir ini akan kita bukukan, kita buat peta rawan bencana beserta datanya akan kita sodorkan kepada pembina kita Kepala Dinsos kabupaten/kota se provinsi NTB serta PMD," kata Nunung Triningsi.
Hal itu, menurutnya, guna menentukan langkah-langkah kebijakan Pemkab Bima/Pemkot Bima agar lebih mudah dalam penanganan dan menanggulanginya guna mengurangi dampak atau risiko jika terjadi bencana.
Terkait wilayah yang rawan banjir, ia menyebut hampir semua wilayah di Kabupaten/kota se provinsi NTB rawan banjir. Namun, banjir itu beda-beda, ada yang luapan, tanggul jebol, atau banjir bandang.
"Untuk tahun ini sepertinya agak teratasi, sebab sudah ada perbaikan drainase, pelebaran gorong-gorong dan sebagainya. Semoga itu dapat mengatasi jika sudah datang musim penghujan," harap Nunung Triningsih.
Bukan hanya itu, adanya waduk juga akan menjadi solusi jika terjadi hujan. Sebab akan menampung air hujan dan dapat dimanfaatkan ke depannya untuk pertanian atau lainnya.
"Dengan rencana program ini, semoga dapat mengurangi kekurangan air dengan investasi sumber mata air saat kekeringan dan dapat mengurangi dampak atau kerugian saat terjadi bencana banjir," pungkasnya.(Sekjend MDG)
