![]() |
Foto : Kompas NTB Saat Aksi di Depan PT. Pertamina |
Mataram, Media Dinamika Global.Id - Kompas NTB seruduk kantor PT. Pertaminan (Persero) Patra Niaga Wilayah NTB yang bertempat di Pagutan Barat, Kota Mataram terkait dengan adanya dugaan penimbunan, pungli bahan bakar bersubsidi, dan premanisme yang dilakukan oleh SPBU di Lombok Tengah. Senin (05/05/25).
Masa aksi unjuk rasa melakukan orasi bergiliran menuntut pihak PT. Pertamina agar bertindak tegas atas tindakan-tindakan para oknum SPBU yang ada di wilayah Lombok Tengah.
Koordinator Umum (Kordum) aksi, Sadam Husein, menyampaikan bahwa pihaknya menemukan indikasi kuat adanya praktik penimbunan solar di SPBU yang berada tepat di depan Bandara Internasional Lombok (BIL), Desa Tanak Awu, Kecamatan Pujut.
“Kami mengantongi bukti video yang memperlihatkan sebuah mobil boks hitam menurunkan puluhan cerigen berisi solar di pinggir jalan,” ujar Sadam.
Lanjutnya, bahan bakar tersebut disalurkan secara ilegal diberbagai pabrik, kawasan industri, dan sejumlah perusahaan pertambangan galian C di daerah tersebut.
"Tak hanya itu, praktik pungutan liar (Pungli) terjadi yang dilakukan oleh oknum karyawan di dua SPBU milik Pertamina masing-masing di Desa Tanak Awu, Kecamatan Pujut, dan Desa Darek, Kecamatan Praya Barat Daya," tutur Sadam Husen pria kelahiran Lombok Tengah ini.
Kata dia, Konsumen yang membeli BBM menggunakan cerigen disebut dikenakan tarif tambahan antara Rp.5.000 hingga Rp15.000 per cerigen tanpa proses pemindaian barcode resmi.
"Disisi lain, dugaan pengoplosan bahan bakar Pertamax yang diklaim merugikan negara hingga Rp.193,7 triliun. Dugaan ini menyeret anak perusahaan Pertamina," terang Sadam sapaannya.
Lanjut Kordum, PT Pertamina Patra Niaga yang dinilai berkontribusi terhadap keraguan masyarakat akan kualitas bahan bakar yang mereka konsumsi. "Kami menuntut agar distribusi BBM dihentikan dulu sebelum adanya klarifikasi resmi dari pertamina pusat," tegas sadam.
![]() |
Foto : Korlap Aksi Segel |
Senadah, disampaikan juga oleh Koodinator Lapangan (Korlap) aksi, Segel menegaskan adanya intimidasi terhadap salah satu anggota tim investigasi Kompas NTB saat melakukan pengambilan gambar maupun video dan lain-lainya.
“Anggota kami dikepung dan dirampas ponselnya oleh sekelompok orang yang diduga kuat merupakan premanisme bayaran untuk melindungi aktivitas ilegal tersebut,” tegas Segel.
Segel mendesak Pimpinan Pertamina agar menemui masa aksi, jikalau tidak diindahkan maka jangan salah masa aksi ketika terjadi sesuatu.
“Pimpinan PT. Pertamina agar bertanggung jawab atas ulah oknum-oknum SPBU Se kabupaten Lembok Teangah,” desakanya.
Dalam aksi unjuk rasa tersebut akhirnya pihak PT. Pertaminan (Persero) Patra Niaga Wilayah NTB menemui masa aksi dan menyepakati pembentukan tim investigasi gabungan dengan Kompas NTB untuk turun langsung di seluruh SPBU Lombok Tengah
Dalam surat kesepakatan tersebut di ditandatangani langsung oleh Direktur PT Pertamina Patra Niaga Wilayah NTB. (Sura Ghempar).