Dompu NTB. Media Dinamika Global.Id.-Muna Pa’a merupakan produk wastra andalan Kabupaten Dompu selama beberapa tahun terakhir, dan penulis optimis bahwa Muna Pa’a akan terus berkembang kedepannya. Pemerintah pusatpun telah mengakuinya sebagai Warisan Budaya tak Benda (WBtB).
Optimisme penulis bukan tanpa alasan, sebab penulis telah melihat sinyal tersebut dari Pemerintahan Dompu yang baru saat ini.
Jika pimpinan daerah minimal mau mengenakan pakaian berbahan dasar Muna Pa’a, maka masa depan wastra asli Dompu ini akan cerah. Oleh karena itu, ketika penulis melihat foto Pak Bupati yang mengenakan jas berbahan dasar Muna Pa’a di media sosial, tampak gagah dan elegan. Saya yakin Bapak Bupati akan melanjutkan pengembangan Muna Pa’a ini sebagai bagian identitas daerah.
Masyarakat Dompu harus bangga terhadap Muna Pa’a. Karena produk wastra ini hanya milik Dompu dan tidak dimiliki daerah lain. Muna Pa’a melambangkan identitas daerah dan perjalanan sejarah serta budaya Dou Dompu.
Banyak tokoh yang telah memuji kualitas tenun Muna Pa’a dari Dompu. Sebut saja Mantan Gubernur NTB Zulkifliemansyah, beliau tampak sering mengenakan berbahan Muna Pa’a di berbagai acara resmi dalam kapasitasnya sebagai gubernur.
Demikian juga anggota DPR RI Johan Rosihan, beliau sangat pandai menghargai karya anak bangsa dengan mengenakan Muna Pa’a. Ada pula dan Mantan Ibu Negara Iriana Jokowi yang pernah memborong beberapa produk kain Muna Pa’a sewaktu berkunjung ke NTB.
Masyarakat Dompu harus menyadari bahwa Muna Pa’a adalah aset daerah dan harus menjadi kebanggaan bersama semua pihak. Banyak pihak dari luar daerah yang memuji kualitas tenunan Muna Pa’a dari Dompu, sudah tak terhitung pejabat luar daerah yang mengenakannya. Bahkan saya lihat di Kota Bima ada instansi pemerintah yang menjadikan Muna Pa’a sebagai seragamnya.
Jadi, akan sangat aneh apabila produk yang diakui secara nasional ini malah diabaikan di daerahnya sendiri. Oleh karenanya, kami optimis tenun Muna Pa’a ini terus berkembang. Kami berharap agar dilanjutkan pengembangannya. Orang luar saja mengapresiasi hasil budaya daerah Dompu, masa pemerintah dan rakyat Dompu sendiri tidak bisa?
Kepala daerah merupakan tokoh penting yang menjadi inspirasi semangat pengembangan wastra daerah, termasuk tenun Muna Pa’a. Oleh sebab itu sudah menjadi kewajaran apabila kepala daerah menjadi orang pertama yang memberikan contoh kepada masyarakat bagaimana menghargai nilai-nilai budaya daerah tersebut.
Banyak hal yang bisa dilakukan oleh kepala daerah untuk memajukan wastra daerah, khususnya Muna Pa’a. Misalnya Bapak Bupati bisa menjadikan Muna Pa’a sebagai simbolis dalam acara-acara seremonial daerah atau dengan memberdayakan Dekranasda untuk mengembangkan tenun tersebut, penenun juga harus diperhatikan.
Yang menyedihkan bagi saya adalah ada indikasi bahwa di Dompu ini Muna Pa’a seolah dianggap identik dengan rezim tertentu atau tokoh politik tertentu. Ini tentu salah kaprah dan sesat pikir yang parah. Muna Pa’a adalah produk budaya, sehingga harus tetap dilihat dalam konteks dan dimensi budaya.
Mengaitkan Muna Pa’a sebagai produk politik rezim yang telah lalu adalah pandangan picik dan kurang wawasan. Muna Pa’a adalah milik kita bersama sebagai masyarakat Dompu, bukan milik person tokoh tertentu.
Pengembangan Muna Pa’a harus tetap dilanjutkan siapapun bupatinya. Kita harus terus mengawal hal ini, kalau bukan kita siapa lagi? (Sekjend MDG)