Pemuda Desa Asal Bima Jadi Wisudawan Terbaik Disalah Satu Universitas Di Jakarta


Bima, Media Dinamika Global Id ~ Caca Handika, kerap disapa Caca lahir di Bima-Nusa Tenggara Barat 7 Maret 1995. Buah kasih sayang dari pasangan Bapak Muhtar dan Ibu Asia, asal Desa Wora Kecamatan Wera Kabupaten Bima.

Caca, memulai memasuki jenjang pendidikan di bangku sekolah dasar. Madrasah Ibtidaiyah Wora pada tahun 2001 dan tamat pada tahun 2006. 

Pada tahun yang sama ia melanjutkan pendidikan di Madrasah Tsanawiyah Wora dan tamat pada tahun 2009. Caca Handika melanjutkan pendidikan Menengah atas di Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Bima dan tamat pada tahun 2012. 

Pada tahun 2012 terdaftar sebagai mahasiswa jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia di Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Yapis Dompu-Nusa Tenggara Barat. 

Atas kegigihan dan kerja kerasnya Ketua Umum HMI Cabang Dompu Periode 2019-2020 ini dapat mengakhiri studi Strata satunya pada tahun 2019. 

Kemudian 2 tahun setelahnya, seorang anak dari petani dan IRT ini bertekad melanjutkan studi pendidikan pada program Pascasarjana di Universitas Indraprasta (Unindra) PGRI di daerah Jagakarsa dengan modal Ridho dan Do’a orang tua. 

Sebuah tekad menjadi kenyataan, daerah khusus Ibukota (DKI) Jakarta dengan segala dinamikanya yang begitu keras memberi dorongan serta motivasi tersendiri bagi pemuda desa ini, hingga akhirnya, saksi atas diraihnya Wisudawan terbaik pada Wisuda ke-89 dengan 1.150 jumlah Wisudawan/Wisudawati. 

Pada hari Rabu (22/11/2023). Wakil Sekretaris Jenderal Bidang Internal Pengurus Besar HMI 2021-2023 ini menyampaikan rasa syukur dan terimakasih yang setinggi-tinggi untuk kedua orang tua yang sudah ikhlas meridhoi serta mendoakan setiap waktu juga langkah kakinya.

Mengakhiri, disertai tetesan air mata, dan tak terbendung menguraikan kata-kata kepada sang penakluk dunia dan akhirat, karena kelak sudah melahirkan sampai menjadi seperti sekarang.

" Kebanggaan saya kepada kedua orang tua tiada yang dapat dibandingkan di dunia ini, walaupun mereka tidak pernah merasakan bangku sekolah tapi mereka bisa menyekolahkan anaknya sampai pada jenjang sarjana hingga magister. Tutupnya.(Aryadin)
Load disqus comments

0 comments