Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat Stikes Yahya Bima Periode 2022-2023

Bima NTB. Media Dinamika Global. Id.~ Berangkat dari diskusi ringan teman-teman pengurus HMI KOMISARIAT STIKES YAHYA BIMA dan KOMISARIAT STKIP TAMAN SISWA BIMA yang mempunyai inisiatif untuk membangun kegiatan: DISKUSI PUBLIC dengan mengangkat tema: "PERSPEKTIF HMI DALAM RUANG LINGKUP AKADEMISI"

Pendidikan di era sekarang ini di hadapkan dengan berbagai problem, baik bersifat makro maupun mikro. Pada level makro ada dua permasalahan paling mendasar yaitu orentasi filosofis dan arah kebijakan. Secara tersurat, tujuan pendidikan nasional sangat ideal karena menjangkau semua dimensi kemanusiaan (idealisme, keilmuan, etis, fisik, religius, serta (life skill).

Kenyataan di lapangan berbeda dengan yang seharusnya, karakter bangsa bergerak lebih jauh dari idealnya. Pragmatisme, krisis moral, diskriminasi, pelecehan, pencitraan, plagiat, bisnis atas keilmuan telah mewarnai perjalanan pendidikan kita di indonesia. Baik secara lembaga maupun pada peserta didiknya. 

Ditambah implementasi pendidikan kita mayoritas bersifat mekanik, sehingga output pendidikan hanya mampu menghasilkan budak-bukak modern (dicerdaskan lalu dipekerjakan, bahkan dibuat menganggur).

Peserta didik dipaksa tunduk dan patuh pada sesuatu aturan yang linier sesuai temuan para pendahulu dan keinginan pemegang kebijakan, sehingga ruang ekspresi dan temuan baru pada mahasiswa sebagai fitrahnya manusia dinamis menjadi tumpul dan dirampas. 

Pada level mikro bangsa ini dihadapkan Sumber Daya Manusa (SDM) yang masih rendah, kualitas yang masih tertinggal dibanding negara-negara lain yang SDA-nya tidak sehebat indonesia.

Lembaga pendidikan dituding hanya mampu melahirkan alumni-alumni yang tingkat intelektualitas yang tidak memadai. Penilaian bertumpu pada kecerdasan akademik yang basis angka-angka sebagai ukuran, hasilnya adalah mementingkan nilai kongkrit atau IPK, yang berujung pada ijazah. 

Percepatan simbol-simbol sebagai strata tertinggi dalam dunia pendidikan menyebabkan hilangnya esensi dari pendidikan itu sendiri. Pencitraan angka-angka pragmatis lebih dipropagandakan daripada membangun kualitas mahasiswa.

Bagi HMI. Kampus merupakan mitra dalam pengembangan dan penumbuhan insan-insan yang intelektual, kreatif. Tetapi di lapangan kampus cenderung resistensi terhadap organisasu ekstra. 

Padatnya aktifitas kampus dan menyempitkan ruang mahasiswa dalam menimba ilmu dan mengasah skill di organisasi ekstra, bahkan belum ada dorongan untuk terjadinya mitra. 

Di sini HMI komisariat Stikes Yahya Bima menyatakan begitu pentingnya kerja sama dua lembaga pendidikan ini demi menumbuhkan mahasiswa dan sarjana yang berkualitas guna untuk kesejahteraan umat dan bangsa.

Agussalim Sitompul (Sejarawan HMI) menyatakan, dua tugas yang diemban HMI sejak kelahirannya hingga sekarang. Yaitu tugas negara dan agama. Memberi isyarat bahwa HMI merupakan bagian mutlak yang terus-menerus senafas kehidupan bangsa indonesia.

Victor Tanja menyatakan bahwa sejarah HMI terjalin sangat sempurna dengan sejarah indonesia modern, sehingga orang akan gagal menimbangnya secara adil jika HMI dilihat suatu turunan belaka dari gerakan pembaru Muslim dunia Arab atau di anak benua India. 

HMI sebagai Putera Indonesia dan Muslim sejati, sejak awal telah berusaha menemukan jawabanya dengan cara sendiri, agar dengan demikian dapat membangun indentitasnya di dalam kerangka Indonesia. #YAKUSA #YAKIN_USAHA_SAMPAI(MDG003).

Load disqus comments

0 comments