Jabar-NTB Connection, Fokus Pada Kemitraan Pengembangan SDM Industri


Mataram, Media Dinamika Global. Id__
Dinas Perindustrian Provinsi NTB bersama Komunitas Industri (KOIN) 4.0 menggelar Webinar dengan mengusung tema Menjadi Aktor Meningkatkan Ekonomi Daerah melalui zoom meeting (05/11/2022). Kepala Dinas Perindustrian NTB sekaligus inisiator pembentukan KOIN NTB, Nuryanti SE., ME., dalam sambutannya menyampaikan kegiatan ini sebagai implementasi Jabar-NTB Connection yang telah disepakati beberapa waktu lalu.


Kebijakan tersebut meliputi bidang pendidikan, ekonomi, sosial hingga budaya. Mengambil pelajaran dari ekonomi kreatif bandung yang tumbuh subur sehingga mampu memberikan inspirasi bagi pemuda NTB. Focus yang akan dilakukan adalah pembinaan dan pengembangan SDM Industri. 

Turut dihadirkan para narasumber yang mumpuni di bidangnya seperti Direktur ICSB NTB, Hj. Niken Saptarini Widyawati Zulkieflimansyah selaku keynote speaker, Direktur Utama PT Migas Utama Jawa Barat, Begin Troys, ST., hingga Strategic Business Development Consultant, Artha Sasmita. 

Sebelumnya, Dinas Perindustrian NTB telah melakukan pembangunan industri yang dimulai dari lahirnya perda RPIP sebagai penetepan regulasi, mengadakan berbagai pilot project, hingga melahirkan produk yang mampu bersaing secara nasional. Namun, manajemen pemasaran yang belum terorganisir dengan baik masih menjadi kendala. 

"Ada 5 juta penduduk NTB yang menjadi fokus pasar dan bagaimana kita mulai mengelolanya. Manajemen pemasaran masih menjadi kendala. Salah satu fokus untuk milenial NTB nantinya adalah memasifkan dalam membangun branding produk lokal dengan style anak muda," tutur Yanti. 

Narasumber pertama, Begin Troys, ST., dengan tema Strategi Mengelola BUMD dalam Meningkatkan Ekonomi Daerah menyampaikan beberapa hal yang dapat dilakukan oleh milenial NTB dalam pengelolaan BUMD. Menurutnya yang paling bisa mematok potensi bisnis itu adalah pemerintah dibanding pelaku usaha secara swasta sehingga BUMD memiliki potensi besar. Dibalik BUMD ada pemerintah yang memiliki kemampuan mengelola dan ranah kebijakan. Berdasarkan pengalamannya memimpin PT Migas Utama yang merupakan BUMD Provinsi Jawa Barat menyebutkan ada 3R sebagai kata kunci yang harus dijalankan, yakni Riil, Rel, dan Real. 

Riil diartikan bahwa bisnis yang dijalankan harus real, konkret, dan nyata, tidak bisa hanya sekedar konsep tau masih berbentuk ide. Kemudian harus sesuai rel atau jalur. Terutama BUMD yg notabenenya mewakili pemerintah, yang tidak hanya berfungsi menguntungkan bagi dirinya sendiri, tapi juga menjadi role model bagi usaha yang lain. Yang terakhir, hasilnya harus real, jangan sampai membuat bisnis sudah ril dan mengikuti aturan dipenuhi tetapi rugi, atau bisnis yang dijalankan menguntungkan tapi tidak sesuai dengan jalurnya. Sehingga ketiga kata kunci tersebut saling terkoneksi satu dengan yang lain. 

Sementara itu narasumber kedua, Artha Sasmita dengan materi Peluang Industri 4.0 untuk Milenial NTB mengungkapkan bahwa pada abad 21 ini, wirausaha harus lebih mementingkan costumer fokus atau perencanaan bisnis dalam menentukan pasar yang disasar sehingga mendapatkan masterplan yang bagus. 

Kini Disperin NTB bersama KOIN 4.0 sudah menyiapkan tim untuk mentransformasi bisnis pemuda yang berfokus pada integrasi inkubator untuk merencanakan, mengeksekusi, dan menumbuhkan bisnis milenial NTB yang sudah ada.

"Contohnya, kami siapkan inkubator karir yang difokuskan pada talent development untuk memilih 5 fokus keahlian dari 39 keahlian yang sudah diriset dari perusahaan daerah," ujarnya

Saat menutup kegiatan, Nuryanti menyampaikan bahwa akan ada follow up bagi milenial yang akan menjadi member KOIN dan mengikuti Industrialisasi Goes To Campus yang akan dihelat pada Bulan November ini. Nantinya milenial NTB yang lulus seleksi akan mengikuti kegiatan magang di BUMD Jawa Barat. 

"Pemuda NTB dapat magang di perusahaan ataupun anak perusahaan Jabar, dengan harapan nantinya memenuhi ruang ruang kosong untuk memasarkan produk lokal yang sudah ada. Sekaligus produk lokal yang mampu dihasilkan menjadi peluang industri di Indonesia Timur," tutupnya. (MDG.01).
Load disqus comments

0 comments