Lombok Tengah, Media Dinamika Global.Id – Unit produksi pangan komunitas Dapur MBG Murbaya di Kecamatan Pringgarata terus berbenah. Selain melibatkan ibu-ibu rumah tangga sebagai juru masak harian, SPPG Murbaya juga memberdayakan warga setempat sebagai chef untuk memperkuat kualitas dan profesionalisme dapur produksi.
Mendukung program pemerintah dalam menggerakkan roda ekonomi dari akar rumput melalui program Makan Bergizi Gratis (MBG), SPPG Murbaya tidak hanya berhasil membuka lapangan kerja baru bagi warga sekitar, tetapi juga menggeser peran perempuan desa dari dapur rumah tangga menuju dapur produksi pangan yang terstandar dan berorientasi kualitas.
Sebagai bagian dari penguatan sumber daya manusia lokal, SPPG Murbaya resmi menunjuk Hulaipi, warga Dusun Bertais, sebagai chef baru. Pria yang akrab disapa Ipi ini memiliki pengalaman bekerja di sejumlah restoran di kawasan Senggigi, Gili, hingga Kuta Mandalika. Kini, ia dipercaya memimpin proses standarisasi menu dan menjaga mutu produksi di Dapur MBG Murbaya.
Ipi menegaskan bahwa kehadirannya bukan untuk mengubah fondasi yang telah dibangun, melainkan memperkuat sistem yang sudah berjalan.
“Saya melanjutkan program dari chef sebelumnya, terutama dalam menjaga higienitas dan standar produksi. Ke depan, kami akan lebih kreatif mengolah cita rasa, agar makanan tidak hanya bersih dan sehat, tetapi juga enak dan disukai banyak orang,” ujarnya.
Di balik aktivitas dapur, sejumlah ibu rumah tangga di Desa Murbaya kini memegang peran penting dalam lini produksi. Salah satunya Nurhayati (35), ibu tiga anak yang selama bertahun-tahun hanya mengurus rumah tangga. Dengan suami yang bekerja sebagai TKI di Malaysia, pendapatan keluarga tidak selalu stabil. Bergabung dengan Dapur MBG memberinya sumber penghasilan tetap.
“Dulu saya hanya memasak untuk keluarga. Sekarang, kemampuan yang sama bisa membantu ekonomi rumah tangga,” katanya.
Rahmawati mengaku pelatihan higienitas, standar pengolahan, serta pembagian tugas membuatnya lebih percaya diri bekerja secara profesional.
Cerita serupa disampaikan oleh Rohani dan Ida (32), ibu dua anak yang suaminya bekerja sebagai buruh proyek. Ia langsung mendaftar saat lowongan juru masak dibuka.
“Pekerjaan ini sangat membantu. Jadwalnya masih memungkinkan saya tetap mengurus rumah,” ujarnya.
Ida kini bertugas menyiapkan bahan dan menangani beberapa menu harian yang membutuhkan ketelitian dalam porsi dan bumbu.
Pengelola SPPG Murbaya, Ahmad Zaini menyebutkan sejak awal program ini hadir, pihak pengelola memang dirancang untuk melibatkan ibu-ibu rumah tangga. Mereka dinilai memiliki keterampilan memasak yang kuat, manajemen waktu yang baik, serta ketekunan tinggi. Selain pelatihan rutin, dapur juga menyediakan upah layak dan lingkungan kerja yang aman.
“Kami ingin membuka ruang bagi ibu-ibu agar memiliki peran ekonomi tanpa meninggalkan fungsi keluarga,” ujar Ahmad Zaini.
Saat ini, Dapur MBG Murbaya memproduksi menu MBG harian untuk sekitar 3.713 siswa di Kecamatan Pringgarata. Meski baru berjalan beberapa bulan, dampak sosial program ini mulai terasa. Ibu-ibu yang sebelumnya tidak memiliki penghasilan kini lebih mandiri secara ekonomi, sementara interaksi sosial antarwarga semakin kuat melalui kerja kolektif di dapur.
Model pemberdayaan berbasis keterampilan rumah tangga ini diharapkan dapat menjadi rujukan bagi desa-desa lain di Lombok Tengah. Melalui kehadiran chef baru Hulaipi serta keterlibatan perempuan desa seperti Nurhayati, Rohani dan Ida, Dapur MBG Murbaya tidak hanya memproduksi makanan, tetapi juga membuka peluang baru bagi perempuan untuk tumbuh lebih berdaya dan mandiri.
Redaksi ||
