Media Dinamika Global.Id || Sidoarjo,- KONI Kabupaten Sidoarjo dihujat masyarakat, para atlet dan pelatih, juga 'konstituen' Cabang Olahraga (Cabor), bahkan dipersoalkan oleh anggota DPRD Kabupaten Sidoarjo karena gagal mempertahankan Peringkat Klasemen Akhir saat Pekan Olahraga Provinsi Jawa Timur (Porprov Jatim) IX / 2025 di Malang Raya yang meliputi Kota Malang - Kabupaten Malang - Kota Batu. Hanya karena gagal mempertahankan Peringkat Ke-2 saat Porprov Jatim VIII / 2023, sehingga hanya finish di Peringkat Ke-3 dibawah Kota Surabaya dan Kota Malang saat Porprov Jatim IX / 2025 di Malang Raya 28 Juni 2025 - 5 Juli 2025.
Hanya turun satu strip, namun hujatan datang bertubi-tubi diantaranya menyangkut citra daerah, efek untuk Kepala Daerah dan jajaran, bahkan ada yang menyebut berefek politik.
Para atlet, para pelatih, lebih-lebih para cabor 'konstituen' KONI memiliki hak untuk bersuara termasuk mengkritisi KONI dan tidak bisa dibungkam.
Diantara keluhan disampaikan kepada DPRD Sidoarjo oleh Indrawan dari Cabor Karate. Pihaknya merasa dianak-tirikan oleh KONI Sidoarjo. Bisa dibayangkan, selama pertandingan dalam Porprov Jatim 2025, Ketua KONI Sidoarjo, Imam Mukri tidak pernah datang menyaksikan atlet bertanding.
Menurutnya, Ketua KONI Sidoarjo harusnya datang (bukan menghilang) dan memberikan semangat kepada para atlet yang sedang berusaha keras, berjuang mengharumkan nama Kabupaten Sidoarjo.
Dimintanya, Ketua KONI agar lebih aware (lebih peduli) kepada para Cabor, dengan mengasuh serta leadership yang baik.
Hal tersebut juga memunculkan celetukan di luar forum dari masyarakat yang hadir. "Harusnya ketua KONI itu menunggui atlet pada saat-saat penting perebutan medali sehingga bisa mencapai target peringkat. Lebih-lebih cabor yang potensi medalu. Bukan malah dibiarkan. Bukan mejeng penyerahan medali," ungkap sumber lain di luar yang enggan disebut nama.
Keluhan lain datang dari Ika Adinda Salatun Cabor Gulat. Diantara keluhannya menyangkut fasilitas BPJS yang hanya mengcover saat bertanding.
Sehingga menimbulkan pertanyaan diantaranya dari masyarakat jika atlet cedera maka jika tidak segera ditangani pada event Porprov, lantas bagaimanakah penanganan ketika atlet sudah pulang tapi belum tertangani?
Pahlawan olahraga yang sesungguhnya bukan KONI. KONI harusnya bersifat melayani. Pahlawan olahraga yang sesungguhnya yang pertama adalah para orang tua, lebih-lebih yang peduli, yang merelakan anaknya menjadi atlet olahraga dengan segala perjuangannya. Pahlawan olahraga yang kedua adalah para atlet itu sendiri. Jika tidak ada komitmen mereka, maka tidak akan ada atlet olahraga. Pahlawan ketiga adalah para cabor dengan pengurus dan pelatihnya, terutama yang peduli.
Merespon berbagai keluhan masyarakat dan para Cabor, Ketua Komisi D DPRD Sidoarjo, Dhamroni Chudlori menyebut akan melakukan evaluasi KONI Sidoarjo termasuk mengenai perhatian KONI Sidoarjo terhadap para atlet sangat minim.
Komisi D DPRD Sidoarjo akan secara resmi memanggil KONI Sidoarjo untuk dilakukan evaluasi atas keluhan atlet sehingga berdampak pada menurunnya prestasi di Porprov Jatim.
Kabarnya pemanggilan akan dilakukan sebelum pembubaran Kontingen Kabupaten Sidoarjo yang untuk Porprov Jatim 2025 termasuk evaluasi penggunaan anggaran terhadap fasilitas atlet dan kontingen.
"Kita dukung DPRD Sidoarjo yang berniat memanggil KONI Sidoarjo untuk evaluasi dan kepentingan Sidoarjo ke depan," ungkap sumber cabor lain. (Tim).