Sebagai putra daerah yang menyaksikan denyut nadi masyarakat Obi sehari-hari, saya meyakini bahwa pemekaran wilayah Kepulauan Obi menjadi kabupaten sendiri adalah langkah visioner dan sangat relevan* untuk menjawab ketimpangan selama ini.
Pemekaran Bukan Ambisi Politik, Tapi Kebutuhan Rakyat*
Dengan luas wilayah yang tersebar dan medan geografis kepulauan, mustahil pelayanan publik dapat menjangkau setiap warga secara cepat dan merata jika masih terikat pada kabupaten induk yang jauh secara administratif maupun emosional.
Pemekaran akan memungkinkan:
- *Pemerintahan yang lebih dekat* dengan rakyat
- *Anggaran yang dapat difokuskan untuk pembangunan lokal*
- *Akses pelayanan yang adil* —khususnya di bidang kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur dasar
Tambang Besar, Masyarakat Harus Jadi Pemilik Manfaat*
Obi adalah rumah bagi tambang-tambang berkelas dunia, salah satunya di bawah pengelolaan *PT Harita Nickel*. Tapi pertanyaannya sederhana: *berapa banyak masyarakat lokal yang benar-benar menikmati hasil kekayaan tanah mereka sendiri*?
Dengan menjadi daerah otonom baru, *Pulau Obi punya peluang lebih besar untuk mengatur ulang arah kebijakan tambang*:
- *Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD)* dari pajak dan retribusi sektor tambang
- *Keterlibatan masyarakat lokal dalam sektor industri*, tidak hanya sebagai tenaga kerja kasual, tapi juga dalam posisi strategis
- *Penguatan regulasi dan kontrol lingkungan* agar dampak ekologi tidak menumpuk pada generasi mendatang
Keuntungan Nyata bagi Masyarakat Obi*
1. *Peningkatan kualitas hidup* melalui pembangunan infrastruktur dasar (jalan, pelabuhan, rumah sakit)
2. *Penguatan ekonomi keluarga dan UMKM*, seiring tumbuhnya pasar lokal dan akses permodalan
3. *Pembukaan lapangan kerja baru* di bidang pertambangan, jasa, dan pariwisata
4. *Revitalisasi budaya dan identitas lokal*, yang selama ini tenggelam di bawah bayang-bayang birokrasi pusat
Kesimpulan: Mandiri di Atas Kaki Sendiri*
*Pemekaran bukan bentuk pemisahan, melainkan penguatan peran lokal dalam rumah besar Indonesia.* Masyarakat Obi tidak menuntut istana atau jalan tol mewah; yang mereka minta hanya kesempatan yang setara untuk hidup layak, memajukan tanah leluhur, dan menjadi aktor utama pembangunan.
Jika pemerintah pusat ingin melihat Indonesia Timur maju, *dengarkan suara dari Pulau Obi—suara yang telah lama menunggu di balik tebalnya tumpukan dokumen perizinan tambang.*
---
Tim/////