Sumbawa Barat, Media Dinamika Global.Id - kembali Komite Perjuangan Pembentukan Provinsi Pulau Sumbawa (KP4S) Kabupaten Sumbawa Barat menegaskan komitmennya untuk menggelar aksi berjilid-jilid.
Aksi itu sebagai bentuk tekanan konstitusional agar pemerintah pusat segera merealisasikan pemekaran Provinsi Pulau Sumbawa (PPS).
Ketua KP4S Pulau Sumbawa, Muhammad Sahril Amin, menyebutkan bahwa perjuangan pembentukan PPS bukan sekadar ambisi politik lokal, melainkan wujud nyata ketimpangan pembangunan yang selama ini dirasakan masyarakat Pulau Sumbawa jika dibandingkan dengan Pulau Lombok.
"Kami tidak bicara mimpi, ini soal keadilan yang sudah terlalu lama diabaikan. PPS adalah harga mati bagi masyarakat Pulau Sumbawa," tegasnya.
Menurut Sahril, KP4S tengah mempersiapkan aksi jilid ketiga yang berbeda dari sebelumnya: bukan hanya unjuk rasa, melainkan rapat akbar yang akan melibatkan tokoh adat, pemuda, perempuan, akademisi, hingga para kepala Desa.
Aksi ini digadang-gadang sebagai momen pemersatu aspirasi lintas kabupaten, dari Sumbawa Barat hingga Dompu dan Bima sana.
Sebelumnya, aksi jilid pertama digelar pada Juli 2013, dan dilanjutkan dengan aksi jilid kedua pada 15 Mei 2025 di Tugu Kamutar Telu, Poto Tano, gerbang utama Pulau Sumbawa yang kini menjadi simbol perlawanan.
Sahril Amin menegaskan bahwa perjuangan akan terus digelorakan melalui gerakan massa, aksi damai, dan tekanan politik konstruktif, hingga Presiden Prabowo Subianto menetapkan secara resmi pembentukan PPS.
"Kami tidak ingin anak cucu kami terus-menerus menjadi penonton dari pembangunan yang hanya berpusat di Lombok. Ini saatnya Pulau Sumbawa punya provinsi sendiri," pungkas MSA.
Dengan konsolidasi yang terus meluas dan dukungan masyarakat yang semakin solid, gerakan menuju PPS kini memasuki fase baru: dari aspirasi menjadi desakan rakyat. KP4S optimistis, sejarah baru akan ditorehkan di bawah kepemimpinan nasional yang baru. (Surya Ghempar).