Kritik Anies Baswedan Soal Pembangunan Jalan Dibalas TGB, Ini Respons Demokrat

Jakarta, Media Dinamika Global.id.- Bakal calon presiden Koalisi Perubahan untuk Persatuan, Anies Baswedan menyinggung pembangunan jalan non-tol pemimpin terdahulu.

Dalam acara Milad ke-21 PKS di Istora Senayan Jakarta, pada Sabtu (20/5/2023) kemarin, Anies menyebut pembangunan jalan non-tol era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) lebih banyak ketimbang Jokowi.

Pernyataan Anies ini kemudian direspons Ketua Harian Perindo TGB Zainul Majdi yang mengingatkan soal jalan desa yang terbangun di era Jokowi mencapai 316 ribu kilometer.

Koordinator Juru Bicara Demokrat Herzaky Mahendra Putra merespons hal tersebut.

Ia mengatakan pembangunan jalan desa merupakan amanah undang-undang yang ditetapkan di era SBY.

"Terkait jalan desa, kalau membanggakan hal tersebut, jangan lupa itu adalah amanah undang-undang yang ditetapkan di era SBY. Bedakan dengan prioritas pembangunan, itu ada beritanya di setgab, tidak tahu lagi kalau sudah dihapus," ujar Herzaky saat dihubungi, Senin (22/5/2023).

Reaksi Ganjar dan Sekjen PDIP Tanggapi Sindiran Anies Baswedan Soal Lari-lari untuk Posting Foto

Menurutnya hal tersebut sepatutnya diakui sebagai kebijakan era SBY yang dilanjutkan di era Jokowi. Selain itu Herzaky juga mengkritik pemerintahan Jokowi soal peresmian pembangunan infrastruktur.

Ia mengatakan pada era pemerintahan Jokowi, setiap proyek meski hanya 1 kilometer tetap ada seremoni peresmian. Sedangkan era SBY yang diresmikan secara seremoni hanya proyek besar. Peresmiannya pun dalam satu waktu untuk 35 proyek sekaligus.

"Di era Jokowi setiap proyek walaupun 1 km tetap diresmikan, sedangkan Pak SBY, jalan tol, bandara, proyek-proyek besar, itu semua sekali diresmikan bisa langsung 35 proyek, makanya jarang meresmikan," kata Herzaky.

Respons PDIP Sikapi Sindiran Anies Soal Lari untuk Posting Foto Pemimpin Itu Mengakar ke Bawah.

Demokrat pun menyambut positif pernyataan Anies yang membandingkan pembangunan era SBY dan Jokowi. Hal itu kata dia, merupakan cara dari capres Koalisi Perubahan dalam membuat diskursus untuk menumbuhkan adu gagasan.

"Seorang calon presiden memaparkan perubahan dan perbaikan seperti apa yang akan diperbuat Ketika memimpin. Namanya perubahan dan perbaikan itu berdasarkan data dan fakta, situasi atau kondisi terkini di lapangan," ucap dia.

Menurut Herzaky, diskursus seperti capaian pembangunan jalan non-tol di era SBY layak untuk dijadikan pemantik. Ia menyebut kurang lebih era pemerintahan SBY telah dibangun jalan non-tol atau tak berbayar sepanjang 4.000 kilometer.

"Inilah yang basis dan seharusnya menjadi perdebatan atau diskusi, bukan malah narasi-narasi yang digiring para buzzer terkait politik identitas, polarisasi, dan sebagainya," ungkapnya.

Herzaky pun menegaskan bahwa apa yang dilakukan Anies punya fokus ke ranah gagasan, yakni bagaimana menawarkan ide jika dia memimpin.

"Bagi kami sangat menyedihkan ketika ada calon presiden yang melanjutkan gagasan dari presiden sebelumnya, tidak ada orisinalitas dan sangat miskin ide, sudah jelas kalau seperti ini, calon presiden Itu miskin karya, dan hal tersebut berbahaya sekali, pemimpin yang tidak mempunyai visi dan hanya menjadi boneka," ujar Herzaky.

Load disqus comments

0 comments