DPR dan Lemhannas Gelar Rapat Tertutup Bahas Konflik di Papua


Jakarta - Media Dinamika Global.Id.- Komisi I DPR RI menggelar rapat tertutup dengan Lembaga Ketahanan Nasional RI (Lemhannas). Anggota Komisi I DPR RI Yan Permenas Mandenas mengatakan, rapat ini membahas masalah Papua.

"Ke depan ada evaluasi yang dilakukan pemerintah dalam penanganan konflik di Papua mencari sumber-sumber persoalan di Papua yang sampai hari ini masih menimbulkan intensitas konflik yang sangat tinggi dari waktu ke waktu," ujar Yan di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (4/4).

Yan mengungkapkan sejumlah masalah yang dibahas Komisi I dengan Lemhannas. Di antaranya, pilot Susi Air Philips Mark yang disandera Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) sejak awal Februari 2023.

Selain itu, persoalan sinergi antara kementerian dan lembaga (K/L), terutama aparat keamanan TNI/Polri dalam mencari format regulasi yang tepat agar ada kesinambungan pada level bawah dan atas dengan aturan yang terikat.

Yan mengatakan, aparat harus melaksanakan tugas dan fungsi terkait dengan kegiatan operasi secara terpadu dalam menangani masalah konflik di Papua.

Menurut Yan, tidak saja masalah operasi, rapat membahas penyelesaian masalah sosial, kesenjangan, dan kegiatan legal yang menimbulkan serta memicu konflik di tengah masyarakat.

"Itu perlu ditertibkan karena yang saya minta adalah bukan saja kita evaluasi dari sisi konfliknya yang terjadi di tingkat masyarakat, melainkan evaluasi dari sisi penanganan pemerintah dan TNI/Polri yang sampai saat ini tidak efektif itu perlu dievaluasi," katanya, dilansir dari Antara.

Yan juga menilai masih ada kejanggalan gugurnya Kepala Badan Intelijen Negara Daerah (Kabinda) Papua Brigjen TNI Putu IGP Dani Nugraha Karya pada 25 April 2021. Kala itu, Kabinda Papua diduga ditembak KKB di Kampung Dambet Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Papua. Menurut dia, sampai saat ini kasus tersebut tidak diusut tuntas.

Ada pula penembakan dalam jarak 200 meter yang diyakini dilakukan oleh penembak jitu. Yan melihat operasi ini tidak akan selesai apabila pola operasi masih mengedepankan egosektoral.

"Masing-masing berjalan sesuai dengan ritmenya. Satu merasa diri paling benar, yang satu merasa diri paling benar juga jadi susah untuk ketemu," ungkapnya.

Yan berharap ke depan ada evaluasi melalui kajian-kajian secara detail, dan secara strategis oleh Lemhannas. Hal ini sebagai upaya memberi masukan ke pemerintah untuk mencari formulasi penyelesaian masalah di Papua.

Dia menambahkan, pendekatan pembangunan dan kebijakan sudah dilakukan pemerintah pusat. Akan tetapi, tidak kunjung memberikan hasil.

Berarti ada yang belum beres. Belum beresnya bukan di masyarakat, belum beresnya pada kita juga, pemerintah juga, ada yang belum beres yang harus dibenahi," ucap Yan.(Morex Bima).

Load disqus comments

0 comments