Kembali Bidan Kelurahan Dara Intens Lakukan Kegiatan SHK Bagi Bayi Baru Lahir


Kota Bima. Media Dinamika Global. Id. - Kembali Bidan Kelurahan Dara Intens Lakukan Kegiatan SHK Bagi Bayi Baru Lahir. Kegiatan ini menjadi Rutinitas bagi Bidan Kelurahan Untuk mencegah terjadinya Penyakit yang akan dialami oleh Bayi terutama Bayi yang baru lahir. Kegiatan terakhir dilakukan oleh Bidan Kelurahan setelah mampu menangani beberapa Pasien yang telah melahirkan anak di tempat Kerjanya, Senin,21/11/2022

Peran serta Ibu Bidan yang satu ini, terbilang luar biasa. Pasalnya setiap sepekan sekali selalu mengontrol setiap pasien yang dirawatnya,baik yang datang ke Tempat Tugasnya,hingga ke Rumah-rumah Pasiennya Guna mengoptolimalkan apakah Pasien tersebut bisa dipastikan baik-baik saja ataukah tidak.

Ibu Lili Suryani.S.Tr.Keb yang merupakan Koordinator Bidan Kelurahan Dara pada saat diwawancarai oleh awak Media ini menjelaskan peran Penting dan Tugasnya dalam Kegiatan ini secara detail. Bahwa dalam kegiatan ini merupakan Peran serta Puskesmas Paruga dalam dukungannya terhadap kegiatan skrining bayi baru lahir, dalam hal ini Skrining Hipotyroid Kongenital (SHK) yang bertujuan untuk mendeteksi dini hipotiroid kongenital.

Hipotiroid kongenital adalah kelainan akibat kekurangan hormon tiroid yang terjadi sejak dalam kandungan, penyakit akibat gangguan tyroid merupakan salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang berpotensi menjadi masalah Kesehatan masyarakat.

Hormon tiroid memiliki peran vital dalam pertumbuhan, metabolisme, dan pengaturan cairan tubuh. Tanpa tiroid yang cukup, sel saraf, sel otak, dan otot tidak bisa berkembang dengan baik. Tak hanya menyebabkan kegagalan pertumbuhan, kekurangan hormon tiroid juga dapat mengakibatkan keterbelakangan mental pada penderitanya.


Kejadian hipotiroid kongenital mencapai 1: 3000 kelahiran di seluruh dunia. Sebenarnya kelainan ini bisa dicegah karena sebelum masa pubertas, hormon tiroid berperan penting untuk menunjang maturasi tulang.

Anak dengan hipotiroid kongenital yang tidak segera ditangani dapat menyebabkannya mengalami retardasi pertumbuhan. SHK telah menjadi standar pelayanan bagi semua bayi baru lahir yang tertuang dalam Permenkes No.25 Tahun 2014 tentang Upaya Pelayanan Kesehatan Anak dan Permenkes No.78 Tahun 2014 tentang Skrining Hipotyroid Kongenital. Ujarnya

Lanjutnya, Skrining hipotiroid kongenital dilakukan pada bayi baru lahir hari ke-2 sampai 4 atau usia bayi 48 – 72 jam setelah lahir. Skrining dilakukan dengan mengambil sampel darah kapiler dari permukaan lateral kaki bayi atau bagian medial tumit, darah kapiler diteteskan ke kertas saring khusus.

Bagi bayi yang positif mengalami gangguan tyroid dapat dilakukan intervensi dini berupa sulih hormon sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang secara normal sesuai potensinya serta pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat terutama penerapan gizi seimbang bagi keluarga termasuk penggunaan garam beriodium.


Harapannya adalah agar Para Orang Tua yang mengalami hal yang demikian itu bisa dengan sadar untuk datang ke Pos Kesehatan terdekat, guna meyakinkan Masyarakat terutama bagi Ibu yang baru Melahirkan. Harapnya (***).
Load disqus comments

0 comments