Senin, 21 Juli 2025
Tanpa EO Luar, Gubernur NTB Tekankan FORNAS VIII 2025 Harus Berikan Dampak Sebesar-besarnya untuk Masyarakat Lokal
Mataram, Media Dinamika Global.Id || Festival Olahraga Rekreasi Nasional (FORNAS) VIII 2025 yang akan digelar pada 26 Juli hingga 1 Agustus di Provinsi NTB harus memberikan dampak yang sebesar-besarnya bagi masyarakat lokal. Hal tersebut kembali ditekankan Gubernur NTB Dr. H. Lalu Muhamad Iqbal saat memimpin Rapat Pimpinan bersama seluruh OPD lingkup Provinsi NTB di Gedung Sangkareang, pada Senin 21 Juli 2025.
"Berikan dampak lokal yang sebesar-besarnya. Ini adalah keputusan strategis pertama yang kita buat," ucap Miq Iqbal, sapaan akrab Gubernur NTB.
Oleh karena itu, seluruh lini persiapan hingga penyelenggaraan event olahraga masyarakat terbesar di Indonesia ini tidak melibatkan EO dari luar. Seluruh pengerjaannya merupakan swakelola oleh stakeholders terkait.
Dari pengerjaan jingle, tarian, hingga koreografer semuanya melibatkan tangan-tangan kreatif pemuda NTB. Miq Iqbal menyebutkan 90% merupakan vendor dari NTB. Hanya dua bidang yang menggunakan vendor luar, di antaranya video mapping dan lighting, yang mana spesifikasi yang dibutuhkan belum tersedia di NTB.
Selain itu, untuk transportasi dan akomodasi para peserta, dijelaskan Miq Iqbal tidak ditanggung oleh Pemprov NTB. Dari 18.000 peserta yang akan memeriahkan FORNAS mereka menyewa penginapan dan transportasi secara mandiri. Tak heran, para pengusaha transportasi dan perhotelan di NTB panen rizeki di saat FORNAS berlangsung. Hal ini dikarenakan FORNAS berbeda dengan PON, dimana fasilitas peserta ditanggung Pemprov.
Kepala Dinas Kominfotik NTB, Yusron Hadi dalam rilis resminya menyebutkan, sejak H-10 jelang pembukaan resmi, tingkat hunian hotel di Kota Mataram, Lombok Tengah, dan Lombok Barat melonjak tajam hingga rata-rata 90%, bahkan beberapa hotel mencatat penuh sejak pertengahan Juli. Hal ini dipicu kedatangan lebih dari 18.000 peserta dan ofisial dari 38 provinsi, serta ribuan keluarga, wisatawan, dan relawan yang turut menyemarakkan FORNAS tahun ini.
Kadis juga menyampaikan bahwa “FORNAS 2025 menjadi momen penting kebangkitan industri perhotelan pasca-pandemi. Dari sejumlah laporan yang masuk, tingkat okupansi yang sebelumnya masih di bawah 60% kini melonjak drastis, bahkan permintaan untuk kamar hotel berbintang dan non-bintang tumbuh merata hingga ke wilayah pinggiran venue.”
Pemerintah Provinsi NTB menargetkan perputaran ekonomi daerah melalui FORNAS VIII ini bisa menembus Rp100–130 miliar, terutama dari sektor transportasi, akomodasi, UMKM, dan pariwisata. Yusron menyatakan bahwa seluruh moda transportasi telah disiagakan penuh demi kelancaran mobilisasi peserta dan tamu.
Redaksi _ Surya Ghempar.
Pelaksanaan Anggaran Dana Desa Jatimulyo Dimonitoring, Kepala Desa Jatimulyo Tegaskan Harus Serius dan Hasilnya Dilaporkan Ke kami.
Berkah FORNAS VIII 2025, Pengusaha Transportasi di Mataram Sampai Kekurangan Unit
Mataram, Media Dinamika Global.Id || Berkah Festival Olahraga Rekreasi Nasional (FORNAS) VIII 2025 yang akan digelar pada 26 Juli hingga 1 Agustus di Provinsi NTB benar-benar dirasakan oleh sektor transportasi khususnya yang ada di Kota Mataram.
Hal ini dipicu kedatangan lebih dari 18.000 peserta dan ofisial dari 38 provinsi, serta ribuan keluarga, wisatawan, dan relawan yang turut menyemarakkan FORNAS tahun ini.
Akbar Habibie, pemilik Lest Garage, penyewaan mobil yang ada di Mataram, mengaku FORNAS VIII 2025 berdampak besar terhadap penyewaan mobil yang dimilikinya. Bahkan, ia mengaku sampai tidak bisa mengcover semua permintaan penyewaan mobil.
"Iya, dampaknya sangat luar biasa. Unit saya jalan semua. Bahkan kesulitan mencari unit. Tidak bisa mengcover semua permintaan," tuturnya saat diwawancarai oleh Tim Media Dinas Kominfotik NTB di Matarm pada Senin 21 Juli 2025.
Menurut Habibie, sapaan akrabnya, event-event seperti FORNAS ini sangat mempengaruhi sektor pariwisata yang ada di NTB. Industri MICE yang terus diupayakan selalu ada di NTB oleh Gubernur Dr. H. Lalu Muhamad Iqbal menurutnya merupakan misi yang sangat strategis. Sehingga kedepannya, ia berharap lebih banyak lagi event besar selain FORNAS yang bisa digelar di Provinsi NTB.
Tak hanya Habibie, buah manis FORNAS juga dicicipi oleh Reza Pingin Trip Lombok. Ia mengaku unit mobil yang disewa dari garasinya mencapai 20 unit.
"Cukup berdampak pada kami. Sekitar 15-20 unit telah dibooking selama pegelaran FORNAS bulan ini," jelasnya.
Kepala Dinas Kominfotik NTB, Yusron Hadi, dalam rilis resmi yang dikeluarkannya menjelaskan layanan sewa mobil, ojek online, shuttle bus, hingga penyedia jasa transportasi laut seperti fast boat ke Gili Trawangan mencatat lonjakan permintaan hingga 200%.
Pemerintah Provinsi NTB menargetkan perputaran ekonomi daerah melalui FORNAS VIII ini bisa menembus Rp100–130 miliar, terutama dari sektor transportasi, akomodasi, UMKM, dan pariwisata. Yusron menyatakan bahwa seluruh moda transportasi telah disiagakan penuh demi kelancaran mobilisasi peserta dan tamu.
“FORNAS bukan hanya ajang olahraga, tetapi juga mesin penggerak ekonomi rakyat. Ini efek ganda yang nyata. Kami mengajak masyarakat NTB memanfaatkan momentum ini sebaik mungkin,” tandasnya.
FORNAS VIII 2025
FORNAS sendiri merupakan ajang dua tahunan yang mempertemukan ribuan pegiat olahraga masyarakat dari seluruh Indonesia. FORNAS VIII 2025 di NTB mengusung semangat “Kalah Menang, Semua Senang”, menampilkan lebih dari 70 Inorga (Induk Olahraga Masyarakat) dengan dukungan semua pihak.
Redaksi _ Surya Ghempar.
Warga Praya Digegerkan Penemuan Mayat di Aliran Sungai Kemulah
Lombok Tengah, Media Dinamika Global.Id || Polres Lombok Tengah melalui Polsek Praya lakukan evakuasi penemuan mayat berjenis kelamin laki-laki di aliran Sungai Lingkungan Kemulah, Kelurahan Panji Sari, Kecamatan Praya, Jumat (18/7).
"Kami mendapat laporan dari masyarakat bahwa ada penemuan jenazah di aliran sungai tersebut," kata Kapolsek Praya AKP Susan V Sualang saat dikonfirmasi, Sabtu (19/7).
Pihaknya kemudian langsung menuju ke tempat kejadian perkara (TKP) untuk melakukan evakuasi terhadap korban.
"Kami bersama tim Inafis Polres Lombok Tengah saat tiba di TKP langsung melakukan evakuasi. Jenazah kemudian langsung dibawa ke RSUD Praya," terang Susan.
Menurut Susan kejadian tersebut diketahui oleh saksi atas nama saudara Muhajar (50), ia diberitahu oleh dua orang warga tentang adanya penemuan jenazah yang mengapung di aliran sungai.
"Saudara saksi kemudian memberitahu dan mengajak warga sekitar untuk memastikan penemuan mayat tersebut," ungkap Susan.
Susan menyampaikan hasil pemeriksaan sementara dari pihak medis bahwa pada tubuh korban ditemukan adanya lebam pada kedua kelopak mata jenazah, yang diduga disebabkan oleh kekurangan oksigen.
"Hingga saat ini, identitas jenazah belum diketahui, karena tidak ada warga sekitar lokasi penemuan yang mengenali korban dan dugaan sementara penyebab kematian korban adalah karena terpeleset dan terjatuh ke aliran sungai, mengingat kondisi lokasi yang curam, "pungkasnya.
Redaksi _ Surya Ghempar.
HUT Kabupaten Lombok Utara Ke - 17, Gubernur NTB Miq Iqbal : KLU Miliki Potensi Besar Menjadi Lebih Baik dan Maju
Mataram, Media Dinamika Global.Id || Gubernur Nusa Tenggara Barat Dr. H. Lalu Muhamad Iqbal menghadiri Perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Ke - 17 Kabupaten Lombok Utara bertempat di Halaman Kantor Bupati, Senin 21 Juli 2025.
Dalam perayaan HUT ini Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal yang bertindak selaku Inspektur Upacara menilai Gumi Tioq Tata Tunaq di usia 17 tahunnya memiliki potensi besar untuk menjadi lebih baik dan maju.
“ Moment ulang tahun ini, selain mengenang lahirnya sebuah daerah baru, juga harus menjadi momen refleksi. Menengok, menyerap pelajaran dari tantangan, capaian sebagai modal menguatkan arah masa depan KLU”. Jelas Miq Iqbal.
Gubernur Miq Iqbal selanjutnya mengatakan sebagai kabupaten paling muda di NTB, Lombok Utara sudah melangkah kearah maju. Karena tetap berupaya pada permasalahan yang ada, seperti misalnya mengentaskan angka kemiskinan hingga 23,96%. Indek Pembangunan Manusia (IPM) bergerak naik diangka 68,64 serta penurunan angka stunting mencapai 13,52%, menjadikan KLU sebagai salah satu kabupaten dengan prevalensi stunting terendah di NTB.
“ Usianya kan baru 17 tahun, kita harus realistis saja. Kalau sudah bisa keluar dari kemiskinan, memberikan pelayanan terbaik dari tahun sebelumnya bagi masyarakat. Saya kira itu capaian yang luar biasa. Apalagi dengan pertumbuhan pariwisata, KLU sudah menjadi magnet pariwisata di NTB”, terangnya.
Selanjutnya Miq Iqbal mengaku memiliki keyakinan kuat untuk membangun KLU jauh lebih baik. Sebagai bentuk dukungan, Gubernur akan memberikan perhatian lebih mengingat Lombok Utara sebagai salah satu epicentrum pariwisata NTB, tentunya akan dilakukan dengan tata kelola yang baik dan benar serta melibatkan semua pihak termasuk kabupaten kota lainnya di NTB.
“KLU memiliki kesempatan untuk membangun dengan baik dan benar baik secara administratif, maupun secara birokrasi. Saya yakin bersama Pak Bupati kita akan membawa KLU menjadi kabupaten yang benar dibangun dari awal”. Tegas Miq Iqbal.
Sementara itu Bupati Lombok Utara Dr. Najmul Akhyar mengungkapkan diusia KLU yang ke - 17 kedepannya akan lebih banyak tantangan yang merintang. Namun Najmul menilai adanya tantangan menurutnya akan menjadi kesempatan untuk melakukan terobosan baru untuk menjadi jalan keluarnya.
“ Menurut saya tantangan menjadi ruang kita berinovasi. Mencari terus cara terbaik untuk mengentaskan berbagai masalah, di tengah keterbatasan yang ada”.
Turut hadir dalam acara tersebut Ketua Tim penggerak PKK NTB Sinta Agathia Iqbal, Wakil Bupati Lombok Utara, ketua TP PKK Lombok Utara Rohyani Najmul Akhyar serta Forum Komunikasi Pimpinan Daerah.
Redaksi _ Surya Ghempar.
Minggu, 20 Juli 2025
Panen Rejeki Pelaku Transportasi, Perhotelan dan UMKM di NTB Berkat FORNAS VIII 2025
Mataram, Media Dinamika Global.Id || 21 Juli 2025 – Penyelenggaraan Festival Olahraga Rekreasi Nasional (FORNAS) VIII 2025 yang akan digelar pada 26 Juli hingga 1 Agustus di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), tidak hanya menjadi pesta olahraga masyarakat terbesar di Indonesia, tetapi juga membawa berkah ekonomi luar biasa bagi sektor transportasi dan perhotelan lokal.
Sejak H-10 jelang pembukaan resmi, tingkat hunian hotel di Kota Mataram, Lombok Tengah, dan Lombok Barat melonjak tajam hingga rata-rata 90%, bahkan beberapa hotel mencatat penuh sejak pertengahan Juli. Hal ini dipicu kedatangan lebih dari 18.000 peserta dan ofisial dari 38 provinsi, serta ribuan keluarga, wisatawan, dan relawan yang turut menyemarakkan FORNAS tahun ini.
Kepala Dinas Kominfotik NTB, Yusron Hadi, menyampaikan bahwa “FORNAS 2025 menjadi momen penting kebangkitan industri perhotelan pasca-pandemi. Dari sejumlah laporan yang masuk, tingkat okupansi yang sebelumnya masih di bawah 60% kini melonjak drastis, bahkan permintaan untuk kamar hotel berbintang dan non-bintang tumbuh merata hingga ke wilayah pinggiran venue.”
Hal senada disampaikan oleh pelaku usaha transportasi. Layanan sewa mobil, ojek online, shuttle bus, hingga penyedia jasa transportasi laut seperti fast boat ke Gili Trawangan mencatat lonjakan permintaan hingga 200%.
Pemerintah Provinsi NTB menargetkan perputaran ekonomi daerah melalui FORNAS VIII ini bisa menembus Rp100–130 miliar, terutama dari sektor transportasi, akomodasi, UMKM, dan pariwisata. Yusron menyatakan bahwa seluruh moda transportasi telah disiagakan penuh demi kelancaran mobilisasi peserta dan tamu.
“FORNAS bukan hanya ajang olahraga, tetapi juga mesin penggerak ekonomi rakyat. Ini efek ganda yang nyata. Kami mengajak masyarakat NTB memanfaatkan momentum ini sebaik mungkin,”.
"Panitia FORNAS itu hanya mengakomodir kebutuhan 600 peserta, yang terdiri dari wasit, juri. Jadi semua penyedia layanan transportasi dan akomodasi ini harus betul-betul menyiapkan diri, karena jumlah yang datang ke NTB ini tidak main-main jumlahnya.
Tentang FORNAS VIII 2025
FORNAS merupakan ajang dua tahunan yang mempertemukan ribuan pegiat olahraga masyarakat dari seluruh Indonesia. FORNAS VIII 2025 di NTB mengusung semangat “Kalah Menang, Semua Senang”, menampilkan lebih dari 70 Inorga (Induk Olahraga Masyarakat) dengan dukungan semua pihak.
Redaksi _ Surya Ghempar.
Menjelang Musda XI Partai Golkar Lampung, Dukungan Untuk Aprozi Alam Makin Santer Disuarakan.
Festival Lakey 2025 Pecahkan Rekor MURI, Gubernur NTB Ajak Dompu Terus Bersinar
Dompu, Media Dinamika Global.Id - Gubernur NTB, Dr. Lalu Muhamad Iqbal, bersama istri, Sinta M. Iqbal, menghadiri dan turut ambil bagian dalam tarian kolosal Ou Balumba yang digelar sebagai bagian dari rangkaian Festival Lakey 2025. Kegiatan ini berlangsung meriah di Pantai Lakey, Desa Hu’u, Kecamatan Hu’u, Dompu, pada Sabtu (19/7), dan berhasil mencatatkan prestasi membanggakan berupa rekor dunia dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI).
Tarian Ou Balumba yang ditampilkan tahun ini melibatkan sebanyak 21.220 penari dari seluruh penjuru Kabupaten Dompu. Jumlah tersebut menjadikannya sebagai penampilan tarian dengan jumlah peserta terbanyak, dan secara resmi tercatat dalam Rekor MURI. Penghargaan dan medali MURI diserahkan langsung kepada pemrakarsa dan pelaksana kegiatan, yakni Bupati Bambang Firdaus dan Wakil Bupati Dompu Syirajuddin, sebagai bentuk apresiasi atas penyelenggaraan kegiatan budaya yang masif dan sarat makna.
Tari Ou Balumba atau Tari Memanggil Gelombang merupakan warisan budaya masyarakat pesisir Dompu yang menggambarkan kesempurnaan hidup yang diberkahi oleh datangnya gelombang laut. Gelombang itu diyakini membawa cahaya kehidupan dan rezeki, serta menjadi simbol keharmonisan antara manusia dan alam. Awalnya merupakan bagian dari ritual tradisional, tarian ini kini telah berkembang menjadi bentuk pertunjukan seni yang inklusif dan sarat nilai spiritual.
Kemeriahan Festival Lakey 2025 pun berlanjut hingga malam puncak yang digelar di kawasan pantai yang sama. Dalam sambutannya, Gubernur NTB mengapresiasi seluruh pihak yang telah menyukseskan acara ini. Ia menilai penyelenggaraan Festival Lakey tahun ini sudah baik, namun harus menjadi pemacu semangat untuk membuatnya lebih baik di masa depan.
“Tadi saya sudah diskusi dengan Bapak Bupati Dompu, intinya penyelenggaraan Festival Lakey tahun ini sudah baik, tapi tahun depan kita akan buat lebih baik,” ujarnya.
Gubernur juga menyampaikan bahwa kehadirannya kali ini menjadi kunjungan ketiganya ke Pantai Lakey. Namun, ini adalah kehadiran perdananya dalam Festival Lakey sebagai gubernur NTB.
“Dulu waktu kampanye saya datang dua kali di Pantai Lakey ini, sedangkan yang sekarang merupakan yang pertama setelah saya menjadi gubernur,” tuturnya.
Dalam kesempatan tersebut, Gubernur juga menyampaikan rasa bangga atas keberhasilan Pemerintah Kabupaten Dompu menyelenggarakan festival yang tidak hanya membanggakan masyarakat lokal, tetapi juga berhasil meraih pengakuan di tingkat nasional.
“Selamat kepada Bapak Bupati dan Wakil Bupati atas penyelenggaraan Festival Lakey, selamat juga atas penghargaan rekor MURI dari Festival Lakey 2025 ini,” tutupnya.
Menutup sambutannya, Gubernur mengajak seluruh masyarakat Dompu untuk terus menjaga semangat kolaborasi, gotong royong, dan kecintaan terhadap budaya serta daerahnya.
“Mari kita terus bersama-sama, bahu membahu membangun Kabupaten Dompu yang lebih maju dan menjadikan NTB semakin makmur dan mendunia,” ajaknya.
Turut hadir dalam acara tersebut Utusan Khusus Presiden RI Bidang Pariwisata, Zita Anjani, sejumlah kepala perangkat daerah lingkup Pemerintah Provinsi NTB, serta jajaran Forkopimda Kabupaten Dompu.
Redaksi _ Surya Ghempar.
Tambang Rakyat dan Solusi Kedaulatan Rakyat
![]() |
Suaeb Qury Wakil Sekretaris Wilayah PW NU Provinsi NTB, (Ist/Surya Ghempar). |
Opini : Suaeb Qury Wakil Sekretaris Wilayah PW NU Provinsi NTB.
Mataram, Media Dinamika Global.Id
Di tengah derasnya arus investasi pertambangan berskala besar yang kerap kali menyisakan luka ekologis dan konflik sosial, hadirnya tambang rakyat menjadi salah satu solusi alternatif yang patut dipertimbangkan secara serius. Ide besar dan keinginan kuat dari individu maupun kelompok masyarakat sipil yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat semestinya didukung dan dilindungi. Apalagi bila gerakan tersebut berangkat dari semangat kemandirian dan berakar pada kebutuhan serta kepentingan masyarakat lokal.
Fenomena maraknya aktivitas tambang rakyat di berbagai wilayah Indonesia, termasuk di Nusa Tenggara Barat, menunjukkan adanya potensi ekonomi yang luar biasa yang selama ini belum sepenuhnya diberdayakan secara legal dan berkeadilan. Tambang rakyat bukan sekadar aktivitas penambangan tradisional, tetapi merupakan bentuk perjuangan ekonomi rakyat kecil untuk memperoleh penghidupan yang layak dari sumber daya alam yang ada di sekitarnya.
Konstitusi kita, UUD 1945, sejatinya memberikan landasan hukum yang kuat bagi eksistensi tambang rakyat. Pasal 33 ayat (3) menyatakan bahwa:
"Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat."
Makna "dikuasai oleh negara" dalam pasal ini tidak berarti dimonopoli oleh elit birokrasi atau segelintir pemodal besar, tetapi sebagai mandat untuk mengatur, mengelola, dan mendistribusikan manfaatnya secara adil kepada seluruh rakyat, termasuk masyarakat lokal yang menggantungkan hidup dari sumber daya tersebut.
Dengan demikian, mewadahi aktivitas tambang rakyat ke dalam bentuk koperasi atau badan hukum lainnya yang legal adalah upaya konkret untuk menyalurkan mandat konstitusi tersebut. Ini bukan hanya soal legalitas, tetapi juga soal kedaulatan rakyat atas sumber daya alam mereka sendiri.
"Koperasi Tambang Rakyat: Jalan Tengah yang Bijak"
Mewujudkan kedaulatan rakyat dalam pengelolaan tambang dapat dilakukan melalui pembentukan Koperasi Tambang Rakyat (KTR). Koperasi ini berfungsi sebagai wadah kolektif yang memungkinkan para penambang rakyat beroperasi secara legal, tertib, dan ramah lingkungan. Melalui KTR, masyarakat bisa mendapatkan akses perizinan yang sah, pembinaan teknis, hingga fasilitas pemasaran yang lebih baik.
Lebih dari itu, koperasi juga memungkinkan adanya pengawasan bersama, sehingga praktik tambang rakyat tidak berubah menjadi tambang liar yang merusak lingkungan atau menjadi ladang eksploitasi oleh pihak-pihak yang tak bertanggung jawab.
Sayangnya, hingga kini regulasi perizinan tambang rakyat masih terlampau rumit, berbelit, dan cenderung memarginalkan masyarakat kecil. Hal ini justru membuka ruang bagi praktik tambang ilegal dan memperparah kerusakan lingkungan karena tidak adanya standar pengawasan yang memadai.
Sudah saatnya negara hadir melalui kebijakan afirmatif yang berpihak kepada rakyat. Pemerintah daerah, dinas terkait, hingga lembaga keagamaan seperti Nahdlatul Ulama, perlu mendorong hadirnya regulasi yang memudahkan masyarakat dalam memperoleh Izin Pertambangan Rakyat (IPR), tanpa mengorbankan aspek kelestarian lingkungan.
Menghidupkan tambang rakyat bukan berarti mengabaikan aspek lingkungan atau membuka pintu kehancuran alam. Justru, dengan pemberdayaan yang tepat, tambang rakyat bisa menjadi solusi yang adil dan berkelanjutan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Negara perlu mendengar suara rakyat dan memberikan ruang partisipatif dalam pengelolaan sumber daya alam.
Kita perlu kembali pada semangat UUD 1945: bahwa bumi, air, dan seluruh kekayaan alam yang terkandung di dalamnya harus dikuasai negara dan digunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat bukan segelintir elite.
Editor : Tim MDG.