Media Dinamika Global: Agama islam
Tampilkan postingan dengan label Agama islam. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Agama islam. Tampilkan semua postingan

Senin, 10 November 2025

Kafilah Kecamatan Woha Ikut Ramaikan Pawai Ta’ruf MTQ Ke-XXVIII Tingkat Kabupaten Bima di Desa Tawali Kecamatan Wera.



Wera, Bima. Media Dibamika Global.Id_Kafilah Kecamatan Woha turut ambil bagian dalam Pawai Ta’ruf Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) ke-28 tingkat Kabupaten Bima yang digelar di Desa Tawali, Kecamatan Wera, pada hari senin  tanggal (10/11). Kegiatan ini menjadi ajang pembuka sekaligus momentum mempererat ukhuwah islamiyah antar-kecamatan se-Kabupaten Bima.


Rombongan Kafillah Kecamatan Woha tampil semarak dengan mengenakan busana bernuansa islami khas daerah, membawa spanduk dan atribut yang menampilkan semangat religius serta kekompakan warga Woha. Antusiasme peserta terlihat sejak awal pawai yang menempuh rute utama Desa Tawali menuju arena utama MTQ.


Camat Woha, Irfan HM.Nor, S.Sos, yang turut hadir mendampingi peserta, menyampaikan rasa bangga atas partisipasi dan semangat masyarakat Woha dalam mendukung kegiatan syiar Islam tersebut.


“Kami sangat mengapresiasi semangat para peserta yang dengan penuh kebersamaan ikut meramaikan pawai ini. MTQ bukan hanya lomba membaca Al-Qur’an, tetapi juga ajang mempererat silaturahmi dan menumbuhkan kecintaan terhadap Al-Qur’an,” ujarnya.


Sementara itu, pelaksanaan MTQ ke-28 Kabupaten Bima tahun ini diikuti oleh seluruh kecamatan dengan berbagai cabang lomba, seperti Tilawah, Tahfidz, Syarhil, dan Fahmil Qur’an. Acara pembukaan direncanakan berlangsung meriah dengan penampilan kafilah dari 18 kecamatan di Kabupaten Bima.


Kafillah Kecamatan Woha berharap melalui kegiatan ini, semangat membaca, memahami, dan mengamalkan nilai-nilai Al-Qur’an dapat terus tumbuh di tengah masyarakat.


“Kami ingin membawa semangat Woha sebagai kecamatan yang religius dan berprestasi,” tambah salah satu peserta.(Mdg/04)

Kamis, 30 Oktober 2025

Putra Risa, Jebolan Rumah Qur’an Sumardin Depok, Buka Program Les Tasmi Online.

Salah satu Putra Qur,ani terbaik Desa Risa, Ade Nurahmansyah Mahfud.  


Bima. Media Dinamika Global.Id_Putra kelahiran Desa Risa Kecamatan Woha, Ade Nurahmansyah salah satu alumni terbaik Rumah Qur’an Sumardin Depok, resmi meluncurkan program Les Tasmi Online, sebuah inisiatif pembelajaran Al-Qur’an yang berfokus pada hafalan dan murojaah berbasis daring. Program ini ditujukan bagi para penghafal Al-Qur’an di seluruh Indonesia yang ingin memperkuat hafalan dan menjaga kualitas bacaan secara terjadwal dan terarah.


Menurut Ade Nurahmansyah Mahfud, ide ini lahir dari keprihatinan terhadap banyaknya hafidz dan hafidzah yang kesulitan menjaga hafalan setelah lulus dari lembaga tahfiz.


“Tasmi bukan sekadar membaca ulang hafalan, tapi juga proses menghidupkan kembali ayat-ayat Allah dalam hati. Dengan platform online ini, saya ingin membantu teman-teman tetap istiqamah murojaah di mana pun berada,” ujarnya pada media ini melalui whats Appnya.


Program Les Tasmi Online ini menawarkan berbagai paket pembelajaran, mulai dari pendampingan satu lawan satu, grup kecil, hingga kelas tematik khusus untuk target hafalan tertentu (1–30 juz). Proses pembelajaran dilakukan secara interaktif melalui video call dan disertai evaluasi rutin oleh pengajar bersertifikat tahfiz.


Selain fokus pada tasmi, program ini juga membina adab dan semangat belajar Al-Qur’an sesuai manhaj ahlus sunnah wal jama’ah.

Ade berharap inisiatif ini menjadi jembatan bagi generasi muda untuk semakin mencintai Al-Qur’an di era digital.


Pendaftaran Les Tasmi Online sudah dibuka melalui akun media sosial resmi dan situs web @RQ Sumardin MI.(Mdg/04)



Senin, 31 Maret 2025

Wadan Ramil 1608-07/Monta, Dampingi Bupati Bima Laksanakan Sholat Idul Fitri 1446 H. di Desa Tangga.




Bima, Media Dinamika Global.Id.- 31 Maret 2025 – Wadan Ramil Koramil 1608-07/Monta, Kapten Inf Ibrahim, bersama anggota Koramil melaksanakan Shalat Idul Fitri 1446 H di Masjid As-Said, Desa Tangga, Kecamatan Monta. Pada hari senin tanggal (31/03) bersama masyarakat setempat.

Kegiatan yang berlangsung sejak pukul 07.00 WITA ini dihadiri oleh berbagai tokoh penting, termasuk Bupati Bima Bapak Ady Mahyudi, ST, Wakil Bupati Bima Dr. H. Irfan Jubaidin, serta jajaran pemerintah daerah, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan warga sekitar. Shalat Idul Fitri dipimpin oleh Imam Ustadz Amran H. M. Saleh, sementara khotbah disampaikan oleh Ustadz Farhan Bil Islam, S.Ag.

Dalam sambutannya, Bupati Bima, Ady Mahyudi, Menyampaikan ucapan selamat Idul Fitri kepada seluruh masyarakat serta mengajak umat Islam untuk terus meningkatkan kualitas iman dan takwa kepada Allah SWT. Beliau juga mengapresiasi peran serta TNI-Polri dalam menjaga keamanan selama bulan Ramadan, sehingga seluruh rangkaian ibadah dapat berjalan lancar. Selain itu, Bupati Bima mengundang masyarakat untuk menghadiri kegiatan halal bihalal yang akan dilaksanakan di kediamannya sebagai wujud kebersamaan dan silaturahmi antarwarga.

Pelaksanaan Shalat Idul Fitri tahun ini berlangsung dengan penuh khidmat dan kebersamaan. Kehadiran unsur pemerintahan dan aparat keamanan memberikan rasa aman serta menunjukkan sinergi yang baik antara pemerintah dan masyarakat. Momen ini menjadi kesempatan bagi seluruh umat Muslim di Kabupaten Bima untuk saling memaafkan dan memperkuat ukhuwah Islamiyah dalam semangat kemenangan setelah menjalani ibadah puasa di bulan suci Ramadan.(mdg/04)

Sabtu, 21 Desember 2024

Bismillahirrohmaanirtohiimmm.... Allahumma Sholli Ala Muhammad.....


MANUSIA N TAUBAYNYA

ALLAH SWT, tdk sepenuhnya menuntut kita utk menjadi sempurna, 

ALLAH SWT, hanya menginginkan kita utk bertaubat dgn sungguh sungguh atas segala noda n dosa yg telah kita perbuat. 

Krn kita bkn mahluk yg sempurna ., namun taubat kita lah yg menyempurnakan ketidak sempurnaan amal kita. 

Krn kita bknlah malaikat yg tanpa dosa. Namun kita jadi mulia krn taubat kita yg sungguh sungguh  tulus. 

Krn kita bknlah iblis yg dijamin berada di neraka jahannam. 

Maka marilah kita bertaubat dgn sungguh sungguh n tulus., n teruslah berdoa n berharap ampunan dari ALLAH SWT, yg kelak menyelamatkan kita dari neraka jahannam. 

Kita memiliki ALLAH SWT, yg maha sempurna dari segala noda, cacat n dosa. 

Kita memiliki ALLAH SWT, yg maha pengasih n maha penyayang serta yg maha segala sesuatu. 

Alqur'an surat Albakarah ayat 222 

Yg artinya sesungguhnya ALLAH SWT, menyukai org org yg taubat dgn sungguh sungguh hati n tulus n sesungguhnya ALLAH SWT, menyukai org org yg mensucikan diri. 

Barskallahu fiikum... 

Semoga bermanfaat buat kita semua. 


       FROM : IJAUHAL FARID

Rabu, 31 Juli 2024

Sejumlah Da'i Lakukan Kegiatan Jaulah Keliling Pantai Amahami - Lawata Kota Bima


Kota Bima. Media Dinamika Global. Id.-Sejumlah Da'i (Ustad), pada Sore Sabtu 27 Juli 2024, melaksanakan kegiatan Jaulah keliling disepanjang Pantai Amahami-Lawata hingga Pesisir Pantai Jenamawa Ni'u Kelurahan Dara, Kecamatan Rasanae Barat Kota Bima.

Kabag Kesra H.Sirajudin,S.Sos Taujiyah di Musholah Baitul Hamid Jenamawa Ni'U Sore Sabtu 27 Juli 2024 menjelaskan tentang apa itu Jaulah. 

Jaulah merupakan kegiatan berkeling-keliling yang dilakukan satu kelompok jamaah dengan mendatangi masyarakat untuk menyampaikan pesan-pesan dakwah yang dilakukan pada waktu sore hari sebelum tiba shalat Magrib.

Pantauan Langsung Media seperti dikutip dari LONDA POST dilapangan Sabtu Sore kemarin menunjukkan; Tujuan digelar tabligh keliling para Ustad ini, adalah disamping memperkuat nilai-nilai Ukhuwah Islamiah, juga kegiatan tabligh ini dilakukan dengan tujuan untuk menyampaikan risalah atau ajaran Allah dan Rasul kepada seluruh umat muslim sehingga dapat diterapkan langsung dalam kehidupan sehari-hari.

Para Da'i yang hadir saat kegiatan ini diantaranya; Ustad Haris,Sag, utd Iwan, utsd Bambang, ustd Gufran, juga ikut dihadir Kabag Kesra Setda Kota Bima H. Sirajudin,.S.Sos.

Kepada Media ini, Ustad Haris mengatakan, pihaknya menggelar kegiatan tersebut selama 3 hari dengan metode pendekatan Humanis pada para adik-adik pemuda-pemudi pengunjung Pantai JenamawA, Amahami - Lawata saat sore hari."

" Kami lakukan pendekatan spiritual yaitu menggunakan prinsip dan kaedah komunikasi yang terdapat dalam al-Quran dan Hadis. Cara yang digunakan adalah mengajak kepada ma'ruf dan mencegah kemungkaran, menasehati dan menegur. Dalam hal ini, komunikasi Islam senantiasa mengubah perlakuan buruk individu atau khalayak sasaran menjadi perlakuan yang baik, dengan metode Jaulah ini kata Ustad Haris, rasanya dapat diterima masyarakat termasuk adik-adik remaja." Ucapnya.

Lebih jauh dijelaskanya, metode Jaulah keliling seperti ini, bisa dikatakan cukup berhasil. Para Jamaah Tabligh telah mendapatkan pengakuan dari masyarakat penerima dakwah bahwa hanya dengan usaha para jamaah, pengetahuan dan pemahaman keagamaan mereka bertambah dan melalui pesan-pesan dakwah yang disampaikan para Jamaah Tabligh, masyarakat dapat lebih mendekatkan diri kepada Allah Swt.

" Semua berjalan dengan baik, adik-adik remaja diajak sholat Magrib bersama di Musholah Baitul Hamid Jenamawa Ni'u sekaligus mendegarkan Tausiyah singkat dari Kabag Kesra Setda Kota Bima H.Sirajudin,S.Sos." jelasnya.

Kabag Kesra Setda Kota Bima H.Sirajuddin,S.Sos usai Tausiyahnya dikonfirmasi Londa Post mengatakan; Pihak mengapresiasi apa yang dilakukan para Da'i jamaah Tabligh keliling ini." Kegiatan ini cukup baik diterima masyarakat karena memperkuat nilai-nilai Ukhuwah Islamiah, juga kegiatan tabligh ini dilakukan dengan tujuan untuk menyampaikan risalah atau ajaran Allah dan Rasul kepada seluruh umat muslim sehingga dapat diterapkan langsung dalam kehidupan sehari-hari." Ucapnya.

Pihaknya mengaku baru pertama kali datang di perkampungan Jenamawa Niu Kelurahan Dara. Warga bermukim di Jenamawa Ni'u berdasarkan laporan Tokoh Warga setempat ada sekitar lebih dari 40 KK yang dihuni hampir 100 jiwa, ini perlu mendapat perhatian renovasi rumah ibadah mereka.

" InsaAllah Musholah Baitul Hamid Jenamawa Ni'u pasti mendapat bantuan dari Pemkot Bima untuk renovasi, karena selama 2 tahun yang saya dengar kurang aktif digunakan akibat kondisinya memprihatinkan, InsaAllah lewat proposal warga setempat ke bagian Kesra pemkot, kita akan tindaklanjuti kepada Pimpinan daerah." Ucapnya. (MDG024).

Selasa, 04 Juni 2024

Muhammad Farid: Naik Haji Di Bulan Muharram


Tentang Haji. Media Dinamika Global. Id.- Sebentar lagi jutaan umat Islam dari seluruh dunia akan mengerjakan ibadah haji di Makkah. Ibadah Haji sudah diperintahkan sejak jaman Nabi Ibrahim SAW (QS.Al Hajj, 22:26-27). Dan ritual haji menjadi tradisi di kalangan orang-orang arab sebelum Nabi Muhammad SAW diutus.

Sebelum Nabi Muhammad SAW lahir, orang-orang arab pada waktu itu sudah mengenal dan melaksanakan ritual haji seperti wukuf, thawaf dan sa’i. Tapi tata cara pelaksanaannya berbeda dengan Islam.

Aturan pelaksanaan haji dalam Islam diatur dalam Alquran dan Hadis Nabi. Diantaranya mengenai waktu pelaksanaannya. Tapi sebelum kita membahas tentang waktu pelaksanaan haji, Kita sepakati dahulu apa itu Haji.

Haji adalah Serangkaian ibadah mulai dari Niat Ihram, Wukuf di Arafah, melontar jumrah di Muzdalifah dan Thawaf serta Sai di Makkah di waktu-waktu yang telah ditentukan. Semua rangkaian itu hasil dari doanya Nabi Ibrahim SAW yang meminta diberikan petunjuk kepada Allah mengenai tata cara (manasik) ibadah (QS.Al Baqarah, 2:128)

Di Alquran disebutkan waktu dimulainya pelaksanaan Haji ketika bulan sabit yaitu tanggal 1 sampai tanggal 7.

“Mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit. Katakanlah, “Itu adalah waktu bagi manusia dan haji.” (QS.Al Baqarah, 2:189)

Mulai tanggal 1 sampai tanggal 7 itulah dimulainya niat Ihram untuk melaksanakan haji. Karena tanggal 8 sudah Hari Tarwiyah dimana semua orang mulai bergerak menuju Arofah. Mulai niatnya bisa di tanggal 1, 4 atau 7. Yang penting masih di dalam 7 hari di awal bulan.

Sedangkan puncak pelaksanaan haji adalah wukuf di Arofah tanggal 9. Dilanjutkan dengan Umrah (thawaf dan sai) serta melontar jumroh sejak tanggal 10 sampai tanggal 13.

Jadi kalau ada yang mengatakan niat Ihram haji bisa dilakukan di tanggal 8 sampai 30 bulan Syawal atau Zulqaidah, maka itu bertentangan dengan ayat ini.

Selama 7 hari awal bulan, sambil menunggu puncak pelaksanaan Haji yaitu Wukuf di Arofah tanggal 9, jamaah haji boleh mengisinya dengan umrah sunnah (thawaf dan sai) terlebih dahulu.

Lantas bagaimana dengan bulan pelaksanaan Haji ? Alquran menyebutkan Haji dilakukan di bulan-bulan yang telah ditentukan.

“Haji itu (pada) bulan-bulan yang telah ditentukan. Siapa yang menetapkan (niatnya) dalam (bulan-bulan) itu, janganlah berbuat rafaṡ (perkataan jorok), berbuat maksiat, dan bertengkar dalam (melakukan ibadah) haji… “ (QS.Al Baqarah, 2:197)

Haji itu pada bulan-bulan yang telah ditentukan. Kata “bulan-bulan” menunjukkan beberapa bulan bukan hanya satu bulan. Berbeda dengan pandangan saat ini dimana haji hanya bisa dilakukan di bulan Zulhijjah. Lantas bulan yang mana ?

Kalau kita lihat sejarahnya, haji itu tidak terlepas dari tradisi masyarakat Arab sejak zaman Nabi Ibrahim melakukan ziarah ke Makkah. Kondisi geografis di Arab yang gersang penuh padang pasir membuat orang-orang Arab terutama Suku Badui (Arab pegunungan) mempunyai kehidupan yang keras.

Saat itu sering terjadi perampokan dan peperangan antar suku. Hal ini merugikan bagi kafilah-kafilah dagang yang sering melakukan perjalanan melalui padang pasir. Ada tradisi gencatan senjata dimana pada saat itu tidak boleh ada peperangan, pembunuhan dan perusakan. Bagi siapa yang melanggar akan mendapat sanksi yang sangat berat.

Gencatan senjata atau masa damai itu ada pada 4 bulan haram (suci) yaitu Rajab, Zulqaidah, Zulhijjah dan Muharram. Dan 4 bulan haram ini juga diabadikan dalam Alquran :

“Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) ketetapan Allah (di Lauhulmahfuz) pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu padanya (empat bulan itu),..” (QS.At Taubah, 9:36)

Selama masa damai 4 bulan inilah suku-suku Arab melakukan perjalanan dagang ke berbagai kota termasuk perjalanan spiritual (haji) ke Makkah. Mereka juga memanfaatkan perjalanan ziarah (haji) ke Makkah untuk keperluan dagang. Selain dari 4 bulan suci (haram) ini mereka akan mengalami gangguan selama dalam perjalanannya.

Ada sebuah tradisi lagi agar perjalanan ke Makkah tidak diganggu yaitu membawa dan menandai hewan sembelihan (kurban). Hewan itu diberikan kalung atau dilukai dibagian punuknya sebagai tanda bahwa hewan tersebut akan disembelih di Makkah. Hewan ternak (unta, sapi, kambing) yang sudah diniatkan sebagai hewan kurban disebut Hadya. Dan hewan Hadya yang sudah ditandai atau dikalungi disebut Qalaaid.

Jadi Ka’bah sebagai tujuan ziarah, bulan-bulan haram sebagai waktu pelaksanaan dan hewan hadya dan qalaaid sebagai hewan kurban, semuanya punya keterkaitan yang sangat erat dan tidak bisa dipisahkan. Sebagaimana disebutkan dalam Alquran :

“Allah telah menjadikan Ka‘bah, rumah suci itu sebagai pusat kegiatan (peribadatan dan urusan dunia) bagi manusia, dan (demikian pula) bulan haram, hadyu (hewan kurban) dan qalā’id (hewan kurban yang diberi kalung). Yang demikian itu agar kamu mengetahui bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa pun yang ada di langit dan apa pun yang ada di bumi dan bahwa Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”. (QS.Al Maidah, 5:97)

Dari sini kita sudah bisa melihat kaitan antara bulan-bulan haram dengan ibadah haji. Dimana keduanya tidak bisa dipisahkan.

“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syiar-syiar Allah, dan jangan (melanggar kehormatan) bulan-bulan haram, dan jangan (mengganggu) hadyu (hewan-hewan kurban) dan qalā’id (hewan-hewan kurban yang diberi tanda), dan jangan (pula mengganggu) para pengunjung Baitulharam sedangkan mereka mencari karunia dan rida Tuhannya! Apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, maka bolehlah berburu….” (QS.Al Maidah, 5:2)

Pada jaman Nabi Muhammad SAW, perintah haji diturunkan pada tahun 6 Hijriah. Pada tahun itu tepatnya di bulan Zulqaidah Rasulullah bersama seribu orang sahabat berangkat haji membawa hewan hadya (HR.Bukhari dan Muslim).

Tapi sesampainya di Hudaibiyah, Nabi dan para sahabat dihadang oleh orang-orang Quraisy. Kemudian terjadi kesepakatan antara Nabi dan para sahabat dengan orang Quraisy. Kesepakatan itu disebut Perjanjian Hudaibiyah. Salah satu isi perjanjian adalah gencatan senjata selama 10 tahun dan selama itu Nabi boleh memasuki Makkah hanya 3 hari saja.

Akibat perjanjian ini, Nabi hanya bisa memasuki kota Makkah selama 3 hari aja. Sehingga Nabi dan para Sahabat tidak jadi melaksakan ibadah Haji tapi mengubahnya menjadi umrah saja. Dan itu dilakukan di bulan Zulqaidah bukan bulan Zulhijjah. Peristiwa ini diabadikan dalam Alquran :

“Sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah. Akan tetapi, jika kamu terkepung (oleh musuh), (sembelihlah) hadyu yang mudah didapat dan jangan mencukur (rambut) kepalamu sebelum hadyu sampai di tempat penyembelihannya. Jika ada di antara kamu yang sakit atau ada gangguan di kepala (lalu dia bercukur), dia wajib berfidyah, yaitu berpuasa, bersedekah, atau berkurban….” (QS.Al Baqarah, 2:196)

Pada tahun berikutnya (tahun 7 H), karena masih berlaku ketentuan pembatasan 3 hari mengunjungi Makkah, Nabi dan para sahabat hanya bisa melakukan umrah dan dilakukan di bulan Zulqaidah. Kemudian di tahun berikutnya orang-orang Quraisy melanggar perjanjian ini.

Maka pada Tahun 8 Hijriah tepatnya di bulan Ramadhan, Nabi beserta sepuluh ribu sahabat menaklukkan kota Makkah tanpa adanya perlawanan dari penduduk Makkah. Tapi di bulan Syawal, penduduk sekitar (di luar) Makkah berencana melakukan penyerangan sehingga terjadilah Perang Hunain.

Pada perang ini awalnya Kaum Muslimin menderita kekalahan tapi akhirnya mendapat kemenangan. Pasukan musuh kabur dan terbagi menjadi 3 kelompok. Semuanya dikejar oleh pasukan muslim. Satu kelompok masuk ke dalam benteng di Thaif.

Lalu Nabi dan para sahabat mengepung benteng Thaif selama bulan syawal. Nabi menggunakan pelempar batu (trebuchet) untuk menghancurkan benteng tapi tidak berhasil. Sampai akhir bulan Syawal, Nabi dan para sahabat tidak berhasil menaklukkan benteng Thaif.

Besoknya sudah masuk bulan Zulqaidah yang termasuk bulan haram, dimana pada bulan haram dilarang untuk berperang. Maka Nabi meninggalkan Thaif dan kembali ke Ji’rona (dekat Makkah) dimana rampasan perang Hunain disimpan. Masih ada satu pekerjaan yang harus dilakukan yaitu membagikan rampasan perang Hunain yang sangat besar. Setelah perhitungan selesai, Nabi membagikan rampasan perang di tanggal 5 Zulqaidah.

Pembagian rampasan perang kepada sepuluh ribu pasukan bukan perkara yang mudah. Diperlukan waktu berhari-hari untuk membagikan rampasan perang. Akibatnya waktu pelaksanaan niat memulai ihram haji (tanggal 1-7 Zulqaidah) terlewatkan.

Jika pada saat itu tidak ada peristiwa pengepungan benteng Thaif, kemungkinan besar Nabi dan para Sahabat melakukan ibadah haji di bulan Zulqaidah. Sebagaimana halnya pada tahun 6 Hijriah Nabi berniat melakukan ibadah haji di bulan Zulkaidah tapi batal dan berubah jadi umrah karena dibatasi hanya 3 hari.

Setelah pembagian rampasan perang selesai, masih ada waktu 20 hari untuk masuk bulan Zulhijjah Plus 9 hari ke puncak pelaksanan haji (tanggal 9 Zulhijjah). Tapi setelah menunggu 13 hari nabi memutuskan untuk pulang ke Makkah. Pada tanggal 23 Zulqaidah hari Nabi pun melakukan umrah dan pulang ke Makkah.

Tahun 9 Hijriah, Nabi tidak berangkat haji tapi mengutus Abu Bakar dan Ali untuk memimpin pelaksanaan haji yang dilakukan di bulan Zulhijjah tahun 9 Hijriah. Baru pada tahun 10 hijriah di bulan Zulhijjah, Nabi berangkat haji. Dan itu adalah haji pertama dan terakhir yang dilakukan oleh Nabi karena tahun berikutnya (tahun 11 H) Nabi sudah meninggal dunia.

Dari keterangan di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa Pelaksanaan ibadah haji tidak bisa dilepaskan dari bulan-bulan haram yaitu Rajab, Zulqaidah, Zulhijjah dan Muharram. Dan Nabi pun pernah menyontohkan berangkat haji di bulan Zulqaidah. Tapi takdir berkata lain, Nabi hanya bisa melakukan ibadah haji sekali yaitu di bulan Zulhijjah tahun 10 H.

Meski demikian, bukan berarti haji hanya bisa dilakukan di bulan Zulhijjah sebagaimana pemahaman pada umumnya. Alquran, Hadis Nabi dan Fakta sejarah menunjukkan bahwa haji bisa dilakukan di 4 bulan haram dimana niat ihram haji dilakukan pada tanggal 1 sampai 7 di bulan-bulan haram tersebut.

Kalau ada yang mengatakan bulan-bulan haji yang dimaksud di Alquran termasuk juga bulan Syawal maka itu bertentangan dengan Alquran, Hadis Nabi dan juga akal sehat. Jika bulan syawal termasuk hitungan bulan haji, bagaimana mungkin puncak haji tanggal 9 Zulhijjah sedangkan niat hajinya dimulai 2 bulan sebelumnya yaitu bulan Syawal. Yang masuk akal adalah : jika puncak haji tanggal 9 Zulhijjah maka mulai niat ihram haji bisa dimulai sejak tanggal 1 di bulan yang sama (bulan zulhijjah) juga. Dan ini sesuai dengan ketentuan di Alquran bahwa awal waktu haji adalah bulan sabit.

Dari keterangan di atas, kita dapat menyimpulkan berdasarkan Alquran, Sunnah dan sejarahnya, Haji bisa dilaksanakan setahun 4 kali yaitu di bulan-bulan haram (Rajab, Zulqaidah, Zulhijjah dan Muharram).

Hal Ini bisa jadi solusi atas lamanya antrian naik haji. Ada daerah yang antriannya sampai 40 tahun. Kalau pemerintah Arab mau menegakkan ketentuan sesuai Alquran dan Sunnah dimana haji diselenggarakan sebanyak 4 kali dalam setahun, maka antrian itu bisa dipangkas menjadi 10 tahun.

Berdasarkan Ketentuan Alquran, Hadis Nabi, fakta sejarah, akal sehat dan pertimbangan manfaat di atas, maka kita boleh naik haji di bulan Muharram tahun ini. Siapa yang mau ikut ?