![]() |
Masyarakat Maluk Sumbawa Barat, (Ist/MDG). |
Media Dinamika Global.Id - Sumbawa Barat, 11 Juni 2025 – Ketegangan memuncak di Kecamatan Maluk, Kabupaten Sumbawa Barat. Masyarakat lokal menyatakan siap melakukan aksi blokade jalan pada Senin, 16 Juni 2025 sebagai bentuk protes terhadap ketimpangan rekrutmen tenaga kerja oleh PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT).
Aksi yang akan berlangsung di tiga titik strategis di sekitar Kantor Camat Maluk ini merupakan puncak akumulasi kekecewaan warga yang merasa terus-menerus dipinggirkan. Mereka menilai PT AMNT lebih mengutamakan tenaga kerja dari luar daerah, sementara masyarakat lokal – yang telah lama hidup berdampingan dengan kegiatan tambang – justru tak diberi ruang layak.
"Kami tidak akan beri toleransi. Karyawan yang bukan orang lokal, yang tidak bisa bahasa Sumbawa, tidak akan bisa lewat,” tegas Yuni Bourhany, Koordinator Aksi dan aktivis perempuan Sumbawa Barat.
Tiga Tuntutan Utama Aksi:
1. Tenaga kerja lokal harus diakomodasi secara adil dan proporsional.
2. Pengusaha dan pelaku usaha lokal seperti Agus Tono harus dilibatkan kembali dalam kerja sama proyek.
3. Masyarakat lokal harus menjadi subjek, bukan objek, dalam pembangunan wilayah tambang.
![]() |
Aktivis Perempuan Asal KSB (Yuni Bourhany), (Ist/MDG). |
Selain persoalan ketenagakerjaan, aksi ini juga menjadi sorotan terhadap berbagai dampak negatif aktivitas tambang seperti kerusakan lingkungan, pencemaran air, serta pergeseran sosial yang tak sebanding dengan kontribusi ekonomi yang dirasakan masyarakat.
“Kami merasa seperti tamu di tanah sendiri. Ini bukan hanya soal pekerjaan, tapi soal harga diri dan hak hidup yang layak,” tambah Yuni.
Aksi Tanpa Orasi, Tapi Penuh Tekanan
Berbeda dari aksi sebelumnya, gerakan kali ini akan lebih langsung dan sistematis. Sweeping terhadap kendaraan dan atribut perusahaan akan dilakukan secara damai namun tegas. Dahlan, Ketua Asosiasi Tambang Rakyat, memastikan bahwa sweeping akan berjalan tertib dan fokus menyasar aktivitas perusahaan.
“Kami tidak akan berorasi panjang. Kami langsung sweeping atribut perusahaan, semua simbol AMNT akan disapu bersih hari itu. Kami pastikan operasional lumpuh total,” ujar Dahlan.
Dampak Serius Jika Tuntutan Diabaikan
Aksi ini bukan sekadar ekspresi kekecewaan, tetapi juga peringatan keras kepada PT AMNT dan pemerintah pusat. Jika ketimpangan ini terus dibiarkan, masyarakat akan menarik dukungan terhadap segala bentuk relaksasi izin dan fasilitas operasional yang tengah dimohonkan perusahaan.
“Jika AMNT tetap abai, jangan harap ada dukungan terhadap relaksasi. Kami siap dorong penolakan izin secara terbuka. Ini sinyal kuat bahwa masyarakat tidak lagi bisa dibungkam,” tutup Yuni.
Aksi ini diprediksi akan mendapat perhatian luas, termasuk dari investor dan pemegang saham yang mengamati reputasi dan keberlanjutan operasional PT AMNT. Sorotan terhadap aspek sosial dan lingkungan juga diperkirakan akan meningkat seiring dengan eskalasi konflik.
Untuk informasi lebih lanjut, wawancara, atau peliputan lapangan, silakan hubungi kontak di atas.
Redaksi _ "Surya Ghempar".