Masjid La Ka'I Kamina Sebagai Bukti Peninggalan Kerajaan & Kesultanan Bima. - Media Dinamika Global

Selasa, 24 Juni 2025

Masjid La Ka'I Kamina Sebagai Bukti Peninggalan Kerajaan & Kesultanan Bima.

Bima, NTB. Media Dinamika Global.Id.-Masuknya agama Islam di Bima pada abad XVII yang dibawa dari Gowa Sulawesi Selatan oleh Abdurrahman bergelar Datuk ri Bandang dan Abdurrahim bergelar Datuk ri Tiro yang berasal dari Pagaruyung, Minangkabau. Kedua muballig ini terlebih dahulu menyebarkan agama Islam di Kerajaan Gowa dan Luwu. 

Pengaruh agama Islam ini sampai ke Istana Bima dan dua penganjurnya menjadi guru agama di Istana Bima sekaligus mengembangkan agama Islam di Bima. Oleh karena itu, setiap bulan Maulid diadakan upacara sirih puan. Tujuanya, merayakan hari Kelahiran Nabi Muhammad Saw, merayakan ulang tahun masuknya Islam di Bima, dan sebagai penghormatan atas jasa-jasa gurunya dalam menyebarkan agama Islam di Bima. Baca; (M. Dahlan Abubakar, K.H Muhammad Hasan, B.A. Guru Tabib & Misteri Jin, hlm. 40-50) 

Bima penduduknya sekarang 99% muslim berkat La Ka'I yang menerima agama Islam masuk di Bima serta memimpin masyarakatnya dengan bijaksana, adil dan tekun dalam memprioritaskan agama. 

Apa bukti agama yang di tinggalkan oleh Kerajaan Bima? Sebenarnya sudah jelas bahwa Masjid La Ka'I Kamina yang terletak di Desa Kalodu, Kecamatan Langgudu, Kab. Bima berada di puncak gunung sebagai bukti sejarah peradaban Islam Bima.

Masjid ini di bangun oleh Putra Mahkota Kerajaan Bima bernama La Ka'I atau kemudian bernama Sultan Abdul Kahir pada tahun 1621 M atas bimbingan kedua muballig setelah melanjutkan tahta kerajaan dan beliau menjadi Sultan pertama di Bima. 

Selain Masjid La Kai Kamina, sekolah agama juga berupa pondok pesantren yang cukup banyak dan masyarakat Bima 90% bisa mengaji serta dakwah, bahkan ada puluhan yang juara ngaji secara Internasional dan Nasional, bukti-bukti ini bisa menjadi referensi nyata bagi pembaca. 

Himbauan pertama penulis kepada semua, baik pemerintah maupun masyarakat, warisan pemimpin terdahulu tolong Kita rawat dan jaga dengan baik, jangan biarkan pudar begitu saja di telan zaman, Kita hanya menikmati warisan, tidak pernah ingin merawat yang diwariskan, belum tentu Kita mampu mewarisi peradaban yang baik seperti mereka, siapa lagi yang merawat dan menjaga kalau bukan Kita yang sekarang. 

Kedua, jangan membangun situs-situs baru di Bima yang telah ditiadakan oleh pemimpin terdahulu, ini melanggar perintah Allah SWT, perintah Nabi dan Rasul serta melanggar aturan Sultan Abdul Kahir Bima. (Abd Khalik Syam).

Comments


EmoticonEmoticon