Abdul Khalik: Runtuhnya Dinasti & Oligarki, Melahirkan Perubahan Demokrasi Bima Yang Ideal - Media Dinamika Global

Rabu, 04 Juni 2025

Abdul Khalik: Runtuhnya Dinasti & Oligarki, Melahirkan Perubahan Demokrasi Bima Yang Ideal


Bima NTB. Media Dinamika Global.Id.- Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Bima Tahun 2024 menjadi tema yang menarik untuk dikaji secara bersama, tema ini sedang dikaji oleh para ilmuan politik, hukum, sosial, budaya dan lain sebagainya, baik yang ada di Bima maupun yang sedang merantau diluar Bima dan bahkan masyarakat yang ada di sawah serta di kebun ikut andil dalam membahas masalah Pilkada dengan melihat langsung aktivitas politik melalui media sosial atas pengalaman lapangan selama pemilu yang berlangsung di Indonesia.

Mengapa menarik, karena masyarakat Bima yang memimpin dari dulu kebanyakan turunan dari Dinasti sebagai sebuah kekuasaan politik yang dijalankan oleh sekelompok orang yang masih terkait dalam hubungan kekeluargaan. 

Pemilihan kepala daerah tahun 2024 yang lalu dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil setiap lima tahun sekali (UUD Pasal 22E, ayat 1)., membuat mantan Bupati Bima yang menjabat selama dua periode mendukung anak_Nya mantan ketua DPRD yang menang lagi pada Pileg 2024 untuk ikut maju sebagai calon Bupati dalam melanjutkan kepemimpinan ayah dan ibunya. Pada pencalonan Pilkada seorang ibu selalu mendampingi anaknya dalam melakukan blusukan dilapangan, ini menandakan bahwa kemauan mempertahankan kedinastian sangat besar dan tidak menginginkan dinasti dikuasai oleh orang lain kecuali dari turunanya yang sudah di nobatkan sebagai Jenateke.

Padahal setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa, dan negaranya (UUD Pasal 28C) melalui kompetisi secara sehat, namun di Bima sering dihalangi dengan isu-isu terkait dinasti dan pemilik modal yang tiada habisnya serta bantuan para bangsa Jin yang tak mampu dicegat oleh lawan politik menurut para tim dan pendukung fanatik dinasti yang tua-tua, ternyata ini hanyalah strategi politik selama ini.

Adapun kata kunci yang menarik untuk dibahas pada pemilihan kepala daerah Kab. Bima Tahun 2024 ialah runtuhnya dinasti dan Oligarki yang menghadirkan Demokrasi ideal.

Pilkada Tahun 2024 telah memberikan pendidikan politik yang baik untuk masyarakat Bima, dimana masyarakat bisa menilai secara langsung rekam jejak bahkan debat kandidat No.1 pasangan Ady-Irfan dan No.2 Yandi-Ros berkat media masa dan para tim yang konsisten. 

Apa kelebihan dan kekurangan kedua pasangan calon tersebut di atas? 

Calon No.1 menaklukan hati masyarakat terlebih dahulu sebelum menaklukan hati instansi-instansi pemerintah, kekuranganya susah menaklukan hati pemerintah dan organisasi partai politik sebagai kendaraan, bahkan ada yang memprediksi tidak akan mampu bersaing dalam Pilkada dengan pertimbangan-pertimbangan yang ada pada kelebihan lawan politik.

Adapun No.2 ialah menaklukan hati instansi-instansi pemerintah lebih dulu sebelum menaklukan hati masyarakat, kekurangannya susah menaklukan hati masyarakat karna masyarakat banyak yang kehilang kepercayaan atas kepemimpinan ibunya dan suaminya pasangan calon No.2. serta ketidakstabilan gerakan politik oligarki pemerintah dikarenakan Ibunya mencalonkan diri sebagai Wakil Gubernur dan anaknya mencalonkan diri sebagai calon Bupati serta sebagian keluarganya kalah dalam Pileg yang menghabiskan ongkos politik, sehinga tidak mampu lagi untuk saling membantu, melainkan masing-masing mempertahankan kepentingan demi menjaga marwah harga diri. Kelompok-kelompok maupun individu instansi pemerintah sebagian yang loyal dan jadi tim pemenangan tidak mampu lagi meyakinkan keluarganya dan masyarakt untuk memilih calon yang mereka usul dengan cara apapun.

Setelah pembahasan di atas maka akan dijelaskan pengertian Oligarki menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia untuk memudahkan pembaca, oligarki adalah pemerintahan yang dijalankan oleh beberapa orang yang berkuasa dari golongan atau kelompok tertentu, maka suatu organisasi itu telah dikendalikan oleh kekuatan oligarki, karena hanya dipegang oleh orang atau kelompok tertentu, dari pengertian tersebut maka pembaca bisa memahami apa yang dimaksud dengan oligarki yang dibahas.

Sukses dan tidaknya pelaksanaan pemilu salah satunya ditentukan oleh sejauhmana partisipasi masyarakat dalam menggunakan hak pilihnya. Pemilu merupakan tonggak penting untuk mempresentasikan kedaulatan rakyat, sehingga tidak ada negara demokrasi tanpa memberikan peluang adanya pemilihan umum yang dilakukan secara sistematik dan berkala.

Pilkada Kab. Bima menunjukkan bahwa demokrasi lokal Bima sekarang memiliki kemajuan secara ideal, karena pada saat pemilu dilakukan dengan baik, jujur, adil, transparan, dan berkesinambungan, walaupun isu politik uang tetap ada, namun bisa di atasi oleh para timses calon dengan meliput langsung gerak-gerik tim lawan melalui media sosial sebelum melancarkan misinya yang bisa dilihat secara seksama oleh masyarakat.

Kemenangan Ady-Irfan menghadirkan wajah baru untuk Bima yang cerah dan cemerlang dengan slogan PERUBAHAN dari berbagai segi kehidupan pemerintah dan masyarakat dengan pembuktian awal adalah Selasa Menyapa yang mendekatkan diri antara pemerintah dengan rakyat tanpa sekat.

Saat sekarang tidak perlu mengkhawatirkan anggaran pemerintah terkuras habis buat masyarakat, karna memang itu diperuntukan untuk kebaikan bersama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sesuai amanat UUD 1945. Daripada seperti pemerintah Kab. Bima sebelumnya tidak terlalu mempedomani teori Montesquieu yang di anut oleh sistem ketatanegaraan di Indonesia dalam pembagian kekuasaan antara eksekutif, legislatif dan yudikatif (trias politica) tak saling mengontrol dengan baik (chacks and balances) dikarenakan ibunya Bupati dan anaknya ketua DPRD, hal tersebut telah menandai roda pemerintahan pada saat itu tidak ideal, bahkan anggaran yang ada di eksekutif dan legislatif tidak berjalan normal dalam penyaluran kepada masyarakat, ketika pertemuan eksekutif dan legislatif untuk membahas anggaran, lalu pada pembahasan tersebut ditemukan titik kelemahan masalah yang ditujukan pada instansi tertentu maka bagi-bagi kue menjadi solusi bersama dalam lembaga tersebut.

Masyarakat mengharapkan pada kepemimpinan yang baru Ady-Irfan, tetap menjaga komunikasi yang mendekatkan antara pemerintah dan masyarakatnya dalam membangun keharmonisan sosial, pembangunan sumber daya manusia serta sumber daya alam yang akan berubah secara signifikan serta dapat di contoh oleh generasi selanjutnya untuk membangun Bima yang adil, makmur, beradab, bebas dari kolusi, korupsi dan nepotisme.

Pilkada 2024 di Kab. Bima membuktikan usaha, dukungan, do’a dan tawakal adalah kunci utama kesuksesan sehingga tidak perlu ragu jika sudah memiliki niat yang tulus dalam berjuang untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan.

Sebagai penutup pembahasan ialah penulis mengajak kepada pembaca untuk tetap berkontribusi kebaikan secara bersama dalam membangun Bima di kacah lokal, nasional maupun internasional tanpa khawatir dan dilema untuk kembali membangun tanah leluhur/kelahiran seperti sebelumnya atas apa yang terjadi. 

Kalau bukan dimulai dari sekarang, kapan lagi, yang lalu menjadi bahan efaluasi bersama dalam membangun Bima yang lebih baik lagi, tulisan ini hadir dari diskusi-diskusi lapangan dan analisa yang mendalam terhadap aktivitas pemerintah dan masyarakat Bima.

Semoga bermanfaat, komentar, kritik dan saran sangat di harapkan dalam memperbaiki penulisan selanjutnya.

Oleh: Abd Khalik

Comments


EmoticonEmoticon