Viral Kisah Pilu Nenek Rukmi, Rumah Dijual Anak Tiri, Kini Hidup Sebatang Kara Tak Terurus di Teras


Jatim - Media Dinamika Global.Id,- Nasib pilu datang dari seorang nenek bernama Mbah Rukmi, warga Dusun Ringinagung, Desa Ringinpitu, Kecamatan Kedungwaru, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur.

Nenek 81 tahun itu hidup sebatang kara tak diurus keluarga.

Ironisnya, kini rumah Mbah Rukmi justru dijual diam-diam oleh anak tirinya berinisial P.

Kisah tragis Mbah Rukmi ini pun sukses membuat warganet pilu hingga akhirnya viral di media sosial.

Dilansir TribunWow.com, tetangga Mbah Rukmi turut geram atas aksi anak tiri Mbah Rukmi menjual rumah nenek sebatang kara tersebut.

Padahal selama ini P disebut-sebut tak pernah merawat Mbah Rukmi.

"Dia itu sudah diusir oleh ayahnya sendiri karena nakal. Dia tidak punya hak atas rumah Mbah Rukmi," ucap seorang warga bernama Slamet, Selasa (15/5/2023).

Slamet menuturkan, sebelumnya Mbah Rukmi menikah dengan Nyoto dan tidak pernah punya anak.

Sebelum menikah dengan Mbah Rukmi, Nyoto sudah punya satu anak, yaitu P.

Namun, P diusir oleh Nyoto karena dianggap nakal.

"Nyoto dan Mbah Rukmi malah mengadopsi satu anak perempuan. P ini malah tidak pernah pulang," ungkap Slamet,P baru pulang saat Nyoto meninggal dunia.

Saat itu ulahnya membuat warga geram, karena dia tidak mengurusi pemakaman ayahnya. Dia pulang justru untuk mencari sertifikat tanah milik ayahnya.

"Itu yang aneh, dia pulang yang dicari malah sertifikat tanah. Dia tidak mengurusi ayahnya yang meninggal," tutur Slamet.

Semasa hidup, Nyoto tidak bekerja dan ekonomi ditopang oleh Mbah Rukmi.

Dulu Mbah Rukmi berdagang di pasar, sementara Nyoto bertugas mengantar jemput.

Sebelum Nyoto meninggal dunia, tanahnya sudah dihibahkan atas nama Mbah Rukmi.

Bahkan, saat itu terbit akta notaris atas nama Mbah Rukmi dari proses peralihan hak sekitar tahun 2017.

Hingga tahun 2019, terjadi proses peralihan hak yang tidak disadari Mbah Rukmi.

Saat itu, Mbah Rukmi dibawa ke sebuah tempat pencucian sepeda motor yang jauh dari rumahnya dan diminta membubuhkan cap jempol.

"Sementara dia diungsikan, di rumahnya sudah ada pengukuran. Dia cerita, katanya disuruh cap jempol karena ada bantuan," ujar Slamet.

Belakangan diketahui, terjadi proses jual beli dari P dengan seorang warga desa setempat seharga Rp 150 juta.

Warga pun mempertanyakan proses peralihan akta peralihan hak milik Mbah Rukmi yang tiba-tiba beralih ke orang lain.

Warga sekitar pernah beramai-ramai mempertanyakan proses ini ke kantor desa.

"Warga mintanya tanah itu dikembalikan atas nama Mbah Rukmi," tegas Slamet.

Saat ini, Mbah Rukmi tinggal di teras rumah yang sudah atas nama orang lain,Sementara di dalam rumah kosong tak ada perabot yang tersisa.

Setiap hari warga sekitar yang menyediakan makanan untuk Mbah Rukmi.

Kondisinya saat ini sudah pikun, sehingga Mbah Rukmi buang kotoran di teras rumah tempatnya berdiam.

Seorang tetangga bernama Anik Pratiwi (53) yang membersihkannya setiap pagi dan sore hari.

Menurut Anik, untuk urusan makanan Mbah Rukmi tidak pernah kekurangan, karena semua tetangga peduli padanya.

"Tugas saya yang membersihkan dan semua kebutuhannya. Yang jadi keluhan warga adalah biaya perawatannya," ucap Anik.

Masih menurut Anik, anak angkatnya dulu yang merawat Nyoto hingga meninggal dunia dan menutup utangnya.

Namun dia kecewa karena tidak dilibatkan dalam proses penjualan rumah, dan tidak mendapat bagian.

Dia keberatan merawat Mbah Rukmi, karena kondisinya juga kekurangan.

"Yang saya dengar, waktu itu dia dapat ganti biaya listrik sama perbaikan rumah sebesar Rp 20 juta," tutur Anik.

Mbah Rukmi juga pernah akan dititipkan di Panti Jompo, namun menolak.

Ia beralasan masih punya rumah sehingga ingin menghabiskan masa hidupnya di rumah.

Selama ini, proses perawatan Mbah Rukmi mengandalkan BLT Rp 600.000, namun kini BLT itu sudah dihentikan.

"Sekarang ada sembako, itu yang dikasihkan ke saya untuk dipakai merawatnya," ujar Anik.

Sebelumnya, pihak pembeli pernah berjanji akan merawat Mbah Rukmi sampai meninggal.

Namun ternyata janji itu tidak pernah ditepati. Kini setelah kisah Mbah Rukmi menjadi viral, pihak pembeli mau mulai merawatnya.

"Kalau semua tetangga mintanya kembalikan hak Mbah Rukmi," tandasnya. (MDG 05).

Load disqus comments

0 comments