Politik Pilpres 2024, Endang S: Parpol Kedepankan Ego, Bukan Kepentingan Bangsa


PEKANBARU, - Media Dinamika Global.Id.-Persaingan perebutan kursi Presiden RI melalui Pemilu Serentak tahun depan semakin menarik dan sengit. Terutama setelah PDI-P selaku partai penguasa resmi menetapkan kadernya yang menjabat Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, sebagai calon presiden periode 2024-2029. 

Penetapan Ganjar sebagai Capres diumumkan langsung oleh Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarno Putri dan juga dihadiri Presiden Jokowi di Istana Batutulis, Bogor, belum lama ini. Padahal, sebelumnya Jokowi beberapa kali memberikan sinyal dan terkesan mendukung Prabowo Subianto, Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, sebagai penggantinya. 

Prabowo Subianto sendiri telah resmi diusung Gerindra-PKB sebagai capres, menyusul Anies Baswedan (Nasdem-PKS-Demokrat) dan Airlangga Hartarto (Golkar-PAN-PPP). 

Belakangan, PPP memutuskan beralih mendukung Ganjar sebagai capres yang diusung PDI-P. Kabarnya, beberapa partai koalisi juga menunjukkan sinyal bakal bergabung dengan PDI-P untuk memenangkan Ganjar. 

Terkait dinamika maupun manuver politik yang terjadi dalam menghadapi alih kepemimpinan bangsa tersebut, termasuk bagaimana sikap dan kecenderungan parpol, simak pandangan politisi senior Partai Golkar yang juga mantan Anggota DPRD Riau, H.Endang Sukarelawan, berikut ini. 

Endang yang juga tokoh Masyarakat Riau ini mengungkapkan, mencermati permainan 'catur politik Nasional' perebutan kursi Presiden RI oleh anak-anak Bangsa tersebut, pasti tentu dengan tujuan ingin supaya negara ini lebih maju dan lebih baik.

"Kalau semangatnya ingin memajukan Bangsa dan menyejahterakan masyarakat Indonesia, tentu seharusnya semangat para parpol juga memberi ruang seluas-luasnya bagi anak-anak bangsa pilihan untuk maju bertarung secara sehat," kata Pengamat sosial- Politik yang juga Pendukung Perubahan Indonesia ini dalam rilisnya kepada  media ini,Jum'at (28/04/2023)

Akan tetapi, lanjut Endang, saat ini terbaca, kecenderungan sikap partai-partai pengusung hanya demi menjaga marwah Partai alias gengsi Partai. 

Bahkan, elite partai yang diduga "mencoba menjegal kandidat" untuk maju Pilpres pun semakin terkuak di dunia maya oleh banyak para Pakar. 

Endang tak menampik, pasca penetapan Ganjar Pranowo sebagai capres oleh PDI-P telah merubah konstelasi koalisi politik yang sudah hampir terbangun baik

Namun, dari dinamika yang terlihat semakin terbaca pula keegoan masing-masing partai dalam menyelamatkan partainya dan kepemimpinannya sebagai Ketum Partai.

"Inilah kalau kalau kepemimpinan partai yang rapuh. Kalau boleh disebut kecendrungan tidak mengedepan kan Kepentingan Bangsa," tukasnya. 

Menurut tokoh asal Siak ini, kendati bursa Capres RI yang sudah hampir mengerucut pada tiga nama, yakni Anies, Prabowo dan Ganjar, toh permainan catur politik Pilpres belum selesai.

"Masih akan terus bermain dan berubah. Justru titik tempurnya sudah mengarah kepada siapa kandidat wakil presiden masing-masing capres yang akan mendampingi.

Karena kandidat Cawapres bisa semakin menguatkan kandidat Capresnya. Disamping juga bisa menjadi pemicu pindahnya para pendukung kandidat capres lawan karena dianggap tidak menguatkan posisi kandidat Capresnya dalam mengusung misi perjuangannya," papar Endang.

Dia menilai, kandidat Wapres yang sudah dimunculkan ke permukaan  semuanya layak tampil ,tapi ada yang cendrung  karena untuk mencukupi kuota tiket masuk menjadi Capres dan ada juga karena jaringan Gerbong uang yang dibawanya.

Bukan karena untuk kepentingan besar bangsa dan negara. Beberapa tokoh bangsa yang layak dan perlu diperhitungkan, seperti Mahfud MD. Menko Polhukam di kabinet Jokowi ini sosok yang tepat karena kemampuan personalnya yang sangat menonjol untuk penyelamatan Bangsa dan perubahan Indonesia.

Begitu juga dengan Airlangga Hartarto, sang Ketua Umum Golkar ini punya kekuatan dalam hal jaringan di partainya, disamping Kemampuan Personalnya.

Tapi kader bangsa dari kalangan militer juga tak bisa dipandang sebelah mata, sebut saja Jendral Gatot Nurmantio dan Jendral Andika Prakasa.

"Walaupun sudah pensiun, kedua jendral purnawirawan ini sangat layak mendampingi para kandidat Capres dari sipil. Toh demikian, semuanya terpulang kepada partai pengusung Capres bersangkutan," kata Endang. 

Namun yang terang dan perlu jadi perhatian, Endang menyebut dari membaca peta politik nasional terkini dan kajian-kajian masalah pemilu yang bersileweran di berbagai media massa, ada dugaan dan kekhawatiran pelaksanaan Pilpres pada Pemilu Serentak tahun 2024 nanti, tidak akan berjalan demokratis, jujur dan adil (Jurdil).

"Maka, pemilihan kandidat Cawapres oleh masing-masing kandidat Capres, terutama yang dari sipil, akan sangat menentukan pelaksanaan Pilpres nanti. Apakah berlansung Pemilu yang Jurdil atau sebaliknya," ujar Endang Sukarelawan.(Sabam Tanjung).

Load disqus comments

0 comments