Menangkap Mbenggo (Nyale) di Pantai Lere Menghasilkan Uang

 

Parado, Media Dinamika Global. Id.-. Kebiasaan Warga Parado Menangkap Nyale/Menggo(Bahasa Bima, Red.) dengan menggunakan jaring yang bentuknya panjang melonjong kisaran 2 sampai 3 meter dengan ujung mengerucut yang akan dijadikannya tempat berhimpun atau berkumpulnya hasil tangkapan.

Kebiasaan tersebut biasanya bertepatan dengan 19 dan 20 hari umur bulan langit yaitu bulan Rajab yang pada tahun ini bertepatan dengan Hari Kamis (09/02/23) dan Jum'at (10/02/23), biasanya pada sembilan belas hari bulan langit akan ditandai dengan keluar atau munculnya Nyale dengan jumlah kecil dan disusul pada hari ke 2 yaitu 20 hari bulan langit yang memenuhi sepanjang pantai terutama ditempat sejenis labuhan.

Adapun satu dua hari menjelang kemunculannya akan ditandai dengan hujan terus menerus siang dan malam, kadang disertai angin, dan biasanya diawali suara ledakan atau gemuruh seperti suara bom atau suara petir disekitar lokasi laut pada malam harinya, dan menurut kebiasaan atau pengalaman masyarakat disana, semakin sering ledakan di langit sekitar laut maka Nyale akan keluar melimpah.

 Demi untuk mendapatkan Mbenggo para warga rela tidur di pinggir Pantai, bahkan 3 hari berturut-turut menjelang keluarnya.
Pada 20 Rajab ratusan warga dari 5 Desa di Kecamatan Parado berjubel di pinggir pantai , pada subuh sekitar setengah lima pagi mereka sudah berenang dengan jaring untuk menjaring nyale. Aktifitas tersebut mereka lakukan sampai Matahari terbit.

Dari hasil tangkapan, masing-masing bisa mendapatkan Nyale Satu (1) sampai Dua (2) dua Jerigen kapasitas 17 liter. Hasil tangkapan mereka jual ke kampung dengan harga satu wadah  kobokan seharga Rp 10. 000,- sehingga mereka bisa mendapatkan hasil 1 hingga 2 juta rupiah perorang Penangkap.

"Saya datang bersama istri ke Pantai Soro ( salah satu tempat sejenis Labuh tempat keluarnya Nyale) untuk menjaring Mbenggo, Alhamdulillah saya dapat 2 jirigen 17 liter dan setelah dijual oleh istri saya, kami bisa dapatkan uang 2 juta rupiah, padahal kegiatan ini sambil hiburan atau rekreasi, " tutur Husni (49) saat membonceng istrinya menjual hasil tangkapannya pada Jum'at pagi (10/02/23) kemarin.

Pantauan Media ini dari sejumlah atau Ratusan jerigen Mbenggo yang dijual semuanya terjual habis, alasannya karena makanan yang juga mengandung obat untuk sejumlah penyakit terutama penyakit Typus itu adanya hanya satu kali dalam setahun.

Masyarakat Parado juga meyakini bahwa Mbenggo yang telah dibiarkan hancur dalam wadah dan disimpan berbulan bulan bisa untuk membasmi berbagai hama penyakit tanaman seperti ulat grayak, kutu loncat, hama wereng dan walang sangit.

Oleh sebab itu sebagian besar Masyarakat Parado tidak mau ketinggalan untuk mendapatkan Nyale walaupun didapatkan dengan cara membeli. Seperti yang diungkap oleh HAFSAh(50) salah seorang pembeli di Parado rato.

"Kalau kami tidak sempat datang ke Pantai Tanawu atau Soro ( Pantai yang ada di wilayah Barat dan Timur Desa Lere Parado), kami wajib membelinya dari para penjual sebab Mbenggo itu adalah obat untuk berbagai macam penyakit pada manusia dan juga pada tanaman. 

Kami harus membelinya 20 Sampai 30 ribu rupiah, sebagiannya untuk dimakan dan sebagian disimpan untuk obat tanaman terutama ulat pada bawang merah, dan siapa tahu tahun depan umur kita tidak bisa ketemu Mbenggo lagi, " jelasnya. (Nas).

Load disqus comments

0 comments