Cegah DBD, Dinas Kesehatan Kota Bima Lakukan Fogging Nyamuk di Kelurahan Jatibaru


Kota Bima.Media Dinamika Global.id. Dalam Rangka Mencegah dan Berantas Penyakit Demam Berdarah (DBD) di Kota Bima, Dinas Kesehatan Kota Bima (Dikes), sosialisasi sekaligus melakukan Fogging dilingkungan Kelurahan Jatibaru Kota Bima. Senin, (30/1/23).

Hadir dalam kegiatan tersebut, Kepala Dinas Kesehatan Kota Bima, Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Bima, Camat Asa Kota, Lurah Jatibaru, Nakes PKM Jatibaru, Lurah Jatibaru, dan juga beberapa Ketua RT dan RW dikelurahan Jatibaru.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Bima melalui Sekretarisnya Sarifudin menjelaskan, pada prinsipnya Demam Berdarah itu tidak ada sebenarnya, dan tidak masalah kalau tidak ada nyamuk, jadi yang dikendalikan itu sebenarnya nyamuk, maka upaya fogging yang kita lakukan ini sebenarnya belum ada apanya jadi mungkin tingkat efektivitasnya baru 25 persen jadi 75 persen. Ujarnya 

Lanjutnya, maka yang harus kita lakukan adanya pemberdayaan ada partisi masyarakat, ada pergerakan masyarakat untuk membersihkan lingkungan, rumah, baik di dalam maupun luar, dan harus rutin setiap minggu, karena siklus pertumbuhan nyamuk itu mungkin dari telur sampai menjadi nyamuk yang bisa terbang itu hanya butuh 8 hari.

Jadi sebelum usia 8 hari itu seharusnya jentik jentik nyamuk itu dibuang dulu, seperti tempat-tempat yang kumu dan kotor, dan harus rutin dilakukan kalau nggak setiap hari minimal tiap minggunya harus dilakukan.

Selama ini kita fogging itu hanya membunuh nyamuk yang bisa terbang saja di sekitar kita fogging, di luar daripada itu tidak akan mati, jadi sebenarnya SOP dari pada fogging itu harus yang ada kasus, jadi bagi nyamuk yang banyak belum ada kasusnya memang itu tugasnya masyarakat yang menyelesaikan nggak bisa kalau mengacu pada SOP nya begitu, katanya.

Kemudian syarat untuk melakukan vooking itu harus bebas jentil di lingkungn yang mau di fogging itu harus di angka 95 persen, itu persyaratannya, jadi kalau di bawah 95 persen itu percuma, jadi tidak akan pernah efektif, setelah fogging itu akan banyak lagi nyamuk yang tumbuh dan muncul secepat kilat.

Kasus DBD di Kota Bima yang terlapor sampai dengan kemarin itu sudah 96 orang dengan 4 kematian, jadi memang area terbanyak itu muncul, paling banyak di sekitar Rasa Nae Barat dan Asakota, kemudian yang meninggal kemarin empat orang itu, ada satu di Asakota dua di Rasa Nae Barat, satu di Kecematan Raba. Ujar Syarifudin.

Lebih lanjut Syarifudin, jadi tolong lah masyarakat kita berharap jangan sampai kita tunggu sakit dulu, sebab kalau kena DBD itu antara hidup dan mati, karena resikonya DBD yang menyebabkan perndarahan, jadi kalau demam sudah menyebabkan pendarahan, maka akan muntah darah, kalau keluar darah itu, kemungkinan besar akan menyebabkan kematian.

Apalagi yang biasa terjadi, ada anak yang sakit demam kita tidak langsung berpikir itu disebabkan oleh Demam Berdarah, sehingga penanganannya selalu terlambat, jadi keterlambatan itulah yang menyebabkan kematian, maka kita orientasikan panas itu, akibat DBD supaya cepat mencari pertolongan untuk menghindari kematian.   

Terakhir, kita sudah mengeluarkan instruksi Wali Kota Bima, yang akan di sampai ke tingkat Kecamatan hingga ke RT dan RW nya, dan untuk setiap Kecamatannya saya antarkan sendiri instruksi Wali Kota itu, supaya cepat ditindalanjuti, dan banyak hal yang harus disampaikan, tapi terkadang ada yang tidak ketemu langsung dengan Camatnya.

Dihawatirkan sekarang ini angka kematian kita ini termasuk tinggi, sekarang sudah musim hujan, lalu berapa lagi korban yang kita tunggu baru kita berbuat, jadi prefentif dan promotif itu lebih utama daripada kegiatan koratif dan rehabilitatif. Tutup Sekretaris Dikes Kota Bima. (MDG 005)

Load disqus comments

0 comments