Mohd Nizam Bin Aldi : Perkembangan Esport Di Indonesia


Opini Public. Media Dinamika Global. Id. -Pasti kita sudah tidak asing dengan game online seperti PUBG, Dota, Legue of Legend dan Mobile Legend. Beberapa tahun terakhir game online sangat digandrungi oleh banyak orang. Hingga akhirnya permainan tersebut dijadikan sebagai ajang pertandingan yang lebih kompetitif. Pada tahun 2018 lalu, kita bisa melihat eSports dipertandingkan dalam Asian Games sebagai salah satu cabang olahraga. Ini adalah kali pertamanya gamers dapat ikut bertanding sebagai atlet eSports

Lalu, mengapa eSports merupakan olahraga? Perlu diketahui terlebih dahulu bahwa eSports adalah electronic sport atau olahraga elektronik yang merupakan bidang olahraga yang menggunakan game sebagai alat permainan. Game mobile, Pc, maupun Konsol biasa digunakan sebagai alat untuk memainkan olahraga ini. Tidak hanya diIndonesia, di dunia juga sudah sangat populer dengan yang namanya olahraga elektronik ini atau yang lebih sering dipanggil ESport.

Pertumbuhan organisasi esports dan tim esports dari tahun ke tahun semakin menunjukkan perkembangan. Adanya tim-tim esports memang tak lepas dari gim dan event turnamen gim yang sering diadakan setiap tahunnya. Tercatat hingga kini hampir tedapat sekitar 500 lebih turnamen esports di seluruh dunia baik yang resmi diselenggarakan oleh profesional ataupun turnamen lokal di tiap wilayah. Tentunya dengan banyaknya turnamen esports tersebut muncul pula tim-tim esports generasi awal. Team Esport tertua didunia sendiri datang dari Swedia yauti Team in Pyjamas, team ini adalah generasi pertama dari team team esport didunia, Pada tahun 2000, Tommy "Potti" Ingemarsson and Christoffer "Tootzi" Olsson mendirikan Ninja in Pyjamas sebagai clan Counter Strike berbasis LAN. 

Lambat laun Ninja in Pyjamas mulai mendapatkan namanya di skena Counter Strike dengan berhasil memenangi beberapa turnamen offline maupun online. Prestasi pertama yang melambungkan nama Ninja in Pyjamas adalah Cyberathlete Professional League World Championships 2001. Hingga akhirnya kini Ninja in Pyjamas menjadi salahsatu organisasi esports terbesar di dunia dengan beberapa divisi gim seperti CS:GO, Rainbow Six, Fortnite, Overwatch, Dota 2, League of Legends, Valorant, dan PUBG. Dengan tenarnya nama dari team pyjamas di dunia Esport, semakin banyaknya team team dari negara lain yang ingin mengikuti dan terjun langsung didunia Esport.

Masuk ke indonesia, Perkembangan dunia game di Indonesia sendiri tidak kalah meningkatnya dengan negara-negara maju lainnya. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya tim yang menaungi atlet-atlet esports Indonesia. Di mana, tim esports Indonesia sendiri tidak hanya ikut serta dalam kompetisi kancah internasional, namun juga menjadi juara yang jelas mengharumkan nama Indonesia untuk bidang game. 

Tim esports Indonesia pertama dengan segudang prestasi di kancah kompetisi internasional yaitu Bigetron Esports atau lebih dikenal dengan nama BTR. BTR sendiri mengawali eksistensinya sebagai tim Esports melalui kompetisi game League of Legends. Lalu, diikuti dengan sejumlah game lainnya seperti PUBG Mobile maupun Mobile Legends. Edwin Chia, yang sekarang merupakan CEO Bigetron Esports merintis organisasi esports ini sejak dari 27 Maret 2017 lalu.

Tim esports pertama Indonesia ini, mulai diakui dunia berkat prestasi yang diraih oleh atlet-atletnya yaitu Zuxxy, Luxxy, Ryzen, dan Microboy dari Bigetron Red Alien divisi PUBG Mobile. Tidak heran, jika Bigetron RA menjadi salah satu tim PUBG Mobile paling kuat di dunia berkat raihan gelar juara pada kompetisi yang diselenggarakan oleh Tencent.

Selain itu, ada juga Mobile Legends Professional League atau MPL Season 1 yang masih bertanding untuk turnamen baru. Hingga di tahun 2020, tim esports Indonesia ini berhasil mengamankan sebanyak 5 piala kejuaraan.

Selain Bigetron Esport, ada Team RRQ juga yang bereperan besar di perkembangan Esport di tanah air, Andrian Pauline yang menjabat sebagai CEO di tahun 2017 sukses membuat Team RRQ jadi team “Besar” di Indonesia, buktinya pada tahun 2017 RRQ Endeavor menyumbang satu bintang ke Jersey Team RRQ setelah menjuarai Point Blank International Championship (PBIC). Disaat itu nama RRQ jadi bualan orang orang dikarenakan prestasi tingkat Internasional. 

Dengan banyaknya penghargaan dan trofi yang sudah didapatkan oleh Team RRQ, tidak heran apabila banyaknya sponsor masuk ke Team RRQ, bahkan pada 2017, RRQ menjalin kerja sama dengan team sepakbola raksasa Prancis yaitu Paris Saint-Germain (PSG). Team RRQ juga mengembangkan team teamnya ke segala divisi seperti, Mobile Legends : Bang Bang, Fifa, League Of Legend: Wild Rift, PUBG Mobile, Valorant, Free Fire, dan Sausage Man, Sampai sekarang Team RRQ mencatatkan 4 kali Juara dikancah Internasional.

Sebagai mana dengan yang terlihat di zaman sekarang, para pemuda pemudi umur belasan tahun menjadi bukti bahwa Esport bukan hal yang bisa diremehkan. Dengan perkembangannya yang sangat pesat di Indonesia, anak muda saja sudah bisa menghasilkan uang belasan juta rupiah. Esport sendiri tidak hanya berfokus di satu jenis gadget atau perangkat bermain game, diera sekarang mulai dari konsol sampai telepon pintar adalah sarana yang bisa digunakan untuk mencapai Title Pro Player Esport. 

Esport diIndonesia sendiri sangat terkenal dengan pro player game mobilenya, di divisi Mobile Legends saja, pro player Indonesia sangat ditakuti dikancah Internasional, tidak hanya Mobile Legends, PUBG Mobile juga demikian. Tidak terbantahkan dengan game Mobile saja bisa membuat nama Indonesia menjadi seterkenal itu dikalangan para Gamer. Bahkan Esport dipertandingkan di Asean Games, cabang olahraga seperti Mobile Legends, PUBG Mobile, Free Fire, Fifa, Free Fire, dan masih banyak lagi sudah sering masuk di dalam event besar seperti Asean Games ini. 

Tidak hanya Asean game, Pekan Olahraga Nasional (PON) juga cabang olahraga Esport juga dipertandingkan, anak muda dan para pro player akan bekerja sangat keras untuk bisa masuk mewakili daerah masing masing. Esport yang dulunya hanya dipandang sebelah mata oleh orang tua, namun sekarang sudah banyak orang tua yang mendukung anaknya untuk menjadi pro player, apalagi dengan pemdapatan pro player yang tidak kecil yang semakin membuat anak muda mengejar tittle “Pro Player” teraebut. 

Namun usia dari seoramg Pro Player sangat lah singkat, di divisi Mobile Legends saja para pro player bisa bertahan di pro scene paling lama hanya 2 tahun, dikarenakan adanya regenerasi yang membuat player lama sangat mudah digantikan oleh player player baru.

Esport yang dulunya hanya sebatas turnamen kelas “warkop”, dikarenakan sepinya peminat, sekarang hamper semua game online maupun ofline pasti ada turnamen kelas dunianya. Di Indonesia sendiri sudah sangat banyak player dari berbagai game yang sangat mengincar ingin main dikancah dunia dengan game yang mereka mainkan. Kebanyakan dari player game yang gamenya kurang diminati pasti lebih besar peluangnya untuk menjadi pemain pro di game tersebut. 

Di Indonesia sendiri, game yang paling popular sekarang adalah Mobile Legend: Bang Bang dan Free Fire, game ini sangat popular dikarenakan bisa dimainkan disemua kalangan umur, Free Fire sendiri dimainkan oleh Sebagian besar anak kecil, dikarenakan banyaknya pemain dari 2 game ini, banyak sekali turnamen yang hadiahnya tidak sedikit untuk menyamangati para pemain untuk sungguh sungguh dalam menekuni game ini. 

Terlebih lagi game mobile pasti lebih laku di pasar Esport Indonesia dikarenakan banyaknya orang yang lebih memilih memainkan game mobile dari game platform lain, tidak hanya mudah untuk dimainkan, namun juga fleksible untuk segala kondisi dan bisa dimainkan dimana saja. 

Oleh : Mohd Nizam Bin Aldi Universitas Sultan Ageng Tirtyasa Jurusan Ilmu Komunikasi

Load disqus comments

0 comments