Keluarga Besar Kelurahan Penaraga, Ambil Bagian Memeriahkan Festival Rimpu Kota Bima.


Kota Bima. Media Dinamika Global.Id. Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Bima di bawah kendali Ketua Dekranasda Kota Bima Hj. Elly Alwaini sukses menggelar Festival Pawai Rimpu Kota Bima, (27/08/22).

Pakaian adat Rimpu adalah salah satu jenis pakaian tradisional yang dimiliki oleh daerah Kabupaten dan Kota Bima, Kabupaten Dompu Nusa Tenggara Barat (NTB).

Bahan dasarnya adalah sarung tenun asli Bima yang dipakai dengan cara bagian atas dililit pada kepala dan terurai ke bagian bawah.

Rimpu umumnya dikenakan oleh perempuan Bima. Ada dua jenis rimpu yang terdapat di daerah itu, pertama Rimpu Mpida atau rimpu kecil yang model pemakaiannya menutupi seluruh bagian muka, hanya mata yang terlihat. Jenis rimpu ini menandakan pemakainya perempuan yang belum menikah atau masih perawan.

Lurah Penaraga Kota Bima Muhajir S.sos melalui Media ini menuturkan pada momentum festival digelar pada 27 Agustus 2022, bahwa untuk Festival Pawai Rimpu 2022 peserta yang mengikutinya sekitar 40 ribu peserta dari berbagai kalangan yang sudah terregistrasi, termasuk didalamnya warga Kelurahan Penaraga.

Tentu ini menjadi sebuah catatan penting peningkatan tajam antusias warga Kota Bima dalam sebuah pagelaran yang menggembirakan” .


Masih menurutnya, bahwa Pawai Rimpu adalah ajang “Pesta Rakyat” yang tentunya pesertanya adalah dari warga Kota Bima yang dalam pelaksanaannya peserta merasakan riang gembira.

Dalam Festival Rimpu dimana peserta Wanita menggunakan Rimpu sedangkan Laki laki menggunakan Saremba tembe. kegiatan ini juga bertujuan untuk  meningkatkan pariwisata serta  UMKM Kota Bima, hingga berdampak positif pada perputaran roda ekonomi rakyat arus bawah.

“Bayangkan saja 40 an ribu membeli pernak pernik Pawai Rimpu, sudah berapa omset yang mengalir di Kota Bima dengan event ini” ujarnya.

Terakhir, semoga event seperti ini terus berlanjut untuk tahun-tahun yang akan datang, sebab selain ajang pesta Rakyat, event ini merupakan bentuk kepedulian kita terhadap bagaimana melestarikan Budaya Tradisional yang sudah menjadi turun temurun. (MDG 002).

Load disqus comments

0 comments