Ambrosius Reda Anggota DPRD Ende: Pemda Harus Gerak Cepat Untuk Mengatasi Hama Busuk Ubi Nuabosi

Keterangan Foto: Ambrosius Reda Anggota DPRD Ende.

Ende, Media Dinamika Global.id -- Warga Nuabosi Kecamatan Ende, Kabupaten Ende, dikejutkan dengan serangan hama busuk umbi beberapa hari yang lalu. 
Menyikapi hal demikian, Anggota DPRD Ende, Ambrosius Reda, berharap pemerintah daerah Ende, untuk secepatnya mengambil langkah, guna mengatasi persoalan itu, pasalnya hal tersebut berhubungan dengan keberlanjutan kehidupan ekonomi masyarakat petani di wilayah itu. Hal ini disampaikan Anggota DPRD dari Partai Golkar ini, kepada media ini di kantor DPRD Ende, Rabu (9/03/2022).
 
Ambros yang juga putra Nuabosi ini, mengatakan pemda mesti bergerak cepat dengan memberikan bantuan pupuk serta mengatasi aliran air yang menggenangi lahan petani yang menjadi salah satu penyebabnya.

"Pemda harus menyikapinya dengan cepat, dengan menghadirkan bantuan pupuk bagi mereka, serta mengatasi genangan air di lahan yang menjadi penyebab itu, dengan membuat saluran air yang terarah, ini penting dan urgent sebab  ini menyangkut keberlanjutan ekonomi mereka," ungkapnya.

Selain itu, Ambros juga menegaskan sebagai Anggota DPRD, dirinya siap mendukung segala langkah yang ditempuh oleh pemerintah Desa dan Masyarakat setempat sebagai tindakan penanganan awal hingga akhir. 
Untuk diketahui, sebagaimana dilansir dari Victory News, pada Selasa (8/03/2022), kejadian ini telah berdampak pada penurunan pendapatan bagi petani di dataran desa Ndetu Ndora I, Ndetu Ndora II, Ndetu Ndora III dan Desa Rando Tonda.

Pasalnya, Ubi (Singkong) menjadi komoditi unggulan bagi petani pada wilayah dimaksud dengan pendapatan yang menjanjikan sebesar Rp 24 hingga Rp 25 juta per Tahun, namun hama itu telah menyebabkan turunnya pendapatan mereka hingga Rp10 juta rupiah dari hasil panen per tahun.
Pengakuan salah seorang petani ubi Nuabosi, Aurelia Rimbu, di Desa Ndetu Ndora II, Kecamatan Ende, hal itu disebabkan genangan air pada lahan Ubi milik mereka. 

"Akibat genangan air dari kali Rowo Bere yang menggenangi hamparan kebun ubi Nuabosi, juga berdampak pada pembusukan umbi, dan dialami hampir semua perani di desa Ndetu Ndora I, II dan III," ungkapnya.

Menurutnya lebih lanjut, kejadian ini  telah menyebabkan pihaknya mengalami kerugian dan kesulitan untuk memperoleh  bibit (stek) baru. 

"Kami mengalami kerugian untuk tahun ini dari hasil panen ubi kayu Nuabosi. Biasanya lahan seluas dua hektar bisa mendapatkan 400 hingga 500 gandeng atau satu ikat ubi Nuabosi Namun, sekarang cuma bisa mendapatkan190 gandeng atau satu ikat ubi Nuabosi," tuturnya. 
(MDG.Orbyn Nggala).
Load disqus comments

0 comments