Cerita Unik Kakek Polos Yang Menolak Bantuan Rumah Kumuh,Biarkan Untuk Yang Membutuhkannya


Dompu NTB. Media Dinamika Global. Id.-      Ada cerita yang unik di tengah tengah masyarakat Desa Nowa Kec,Woja Kab,Dompu NTB di mana di tengah hiruk pikuknya masyarakat ribut tidak mendapatkan jatah bantuan ada seseorang yang bernama ARSYAD (Seo Nggambi) tidak ingin menerima uang bantuan dari pemerintah, baik itu bantuan PKH, BBM dan lain sebagainya termasuk baru baru ini menolak rumah kumuh untuk keluarga miskin dan menyerahkan kembali kepada Pemerintah Desa untuk di alihkan ke yang lain.(27/02).

Di mana orang- orang yang ribut karna tidak menerima bantun namun dia sendiri senyam senyum aja dan biasa, bahkan dia mengatakan kerap mendengar kata kasar serta umpatan di tujukan kepada petugas karna tidak mendapat jatah, Ketika di tanya kenapa tidak menerima bantuan, beliau mengatakan "saya tidak mau menerima bantuan karna masih memiliki kaki dan tangan untuk mencari nafkah, silahkan berikan pada orang yg membutuhkannya" imbuhnya

Masih banyak cerita tentang kakek ini, Mungkin kebanyakan orang akan mengatakan "gila" karna menolak semua bentuk bantuan dari pemerintah terutama rumah kumuh, dengan mata berkaca kaca dia menuturkan bahwa "saya tidak ingin meninggal di rumah bantuan darri orang lain, saya ingin meninggal di rumah hasil jerih payahnya sendiri" 

Selama beberapa tahun ini Kartu BBM yang pernah di berikan kepadanya tidak pernah di cairkan, hanya di simpan saja dalam lemari kumuhnya.

Mungkin kebanyakan orang menganggap bahwa kakek ini gila tetapi dia tidak ingin membebani pemerintah dalam kehidupannya, "saya sudah miskin, tidak pernah memberikan kontribusi untuk negara kenapa saya harus menerimanya"dan "saya merasa malu pada dirinya sendiri".

Beliau berterima kasih kepada negara karna sudah memberikan bumi untuk di tempatinya Dan seandainya dia terima maka dia akan selalu berharap pada bantuan agar di bantu karna kemiskinannya"

Kemudian ketika di tanya seandainya ada bantuan di berikan kepadanya dia tidak mau yang lain haya bibit sapi saja yg di butuhkan tetapi dia tidak ingin berkelompok, dia hanya ingin sendiri/seorang diri karna seandainya bersama anggota hanya merusak nama saja karna sapi bantuan yg beredar selama ini hanya 3 bulan saja di pelihara oleh anggota kelompok tani dan selanjutnya di jual, itulah alasannya kenapa beliau tidak ingin masuk dalam kelompok petani ternak, di dalam kehidupan bermasyarakatnyapun dan hidup dengan kemiskinannya beliau masih mampu serta bisa membeli semua peralatan pengeras suara untuk kepentingan kematian denga uangnya sendiri, mulai dari amply toa mick dan kebutuhan lainnya.

Menggali sumur bor di depan rumah serta membeli pompa dragon untuk kebutuhan tetatangganya yang pada saat musim kemarau semua warga masyarakat wawobaka di sinilah tempat untuk mengambil air karna di sinilah satu2nya sumur yg tidak pernah kering.

Bahkan sekarang beliau sudah membangun WC dengan ukuran kecil untuk kepentingan bersama secara gratis. Semuanya itu dia kerjakan dengan uang sendiri dan dengan sukarela tanpa harus meminta bantuan karna kekurangan kepada para tetangganya 

Satu pelajaran yang patut kita ambil dari kakek tua ini #beliau lebih mementingkan kepentingan umum dari pada kebutuhan pribadinya yang serba kekurangan, Ada nggak ya kira kira orang lain seperti ini di dompu.(Wawan S MDG).

Load disqus comments

0 comments