Media Dinamika Global

Jumat, 07 November 2025

Musdes Khusus di Desa Ntori Hasilkan Keputusan Pembiayaan Koperasi Desa

BIMA,Mediadinamikaglobal.id – Musyawarah Desa (Musdes) Khusus yang digelar di Aula Kantor Desa Ntori, Kecamatan Wawo, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), menghasilkan keputusan penting terkait pembiayaan Koperasi Desa Ntori. Acara yang dihadiri oleh Camat Wawo Syarifudin Bahsyar, S. Sos, Kepala Desa Ntori Algi Syarief, S. Sos, Waka Polsek Wawo Ipda Abdul Haris, Danramil 1608-06/Wawo Kapten Inf. Armansyah, Pendamping Desa Munawir,ST, Ketua BPD Ntori Suryadin Ar, Ketua Kopdes Ntori M. Kafani,SH dan anggota, Bhabinkamtibmas Desa Ntori Aipda Jurrahman,SH, Babinsa Desa Ntori Sertu Sudirman, Babintrantibum Desa Ntori Jalaluddin, S. Sos, perangkat desa, ketua-ketua RT, tokoh agama, tokoh masyarakat, serta anggota BPD, koperasi ini bertujuan untuk membahas strategi peningkatan ekonomi desa melalui penguatan koperasi.

Kepala Desa Ntori, Algi Syarief, S. Sos, dalam sambutannya menyampaikan bahwa koperasi memiliki peran vital dalam menggerakkan perekonomian di tingkat desa. "Koperasi Desa Ntori adalah salah satu aset penting yang harus kita dukung bersama. Melalui musyawarah ini, kita berharap dapat menemukan solusi terbaik untuk pembiayaan dan pengembangan koperasi agar semakin bermanfaat bagi seluruh warga, sesuai dengan arahan pada saat di aula DPMDes Kabupaten Bima bersama Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Bima dimana ditetapkan sebesar 30% dari Dana Desa," ujarnya.

Dalam musyawarah tersebut, berbagai usulan dan masukan disampaikan oleh peserta. Salah satu poin utama yang disepakati adalah pengalokasian sebagian dana desa untuk memperkuat modal Koperasi Desa Ntori. Selain itu, pendampingan bagi pengurus koperasi agar pengelolaan keuangan dan operasional koperasi semakin profesional.

"Kami sangat berterima kasih atas dukungan dari seluruh masyarakat dan pemerintah desa. Dengan adanya tambahan modal, kami optimis Koperasi Desa Ntori akan semakin maju dan mampu memberikan kontribusi yang lebih besar bagi kesejahteraan warga," kata M. Kafani, SH, Ketua Koperasi Desa Ntori.

Sementara, Camat Wawo, Syarifudin Bahsyar, S. Sos, sangat mengapresiasi inisiatif yang diambil oleh Pemerintah Desa Ntori dalam mengadakan Musdes Khusus ini. Ini adalah langkah yang sangat baik untuk melibatkan seluruh elemen masyarakat dalam pengambilan keputusan penting terkait pengembangan ekonomi desa.

"Saya berharap Koperasi Desa Ntori dapat memanfaatkan dana yang diperoleh dengan sebaik-baiknya. Dana tersebut harus dikelola secara transparan dan akuntabel, serta digunakan untuk mengembangkan usaha-usaha produktif yang memberikan manfaat nyata bagi seluruh anggota dan masyarakat desa,"ungkapnya.

Pemerintah Kecamatan Wawo akan terus memberikan dukungan penuh kepada Pemerintah Desa Ntori dalam mengimplementasikan hasil Musdes ini. Dalam hal membantu dalam proses administrasi, memberikan pendampingan teknis, serta memfasilitasi kerjasama antara Koperasi Desa Ntori dengan pihak-pihak terkait. 

Ia menjelaskan bahwa musdes ini penting karena koperasi adalah salah satu pilar utama dalam menggerakkan perekonomian di tingkat desa. Dengan adanya keputusan pembiayaan yang disepakati dalam Musdes, Koperasi Desa Ntori akan memiliki modal yang lebih kuat untuk mengembangkan usaha, meningkatkan kesejahteraan anggota, dan menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat desa.

"Saya mengajak seluruh masyarakat Desa Ntori untuk terus mendukung dan berpartisipasi aktif dalam pengembangan Koperasi Desa Ntori. Koperasi ini adalah milik kita bersama, dan keberhasilannya akan memberikan manfaat bagi kita semua. Mari kita jaga kekompakan dan semangat gotong royong demi mewujudkan Desa Ntori yang maju dan sejahtera,"imbuhnya.

Acara musyawarah ditutup dengan penandatanganan berita acara oleh perwakilan peserta sebagai bentuk komitmen bersama untuk melaksanakan keputusan yang telah disepakati. Pemerintah Desa Ntori berkomitmen untuk segera menindaklanjuti hasil musyawarah ini dengan menerbitkan peraturan desa yang mendukung implementasi program pembiayaan dan pengembangan Koperasi Desa Ntori.

Dengan adanya dukungan penuh dari seluruh elemen masyarakat dan pemerintah desa, diharapkan Koperasi Desa Ntori dapat menjadi motor penggerak perekonomian desa yang berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan seluruh warga Desa Ntori.(Mdg05)  

Kegiatan Kaipoda SDN 10 Penatoi Kota Bima


Kota Bima, Media Dinamika Global.id.---Pada hari ini kamis, 06 November 2025 SDN 10 Penatoi Kota Bima tetap melaksanakan kegiatan rutinnya yaitu kegiatan KAIPODA.

Kaipoda adalah akronim dari Kamis literasi,pengenalan budaya lokal dan sholat dhuhur berjama'ah

Kegiatan Kaipoda yang dilaksanakan oleh SDN 10 Penatoi Kota Bima disetiap hari kamis, menjadi salah satu Inovasi dari SDN 10 Penatoi Kota Bima yang diajukan di Badan Riset Daerah pada tahun 2025 ini.

Pelaksanaan kegiatan KAIPODA, pada hari kamis adalah penampilan dari siswa kelas VI B yang membuka kegiatan diawal acara seperti biasa adalah Kepala SDN 10 Penatoi Kota Bima Ibu Ardianti, S.Pd. kemudian dilanjutkan oleh guru pemandu kegiatan yaitu guru kelas VI B Bapak Wawan Kurniawan, S.Pd, Kegiatan Kaipoda hari kamis berlangsung dengan lancar.(Sekjend MDG)

Kegiatan Haju Jati SDN 10 Penatoi Kota Bima


Kota Bima, Media Dinamika Global.id.---Haju Jati adalah akronim dari hari jum'at Imtaq dan Infaq.Kegiatan Haju Jati juga menjadi salah satu dari empat  Inovasi dari SDN 10 Penatoi Kota Bima yang diajukan di Badan Riset Daerah tahun ini, Jumat (7/11/2025)

Kegiatan Haju Jati dilaksanakan dengan Tujuan kegiatan IMTAQ (Iman dan Taqwa) adalah untuk meningkatkan keimanan, ketaqwaan, dan akhlakul karimah peserta didik, serta membentuk karakter yang kuat dan religius. Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk mempraktikkan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari, menciptakan lingkungan sekolah yang Islami, dan memperkuat hubungan sosial antar siswa dan guru. Tujuan infak dalam Islam adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, membersihkan harta, dan membantu sesama. Infaq juga dianggap sebagai cara untuk mendapatkan pahala, menghapus dosa, dan meningkatkan kepedulian sosial. 

Karena uang yg dikumpulkan secara sukarela dari siswa-siswi dan guru dipergunakan untuk membeli kebutuhan mushola dan pemberian hadiah untuk kegiatan di bulan suci ramadhan di setiap tahunnya.(Sekjend MDG)

Sosialisasi dan Simulasi Tanggap Bencana di SDN 10 Penatoi Kota Bima Menghadirkan Narasumber Dari BPBD Kota Bima


Kota Bima, Media Dinamika Global.id.--Pada hari ini Jum'at, 07 November 2025.SDN 10 Penatoi Kota Bima melaksanakan kegiatan Sosialisasi dan Simulasi Tanggap Bencana alam.sambutannya Kepala Sekolah SDN 10 Penatoi Kota Bima Ibu Ardianti, S.Pd menyampaikan bahwa kegiatan sosialisasi dan simulasi tanggap bencana perlu dilaksanakan disekolah-sekolah khususnya pada hari ini di SDN 10 Penatoi Kota Bima.Berkaca pada tahun 2016 kota bima pernah terjadi bencana banjir yang hampir seluruh wilayah kota bima perekonomiannya lumpuh total dan untuk mendapatkan sumber air bersih sangat susah dan listrik padam serta bencana-bencana yany terjadi saat ini menimbulkan trauma bagi korbannya.Dan bencana datang tidak bisa prediksi sehingga perlu adanya sosialisasi dan simulasi tanggap bencana supaya warga sekolah dan masyarakat tahu apa yang harus dilakukan pada saat sebelum bencana terjadi pada saat bencana terjadi dan paska bencana terjadi.sehingga memungkinkan berkurangnya korban dan trauma bagi para korban.

Kepala SDN 10 Penatoi Kota Bima Ibu Ardianti, S.Pd .langsung menghadirkan narasumber dari BPBD Kota Bima.Bapak Imawan Muslimin,ST.M.Eng..Dengan beberapa tiem dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Bima

Kegiatan sosialisasi dan simulasi tanggap bencana dibuka oleh Kasi Kurikulum Ibu Endang Kurniawati,M.KP.d sebagai perwakilan dari Dinas Dikpora Kota Bima.dan dihadiri oleh pendamping satuan pendidikan SDN 10 Penatoi Kota Bima. Ibu Maryati, M.Pd.

Kegiatan Sosialisasi dan Simulasi Tanggap Bencana di SDN 10 Penatoi Kota Bima,disambut dengan antusias oleh Guru,Pendidik dan Tenaga Kependidikan dan siswa siswi SDN 10 Penatoi Kota Bima.mereka mereka menyimak dan mendengarkan apa yang disampaikan oleh narasumber Bapak Imawan Muslimin, ST.M.Eng didampingi oleh Tiem dari BPBD Kota Bima.

Narasumber dan tiem dari BPBD memaparkan bagai mana cara pengunaan alat dan apa saja yg dilakukan dan di akhiri dengan kegiatan simulasi yang dilakukan oleh guru dan siswa saat terjadi gempa diseluruh tiap kelas didampingi guru kelas dan tiem dari BPBD Kota Bima.(Sekjend MDG)

Mengenal Sultan Muhammad Salahuddin, Pengusir Penjajah Belanda dan Jepang di Tanah Bima.


Media Dinamika Global.id.---- Pada siang yang terik di tanggal 14 Juli 1889, takhta Kesultanan Bima menyambut kelahiran seorang bayi laki-laki yang kelak diberi nama Muhammad Salahuddin. Ia lahir dari buah cinta Sultan Ibrahim dan Fatimah Binti Lalu Yusuf Ruma Sakuru.

Sultan Salahuddin dilahirkan ke dunia saat sang ayah masih berusia 27 tahun atau delapan tahun setelah Sultan Ibrahim dilantik sebagai pewaris takhta Kesultanan Bima menggantikan kakaknya, Sultan Abdul Aziz, pada 1881.

Lahir dan besar di istana membuat Sultan Salahuddin memiliki keberuntungan tersendiri karena ia bisa berkembang dengan baik. Saat sebagian besar masyarakat Bima belum mengenyam pendidikan yang memadai, dia sudah menerima fasilitas pembelajaran yang mumpuni di lingkungan istana.

M. Hilir Ismail dan Alan Malingi dalam Jejak Para Sultan Bima mengungkapkan, sejak usia kanak-kanak Sultan Salahuddin telah mendapatkan pendidikan agama dan ilmu pemerintahan dari ulama dan pejabat istana. Sejalan dengan perkembangan umurnya, ia menekuni ilmu tauhid serta politik.

Sementara itu, Ismail lewat bukunya Peran Kesultanan Bima dalam Perjalanan Sejarah Nusantara, mencatat, Sultan Salahuddin telah memperoleh pendidikan dan pelajaran agama dari para ulama terkenal, antara lain H. Hasan Batawi dan Syech Abdul Wahab, Imam Masjidil Haram Mekkah.

Kelak, berkat pendidikan yang diterima dan ditekuninya selama berada di lingkungan istana Kesultanan Bima, juga karena keluasan ilmu agamanya, Sultan Salahuddin mengarang buku Nurul Mubin, yang belakangan dicetak dua kali oleh penerbit Siti Syamsiah Solo.

Pendidikan dan pengalaman panjang yang didapatkannya di istana mengantarkannya menjadi pewaris takhta Kesultanan Bima dari ayahnya, Sultan Ibrahim, di saat Bima sedang berada dalam gejolak penjajahan Belanda pada tahun 1917.

Usaha Pengusiran Belanda

Ismail menjelaskan, pada awal Perang Dunia II, Jepang selalu memperoleh kemenangan gemilang. Sekutu pun tidak berdaya menahan arus kemenangan Jepang di Asia Tenggara. Pada 9 Maret 1942, Jenderal Ter Poorten, Panglima Tertinggi Angkatan Darat di Jawa, menyerah tanpa syarat. Dengan demikian, Indonesia, termasuk Kesultanan Bima secara de jure menjadi jajahan Jepang. Walau secara de facto Jepang baru datang ke Bima pada 17 Juli 1942.

Kekalahan Sekutu terhadap Jepang dimanfaatkan oleh tokoh-tokoh pemuda Bima seperti Mahmud Kashmir, Amin Daeng Emo, Muhammad Abdul Wahab, Abdul Aziz Ruma Parenta, serta beberapa tokoh lainnya untuk membentuk panitia aksi menyerang dan menangkap orang-orang Belanda.

Kehadiran dua orang pilot Belanda pada tanggal 30 Maret 1942, yang mampir di Bima dalam perjalanannya dari Kendari menuju Australia, menambah panasnya situasi. Dua pilot itu menembak secara membabi buta terhadap perahu Madura dan Jawa yang menolak permintaan mereka untuk mengantarkannya ke Australia, jelas Ismail di buku Peran Kesultanan Bima dalam Perjalanan Sejarah Nusantara.

Akibat tindakan semena-mena dari kedua pilot itu, pada 5 April 1942, para pemuda dibantu oleh beberapa orang dari tentara Koninklijk Nederlandsch-Indische Leger (KNIL) dan polisi menyerang obyek-obyek penting Belanda. Mereka menyerang tangsi polisi dan berhasil menangkap penghuninya.

Ismail mengungkapkan, penyerangan yang dipimpin oleh Aritonang, Muhammad Kashmir, dan kawan-kawan berhasil menguasai pemancar radio dan sentral telepon. Karena rahasia penyerangan sempat diketahui oleh sebagian orang Belanda, di antara mereka pun ada yang melarikan diri ke Lombok Timur.

Keberhasilan para pemuda dalam penyerangan tersebut, lanjut Ismail, merupakan peristiwa yang mengakhiri kekuasaan Belanda di Bima. Sejak 5 April 1942, kekuasaan pemerintah dipegang oleh Sultan Salahuddin.

Namun demikian, para penguasa dan pejabat Belanda yang berhasil meloloskan diri dari sergapan para pemuda segera menyusun kembali kekuatan untuk menyerang Kesultanan Bima. Mereka menghimpun kekuatan bersama pasukan Belanda di Selong, Lombok Timur, dan Sumbawa Besar.

Kata Ismail, rencana penyerangan mereka tercium oleh dua orang kurir Kesultanan Bima di Sumbawa Besar. Hakim Hantabi dan Soewondo yang bertugas sebagai kurir itu menelepon M. Nor Amin Jeneli Kempo untuk menyampaikan informasi mengenai rencana penyerangan Belanda ke Bima.

Setelah menerima informasi mengenai penyerangan Belanda, Sultan Salahuddin menghimpun kekuatan dan mengatur strategi penyerangan. Ia membentuk laskar yang beranggotakan para pemuda yang dibantu oleh beberapa tentara KNIL dan polisi Belanda yang berjiwa nasionalis di bawah pimpinan Aritonang.

Ismail menyebutkan, pada 30 April 1942, di kala malam semakin gelap, laskar Kesultanan Bima tiba di Jambata Kampaja yang terletak di Desa Sori Utu. Dari kejauhan, mereka melihat sorotan lampu mobil pasukan Belanda.

Di kala malam gelap gulita, terjadilah pertempuran sengit antara laskar Kesultanan Bima dengan pasukan Belanda. Laskar kesultanan melawan para penjajah itu dengan senjata yang sangat sederhana. Meski begitu, menjelang fajar pasukan Belanda semakin terdesak. Akhirnya mereka melarikan diri ke Sumbawa Besar.

Saudara Tua yang Beracun

Tiga tahun sebelum Indonesia merdeka, Jepang menginjakkan kakinya pertama kali di Kesultanan Bima. Kolonel Saito, pemimpin dari pasukan Jepang datang dengan wajah simpatik. Sultan Salahuddin menyambutnya dengan suka cita laksana kehadiran kakak yang menolong adik yang sedang dilanda duka nestapa.

Sebelum datang ke Indonesia, Radio Jepang sudah mengumandangkan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya disertai janji-janji dari Nippon: saudara tua akan menjadi pemimpin, pelindung, dan cahaya bagi adik-adiknya di seluruh Asia yang sedang hidup dalam penjajahan bangsa-bangsa Barat.

Kenyataannya, kata Ismail lewat Peran Kesultanan Bima dalam Perjalanan Sejarah Nusantara, janji muluk dari saudara tua yang bermata sipit itu tidak lain dari racun berbisa yang dapat membunuh dan merusak kehidupan bangsa Indonesia. Jepang tak lebih dari penjajah yang ganas dan serakah.

Kata Ismail, Jepang sebagai saudara tua yang berkepala dua dengan polisi militernya (kempetai) menyiksa dan membunuh rakyat yang tidak berdosa. Sultan dan seluruh rakyat mulai membenci Jepang, tetapi sulit untuk melakukan perlawanan karena situasi dan kondisi amat menguntungkan Jepang, jelasnya.

Ismail & Alan dalam Jejak Para Sultan Bima mencatat, dalam situasi mencekam itu muncul permintaan tentara Jepang kepada Sultan Salahuddin agar menyerahkan gadis-gadis Bima untuk menjadi pelayan seks.

Sultan Salahuddin diam-diam menolak permintaan tersebut. Ia bersama tokoh-tokoh Bima kemudian memberlakukan nikah massal yang dikenal dengan kawin berontak (nika baronta). Para orang tua menikahkan anak-anak gadis mereka dengan laki-laki dari keluarga dekat maupun jauh. Pernikahan dilakukan dengan cara sederhana di rumah-rumah warga. Para penghulu pun sibuk naik turun dari satu rumah ke rumah lainnya untuk melaksanakan pernikahan.

Pamor Jepang dalam Perang Dunia II semakin pudar dan hilang. Pada tahun 1945 kedudukan Jepang semakin sulit, di semua front tentara Sekutu berhasil melumpuhkan kekuatan dan keserakahan Jepang di Indonesia pada umumnya, di Kesultanan Bima pada khususnya, jelas Ismail.

Pada 14 Agustus 1945, Jepang menyerah kepada Sekutu. Hal ini menimbulkan kekosongan kekuasaan di Indonesia. Tiga hari kemudian, momentum ini dimanfaatkan oleh Soekarno-Hatta untuk memproklamirkan kemerdekaan Indonesia.

Gema kemerdekaan yang didengungkan Soekarno-Hatta barulah terdengar di Kesultanan Bima pada 2 September 1945. Gubernur Sunda Kecil, I. Gusti Ketut Puja mengirimkan utusan untuk menyampaikan berita proklamasi kemerdekaan pada Sultan Salahuddin.

Seruling Duka Kesultanan

Enam tahun setelah Jepang diusir dari Kesultanan Bima, kesehatan Sultan Salahuddin kian menurun. Pada 11 Mei 1951, Ismail & Alan mencatat, Kapal Bonteku membentangkan layar dari pelabuhan Bima menuju Jakarta. Isak tangis mengiringi sendunya sunyi seruling Bonteku yang membawa Sultan Salahuddin dan keluarganya untuk berobat ke Jakarta.

Seminggu kemudian, Sultan Salahuddin tiba di Jakarta. Ia dibawa ke Rumah Sakit Cikini. Dia dirawat selama dua bulan. Menjelang Idulfitri, ia diizinkan keluar dari rumah sakit tersebut. Tetapi di luar dugaan, kesehatannya kembali memburuk. Dia dibawa lagi ke Rumah Sakit Cikini. Namun pada 11 Juli 1951, di usianya yang ke-62 tahun, nyawanya tak tertolong.

Kabar kematian Sultan Salahuddin sampai ke Istana Negara. Presiden Soekarno pun menyampaikan rasa duka cita kepada keluarga sultan yang pernah menikah dengan Siti Aisyah itu, putri Sultan Dompu Muhammad Sirajuddin.

Ia meninggalkan anak-anak perempuan dari buah cintanya dengan Siti Maryam Binti Muhammad Qurais, antara lain Siti Fatimah, Siti Aisyah, Siti Hadijah, Siti Kalisom, dan Siti Saleha.

Sementara pernikahannya dengan Siti Aisyah menghasilkan lima orang anak: Siti Maryam, Siti Halimah, Siti Jahara, dan Abdul Kahir yang kelak menggantikannya dari takhta kekuasaan Kesultanan Bima.(Sekjend MDG)

Kepsek 11 Kota Bima, Mengucapkan Selamat Hari Anak Nasional 2025


Media Dinamika Global.id.-- Kota Bima memperingati Hari Anak Nasional, sebagai bentuk komitmen bersama dalam menjunjung tinggi hak, perlindungan, dan tumbuh kembang anak sebagai generasi penerus bangsa. Tahun ini, peringatan Hari Anak Nasional mengusung tema: “Tumbuh dengan cinta dan kreativitas, Wujudkan mimpi tanpa batas Bersama Generasi Emas kota Bima BISA 2025”, yang mengingatkan kita akan pentingnya menciptakan generasi unggul, sehat, cerdas, dan berkarakter sejak dini.

Ibu Sulami S.pd Kepsek SDN 21 Tolomundu Kota Bima, Mengucapkan Selamat Peringatan Hari Anak Nasional (HAN) Tahun 2025


Media Dinamika Global.id.--Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, peringatan HAN 2025 tidak lagi dipusatkan di satu kota, tetapi dirayakan serentak di seluruh daerah di Indonesia dengan didukung oleh Kementerian/Lembaga.

Ungkap kepala dinas DP3A Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) mengatakan, hal itu bertujuan agar anak-anak dari Sabang sampai Merauke bisa ikut merasakan semangat Hari Anak Nasional di lingkungan tempat tinggal, mulai dari desa, sekolah, komunitas, hingga pemerintah daerah.


Pasca Banjir Madapangga, Bupati dan Wabup Tinjau Lokasi Terdampak


Bima NTB, Media Dinamika Global.id.---Pasca bencana banjir yang terjadi Kamis (6/11) lalu di wilayah Kecamatan Madapangga,  Jumat (07/11) Bupati Bima Ady Mahyudi, Wakil Bupati dr.H Irfan Zubaidy dan Sekretaris Daerah Adel Linggi Ardi, SE melakukan tinjauan ke lokasi jembatan Rade-Madapangga yang mengalami penurunan    timbunan tanah  (settlement) pada oprit sisi utara dan selatan jembatan senilai Rp 6,2 milyar yang bersumber dari dana hibah Rehabilitasi dan Rekonstruksi pasca bencana tahun anggaran 2025 tersebut akibat belum  maksimalnya proses pemadatan ruas jalan.

Tiba di lokasi jembatan  sepanjang 25 meter dan lebar bentangan 6 meter tersebut, Bupati dan Wakil  didampingi Plt. Camat Madapangga H.Sahrul S.Ag.,MM mendengarkan dengan seksama penjelasan teknis dari Kabid Bina Marga Farid Wajdi, ST dan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Proyek Edy Y, ST., MT berkaitan dengan kondisi infrastruktur dan penanganan yang dilakukan. Jembatan tersebut merupakan urat nadi  transportasi darat yang menghubungkan beberapa desa di Kecamatan Madapangga menuju jalan negara lintas Sumbawa.

Pada kesempatan tersebut Bupati Bima langsung menginstruksikan kepada Dinas PUPR dan pihak pelaksana proyek untuk melakukan penanganan agar jembatan dapat difungsikan secara optimal.

Kadis PUPR Suwandi, ST.MT menjelaskan, Jembatan Desa Rade-Madapangga tersebut masih dalam pelaksanaan pekerjaan dan belum dilaksanakan tahapan penyerahan  proyek (Provisional Hand Over /PHO) dari kontraktor kepada Pemerintah daerah,  sehingga masih menjadi tanggung jawab pihak pelaksana proyek dan hari ini mulai dilakukan perbaikan.

"Dari aspek teknis, struktur jembatan masih aman, kerusakan terjadi pada bahu jalan dan aspal karena air hujan masuk di timbunan oprit dan air banjir tidak berpengaruh pada struktur jembatan". Terangnya.


Setelah melakukan peninjauan jembatan Bupati, Wakil Bupati beserta rombongan melanjutkan peninjauan lokasi terdampak di Desa Monggo dan desa Ncandi. Rombongan melakukan peninjauan kondisi sekolah SDN 1  Ncandi, beberapa bagian rumah warga di sepanjang alur sungai dan rumah warga yang beberapa waktu lalu terendam banjir di RT 01 dan RT 04 desa Ncandi, ‎Kabag Prokopim Setda Kab. Bima.(‎Suryadin, S.S., M.Si/Sekjend MDG)

Kamis, 06 November 2025

Kepala Sekolah SDN 2 Suntu Kota Bima, Mengucapkan Selamat Hari Anak Nasional


Media Dinamika Global.id.---Peringatan Hari Anak Nasional (HAN) tahun 2025 akan berlangsung pada Sabtu 8 November 2025. Pemerintah melalui Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) telah merilis tema, logo, serta filosofi resmi HAN 2025, lengkap dengan pedoman pelaksanaan kegiatan nasional.

Kepala Sekolah SMPN 2 Kota Bima, Mengucapkan Selamat Hari Anak Nasional


Kota Bima, Media Dinamika Global.id.---Hari Anak Nasional (HAN) yang diperingati tanggal 08 November, menjadi momentum penting untuk merayakan keceriaan masa kecil sekaligus meningkatkan kesadaran bersama akan pentingnya perlindungan dan pemenuhan hak anak.

Pada peringatan HAN tahun 2025 ini, pemerintah mengusung tema "Anak tumbuh dengan cinta  dan kreativitas, wujudkan mimpi tanpa batas bersama generasi Emas Kota Bima BISA".

Tema tersebut mencerminkan tekad bersama untuk menyiapkan generasi Emas kota bima BISA menjadi sosok yang berkualitas dan tangguh di masa depan. Anak-anak yang diberi ruang tumbuh dengan aman, sehat, dan bahagia akan menjadi pilar utama pembangunan bangsa.

Momentum Hari Anak Nasional 2025 ini juga menjadi waktu yang tepat bagi keluarga, khususnya orang tua, ataupun sekolah untuk menciptakan momen kebersamaan yang bermakna bersama para anak. ide kegiatan seru yang dapat dilakukan untuk merayakan HAN 2025