Media Dinamika Global: Kriminal
Tampilkan postingan dengan label Kriminal. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kriminal. Tampilkan semua postingan

Jumat, 05 Desember 2025

Sidang Kasus dugaan Pembunuhan Berencana Atas Guru SMA Negeri 1 Sanggar Kembali Digelar, Hakim Hadirkan Dua Saksi


Bima NTB. Media Dinamika Global. id. Pengadilan Negeri (PN) Raba Bima kembali menggelar sidang lanjutan atas dugaan kasus pembunuhan berencana Afriadin salah gsseorang guru SMA Negeri 1 Sanggar. 

Sidang dipimpin oleh ketua Majelis Hakim, dengan didampingi oleh dua hakim anggota, serta Panitera Pengganti, Penasihat Hukum, dan Penuntut Umum yang mewakili pihak-pihak terkait, terdakwa dan korban serta keluarga korban dan keluarga terdakwa dalam persidangan tersebut, 

Dalam sidang lanjutan tersebut, dua orang saksi dihadirkan untuk memberikan keterangan kesaksian 

Di hadapan majelis hakim kedua saksi diminta menceritakan secara detail apa yang mereka ketahui, mereka lihat, maupun dialaminya langsung terkait peristiwa tragis yang menewaskan salah seorang guru.....(korban).

Berdasarkan pantauan Media ini, dihadapan Majelis Hakim, saksi pertama memaparkan secara detail terkait peristiwa yang di lihat dan dialaminya saat itu, bahkan ia juga menjelaskan bagaimana dirinya dipukuli menggunakan skop hingga tergeletak di tanah.

Selain itu, saksi juga memaparkan bagaimana Afriadin (korban) ditusuk di dada bagian kanan oleh terdakwa, hingga mengalami luka serius yang memaksanya membawa korban ke Puskesmas terdekat.

Selain saksi pertama, juga dihadirkan saksi kedua, dihadapan Majelis Hakim, saksi kedua juga memaparkan secara detail apa yang dilihat dan diketahuinya, meski saksi kedua tidak berada di Tempat Kejadian Perkara (TKP), namun dirinya melihat para terdakwa pada pagi harinya menaiki sepeda motor, namun ia tidak mengetahui kemana tujuan para terdakwa.

Setelah siang hari, tiba-tiba dirinya dihubungi oleh seseorang melalui Via telepon, yang mengatakan bahwa Afriadin (korban) sedang dirawat di Puskesmas akibat ditusuk oleh seseorang.

Mendengar hal itu, ia pun segera menuju Puskesmas, setibanya di Puskesmas, dirinya melihat korban sudah tergeletak di kasur perawatan, dan ia juga sempat melihat luka bekas tusukan pada dada bagian kanan korban sebagaimana yang dipaparkan oleh saksi pertama, dan tak lama kemudian, ia pun melaporkan kejadian tersebut ke Mapolsek terdekat, agar para pelaku segera ditangkap.

Kesaksian para saksi diharapkan dapat memperkuat keterangan-keterangan dalam sidang sebelumnya. Saksi yang dihadirkan hari ini memberikan keterangan penting yang berkaitan langsung dengan peristiwa kejadian. Keterangan tersebut akan menjadi pertimbangan hakim dalam memutuskan perkara kasus dugaan pembunuhan berencana ini. 

Setelah Majelis Hakim mendengarkan keterangan dari para saksi dalam sidang kasus dugaan pembunuhan berenca terhadap Afriadin, sidang ditutup dan akan kembali digelar pada 10 Desember 2025, dan besar kemungkinan pada sidang selanjutnya akan kembali menghadirkan dua saksi kunci dalam sidang kasus dugaanbD pembunubbhan berencana terhadap  Afriadin. (Tim MDG)

Selasa, 02 Desember 2025

Sabung Ayam Merajalela di Pasar 2 Sei Mencirim, Polsek Kutalimbaru Dianggap Tutup Mata



Kutalimbaru. Media Dinamika Global.id. Rasa kecewa dan kekesalan warga Pasar 2, Sei Mencirim, Kecamatan Kutalimbaru, Kabupaten Deli Serdang, semakin memuncak. Masyarakat menilai Polsek Kutalimbaru gagal menunjukkan ketegasan dalam memberantas judi sabung ayam yang terus beroperasi terang-terangan di wilayah hukum mereka.

Hingga hari ini, arena sabung ayam di Pasar 2 masih “hidup subur”, bebas beroperasi seolah tanpa pernah tersentuh aparat penegak hukum. Warga menilai kondisi ini bukan hanya meresahkan, tapi telah mencoreng rasa keadilan dan kepercayaan masyarakat terhadap institusi kepolisian.

“Kami sudah capek melihat sabung ayam ini dibiarkan begitu saja. Seolah-olah Polsek Kutalimbaru tidak berani menggerebek apalagi menutupnya. Karena itu, kami warga mendesak Kapolrestabes Medan Kombes Pol Dr. Jean Calvijn Simanjuntak turun langsung ke lapangan,” tegas Lubis (46), warga sekitar.

Keresahan serupa juga disampaikan Sembiring, yang mengaku bahwa aktivitas sabung ayam tersebut sudah mengganggu ketertiban dan kenyamanan warga.

“Bisingnya luar biasa. Teriakan para penonton saat ayam diadu itu sampai terdengar ke mana-mana. Mereka tidak peduli dengan warga sekitar,” ucapnya kesal.

Informasi yang dihimpun warga menyebutkan, arena judi sabung ayam itu rutin digelar setiap Sabtu dan Minggu, dengan jumlah taruhan yang tidak kecil. Saat “event” berlangsung, lokasi tersebut dipenuhi orang, namun tidak pernah sekalipun terlihat aparat melakukan penertiban.


“Kalau sudah ada event, pasti ramai. Justru di saat seperti itu polisi harus hadir. Kami hanya minta penegakan hukum yang benar,” tambah warga lainnya dengan tegas.

Sementara itu, upaya konfirmasi terhadap jajaran Polsek Kutalimbaru tak membuahkan hasil.

Kapolsek Kutalimbaru AKP Idem Sitepu yang dihubungi melalui pesan WhatsApp di nomor +62 812-6045-xxxx pada Selasa (2/12/2025) tidak memberikan respons hingga berita ini diterbitkan.

Hal yang sama terjadi saat wartawan mencoba menghubungi Waka Polsek Kutalimbaru IPTU Syafrizal, S.Sos melalui WhatsApp +62 812-6444-xxxx. Pesan telah centang biru, namun tidak ada balasan.

Kanit Reskrim Polsek Kutalimbaru IPDA A. Sinulingga yang dikonfirmasi melalui WhatsApp +62 813-6176-xxxx juga tidak bersedia memberikan jawaban, meski pesannya telah terbaca.

Sikap bungkam jajaran Polsek Kutalimbaru ini semakin mempertebal kecurigaan warga bahwa ada kelemahan serius dalam upaya pemberantasan praktik perjudian di wilayah tersebut. (Tim)

Minggu, 23 November 2025

Diduga Asik Pesta Barang Haram, Oknum Polisi Di Dompu Ditangkap Bersama Tujuh Rekannya.

 


Media Dinamika Global.id. Tim Satresnarkoba Polres Dompu menggerebek sebuah kos-kosan di di Lingkungan Salama, Kelurahan Bada, Kabupaten Dompu, sekitar pukul 06.00 Wita, Minggu (23/11/25).

Delapan orang berhasil ditangkap, salah satunya oknum polisi inisial F. Sedangkan tujuh pelaku lain berinisial A, E, S, N, I, R, N. 

Penangkapan oknum polisi F dan rekannya ini dipimpin Kasatresnarkoba Iptu Rahmadun Siswadi dan KBO Satresnarkoba Ipda Sumaharto. "Pengungkapan ini berawal dari informasi masyarakat yang melaporkan adanya aktivitas pesta narkoba di lokasi tersebut," kata Rahmadun.

Menindaklanjuti laporan itu, dia bersama tim segera melakukan penyelidikan serta pengumpulan bahan keterangan. Setelah memastikan kebenaran informasi dan mengetahui keberadaan para terduga, tim langsung bergerak menuju lokasi.

Setibanya di TKP, anggota melakukan pengepungan dan masuk ke dalam kamar kos. Tim mendapati delapan terduga yang terdiri dari empat perempuan dan empat laki-laki sedang berada di dalam kamar. "Seluruhnya berhasil diamankan tanpa perlawanan," jelas dia.

Dalam penggeledahan yang disaksikan saksi umum, tim menemukan barang bukti satu bungkus rokok berisi 6 butir pil ekstasi jenis inex, 10 unit telepon genggam berbagai merek yang diduga digunakan untuk komunikasi dan aktivitas terkait narkotika.

Pengembangan dilakukan ke dua lokasi lain yang berhubungan dengan para terduga. Namun tidak ditemukan tambahan barang bukti. "Dari hasil interogasi awal, dua terduga yakni R dan I mengakui bahwa barang bukti tersebut adalah milik mereka," ungkap kasat.

Selanjutnya, para pelaku dibawa ke Polres Dompu untuk proses penyidikan lebih lanjut. Mereka akan jalani tes urine dan pemeriksaan intensif. "Kami akan interogasi terkait asal-usul barang, serta pengiriman barang bukti ke laboratorium," tegas Rahmadun.  (Tim)

Rabu, 19 November 2025

Diduga Mafia BBM Bersubsidi Solar "AS dkk" di Belawan Masih Merajalela, Warga Resah dan APH Kok Selow Aja?


Belawan. Media Dinamika Global.id. Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi Jenis Solar yang sah, Diduga kuat pihak dari beberapa pekerja SPBU mulai di Kecamatan Belawan hingga Medan Deli telah bekerjasama dengan Mafia Minyak Solar Berinisial "AS dkk", yang telah merugikan negara sebesar Miliaran Rupiah.

Hal tersebut telah terungkap fakta langsung di lapangan, saat beberapa Tim awak media menginvestigasi dan memantau secara langsung terhadap pengangkutan truk dengan memodifikasi Tangkinya secara ilegal, dengan orang dan kendaraan yang sama bolak balik, keluar masuk di SPBU yang sama sampai 3-4 kali putaran pengisian.

Beberapa saat yang lalu diketahui pula jaringan yang sudah bermain sejak lama ini, selalu memprioritaskan pelangsir solar, atau pihak-pihak yang diduga bagian dari jaringan mafia solar "AS dkk", dengan dukungan dari para oknum aparat tertentu dan juga pihak dalam orang SPBU Pertamina nya yang ikut terlibat, demi menyelewengkan harga pembelian minyak dengan selisih harga yang relatif lebih tinggi dijual di luar untuk industri dan Kapal.

Sebut saja salah satu pekerja SPBU Berinisial "RI", ia mengatakan bahwa "Mustahil mendapatkan solar langsung dari SPBU disini bang, karena sudah disedot mafia menggunakan mobil pengangkut truk yang sudah di modifikasi, Solar ratusan liter dan ton sudah dikontrak oleh mafia untuk penyulingan, yang lain bukan kelompoknya tidak kebagian", Katanya, pada Selasa.(18/11/25)

Lanjutnya, Ia menirukan ucapan dan perkataan para mafia yang menganggap pemberitaan media hanya “Celoteh burung Walet”, karena tidak pernah ditindak Aparat Penegak Hukum (APH), sudah diatur", Ucapnya lagi.

Sebagai informasi, bahwa Setiap orang yang menyalahgunakan pengangkutan dan/atau niaga BBM subsidi akan dipidana dengan pidana penjara maksimal 6 tahun dan denda paling tinggi Rp.60 miliar (Pasal 55 UU Migas).

Hal tersebut sudah pasti akan menjadi Pekerjaan Rumah (PR) bagi Para Penegak Hukum di Wilayah Polres Pelabuhan Belawan dan Polda Sumatera Utara, BPH Migas, Pertamina, dan Pemerintah untuk segera menindak lanjuti dan menangkap mafia solar di SPBU Jalan Alumunium Raya, Tanjung Mulia Hilir, Kecamatan Medan Deli, Kabupaten Pelalawan, dan SPBU Singapore Station depan Pelindo Regional 1 Belawan.

Dengan banyaknya antrian yang panjang mobil yang sudah dimodifikasi untuk mengangkut minyak dengan jumlah yang tidak wajar tersebut, harus menjadi perhatian khusus para Penegak Hukum, tapi mengapa masih terus dibiarkan merajalela dan selow aja ya?, apakah sudah terima stabil?.

Lokasi Gudang Penampungan Mafia Solar 

Gudang Penampungan BBM Ilegal/siong Diduga milik yang sering disebut AS alias Andre Sinaga, buang limbah ke Paret. Hal itu diketahui oleh masyarakat sekitar yang sedang melintas didepan gudang, Jalan Pasar Lama (Gudang Kapur), Lingkungan 29, Kelurahan Pekan Labuhan, Kecamatan Medan Labuhan, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara. 

Warga masyarakat pun telah mengambil limbah tersebut dengan menggunakan gayung pelastik dan memasukan kedalam ember berwarna putih lalu mengabadikan limbah tersebut dengan memfoto dan mem-vidio kan limbah tersebut.

Adanya kejadian itu warga masyarakat sekitar pun menjadi resah dan cemas dikhawatirkan kalau ada yang membuang Api puntung rokok bisa terjadi kebakar hebat dan menjadi lautan api. 

"Saya sedang lewat didepan gudang berjalan kaki dan saya lihat disamping gudang manyak BBM jenis solar berserakan dalam paret bang, dan saya pun kembali pulang ke rumah mengambil gayung dan ember dan saya kembali lagi kesamping gudang itu lalu saya kumpulin minyak-minyak solar dan saya masukan kedalam ember sambil saya foto dan videonya bang", ucap warga sekitar yang tidak mau disebutkan namanya kepada awak media.

Saat ditanyai gudang itu milik siapa, "Orang-orang disini sering menyebut gudang itu milik Bos Andre Sinaga bang. Saya sebagai warga disini bermohon kepada Aparat Penegak Hukum (APH) yang berwenang, agar jangan menutup mata dan segera turun tangan dengan adanya gudang yang diduga ilegal dan buang limbah minyak sembarangan kedalam paret warga, kasihanilah kami yang tinggal di pasar lama ini, kemudian kalaulah ada yang buang api puntung rokok kan terjadi kebakaran hebat di kampung kami ini bang", cetus masyarakat tersebut dengan nada sedih dan geram. 

Saat dikonfirmasi awak media yang bertugas terkait keberadaan bisnis ilegal tersebut kepada Kapolres dan Kasat Reskrim Polres Pelabuhan Belawan melalui pesan singkat WhatsApp, hingga berita ini naik ke meja redaksi masih belum memberikan tanggapannya secara resmi.

Sejak dulu, warga sudah sangat resah dengan aktivitas ilegal BBM Bersubsidi Solar, apalagi jaringan yang Diduga Kuat Mafia Solar "AS dkk" sudah sangat terorganisir di kawasan Medan Utara, hingga menyalurkan BBM Solar Ilegalnya ke Gudang Pintu Tol dan Gabion, dimana bnyak para nelayan kecil mencoba mengadu nasib disana untuk mencari nafkah, namun tetap tertindas oleh permainan mafia minyak BBM Solar kelas kakap tersebut, Mampukah APH Membongkar, Memberantas, dan Menangkap Para Pelaku Kejahatan tersebut. (Red/Tim)

Sidang Perkara Pembunuhan Sadis Terhadap Afriadin Guru SMAN I Sanggar, Kembali di Gelar


Kabupaten Bima. Media Dinamika Global.id. Pengadilan Negeri (PN) Raba Bima kembali melanjutkan sidang yang ke Tiga kali perkara pidana pembunuhan sadis terhadap Afriadin Seorang Guru SMAN I Sanggar. Senin, (17/11/25)

Dalam sidang yang ketiga ini, Hakim Ketua menyuruh menceritakan kronologis awal kejadian kepada saksi pertama atas nama Syamsudin orang tua dari korban.

Berdasarkan cerita saksi sekaligus ayah korban pembunuhan (Afriadin) menjelaskan, saat di Tempat Kejadian Perkara (TKP) datanglah Wardian alias Dian dan Angga sambil mengacungkan golok dan mengeluarkan kalimat dalam bahasa Bima "Ain pana karawi dana re, weha waupu akta jual beli ka". (Jangan dulu digarap tanahnya, ambil dulu Akta ual belinta), ujar saksi.

Lanjutnya, oleh Korban (Afriadin) dan saksi (Syamsudin) menghentikan kegiatan dan mengatakan dalam Bahasa Bima "ausi mai kai ba ngango, mai ta dula ra, (ndak perlu ada keributan, ak ingin terjadi keributan, korban (Afriadin) mengajak saksi (Syamsudin) dalam bahasa Bima, "Mai ra Bapak ta dulara" ( ayo Bapak kita pulang).

Dalam perjalanan pulang diceritakannya, mereka berjalan beriringan, paling depan saksi (Syamsudin) diikuti korban (Afriadin) dan Aries, tiba-tiba terdengar suara pukulan kata saksi, mendengar suara pukulan, saksi (Syamsudin) menoleh kebelakang melihat Aris sudah tergeletak dan pelaku (Dian) sedang memegang Sekop, kemudian Dian memukul lagi korban Afriadin mengenai kaki, punggung dan kepala hingga hampir jatuh.

Tak cukup sampai disitu, kemudian dengan cepat pelaku (Angga) mencabut golok dari Dian dan langsung menusuk korban Afriadin di bagian dada sebelah kanan sampai jatuh tersungkur ke tanah. Setelah itu Angga kembali menyerang saksi (Syamsudin) sampai telinga nya tergores oleh golok hingga terjatuh dan sempat menusuk saksi hingga mengenai pinggang, luka tusukan tersebut masih ada bekasnya.

Setelah terjadi pemukulan dan penusukan, para korban dilarikan ke Puskesmas terdekat untuk mendapatkan perawatan, yang dibantu oleh salah satu petani bawang merah bernama M. Sidik warga Desa ncera Kecamatan Belo Kabupaten Bima.

Usai diceritakan oleh saksi terkait kronologis kejadian, Hakim Pengadilan Negeri (PN) Raba Bima, memberikan kesempatan kepada tersangka Angga membantah. 

Dalam bantahannya, pelaku (Angga) tidak memukuli korban Afriadin.

Sebelum Hakim menutup sudang yang ketiga, hakim kembali melanjutkan pertanyaan ke pihak saksi (Syamsudin).

Lalu kembali hakim menanyakan ke saksi Syamsudin.

Dalam pertanyaannya, hakim mengatakan, apa tidak merubah keterangan atas bantahan dari tersangka ?, dsaksi Syamsudin dengan tegas menjawab "tidak ada yang dirubah". 

Setelah itu sidang dinyatakan selesai oleh Hakim, dan sesuai jadwal sidang akan dilanjutkan pada hari Rabu tanggal 3 Desember 2025. (Tim).

Selasa, 18 November 2025

Warga Minta Kapoldasu Copot Kapolres Padanglawas


Padang Lawas. Media Dinamika Global.id. Warga Luat Unterudang yang melakukan aksi menginap di PT Barapala diserang oleh puluhan pihak sekuriti perkebunan dengan panah dan tombak. Dua warga yakni, Adi Ansor Harahap jadi korban kena panah di bagian kaki kakan dan Saripuddin Hasibuan kena panah di bagian dada kanan. 

Salah seorang saksi di lokasi kejadian, Ruslan Abdullah Hasibuan pada wartawan, Selasa (18/11) malam menceritakan, sebelum penyerangan berlangsung, puluhan oknum preman suruhan PT Barapala berkedok sekuriti sempat meminta izin pada warga yang menginap di PT Rapala. "Mereka minta izin untuk menjemput rekannya di pos 1. Karena alasanya mau menjemput rekan mereka, jadi kami izinkan mereka lewat,"kata Ruslan.

Setelah kembali dari pos satu, tepatnya di dekat jembatan, sekitar 25 orang oknum sekuriti dengan membabibuta menyerang massa dengan menggunakan panah dan tombak. Alhasil 2 warga jadi korban terkena panah di bagian kaki kanan dan di dada kanan. 

Warga yang tiba-tiba diserang berusaha melawan oknum sekuriti dengan peralatan seadanya dan berhasil memukul mundur oknum sekuriti. 

"Bukan hanya di serang. Sepeda motor dan kendaraan kami juga dirusak oleh para oknum sekuriti,"jelas Ruslan. 

Atas kejadian ini, mewakili mahasiswa, Arsa Rizki Siregar mengatakan, aksi damai yang dilakukan warga sebelumnya juga sudah mendapatkan izin dari pihak Polres Padanglawas untuk menginap (ngecamp) di PT Barapala sambil menunggu pimpinan PT Barapala menemui warga.

Namun apa yang terjadi, saat pihak Polres Padanglawas meninggalkan lokasi puluhan preman bayaran berkedok sekuriti menyerang warga. "Kami juga minta keadilan pada Kapoldasu dan Gubernur Sumatera Utara untuk memberi atensi permasalahan ini dan turun langsung ke lokasi. Kami juga berencana akan menggelar aksi besar- besaran ke Poldasu,"ungkapnya. 

Usia menyerang warga, pihak manajemen dan preman berkedok sekuriti pergi melarikan diri. Warga minta pihak Manajemen yang terdiri dari Saprijal, Ahok dan Aspin agar mempertanggungjawabkan perbuatannya. Hak Ke PT Barapala,

Warga Diserang Oknum Preman Berkedok Sekuriti

Informasi yang beredar di lapangan, Kapolres Padanglawas membuat laporan ke Poldasu soal pengrusakan dan pembakaran aset milik perusahaan. Warga menyesalkan sikap Kapolres karena dinilai tidak objektif dalam melihat persoalan ini, dengan melaporkan beberapa tokoh masyarakat dan tokoh adat Luat Unterudang ke Poldasu. 

Padahal, kemarahan warga yang berujung pada pengrusakan aset PT Barapala disebabkan oleh ulah oknum preman berkedok sekuriti yang terlebih dahulu menyerang warga dengan menggunakan panah, tombak dan parang. Warga minta Poldasu agar objektif dalam melihat persoalan ini. Warga juga mendesak agar Kapoldasu, Irjen Pol Whisnu Hermawan Februanto segera mencopot jabatan Kapolres Padanglawas karena tidak objektif dalam melihat persoalan ini. (Tim)