*Hari Jadi Bima ke-385: Momentum Meneguhkan Identitas dan Menata Masa Depan* - Media Dinamika Global

Rabu, 02 Juli 2025

*Hari Jadi Bima ke-385: Momentum Meneguhkan Identitas dan Menata Masa Depan*

Bima, NTB. Media Dinamika Global.Id.-

Pada tanggal 5 Juli 2025, masyarakat Bima memperingati Hari Jadi ke-385. Di usia yang begitu panjang, Bima bukan hanya menyimpan sejarah yang kaya, tetapi juga memikul tanggung jawab besar untuk menata masa depan yang lebih bermartabat, berdaulat,adil, dan sejahtera. 

Pada momentum perayaan hari jadi Bima pada tahun ini, Pemerintah Kabupaten Bima mengusung tema “Bima Bermartabat, Rakyat Berdaulat”.  Perayaan ini tidak sekadar seremoni tahunan, tetapi seharusnya menjadi refleksi bersama atas perjalanan panjang daerah dan arah baru pembangunan yang lebih menyentuh rakyat.

*Mengenang Jejak Sejarah, Menyemai Kebanggaan*

Bima dikenal sebagai daerah dengan jejak sejarah yang kuat. Kerajaan Bima, yang berdiri sejak abad ke-17, adalah simbol kekuatan lokal yang pernah memainkan peran penting dalam dinamika politik dan budaya di kawasan timur Nusantara. Tradisi, bahasa, sastra, dan struktur sosial Bima adalah warisan yang tak ternilai. Namun, kebanggaan terhadap sejarah bukan sekadar mengenang masa lalu, melainkan harus menjadi sumber inspirasi untuk membangun masa depan.

Di tengah derasnya arus kemajuan zaman, modernisasi dan globalisasi, masyarakat Bima perlu terus menjaga identitas budaya agar tidak tercerabut dari akarnya. Ini termasuk revitalisasi bahasa Mbojo, pelestarian adat istiadat, hingga menjadikan sejarah lokal sebagai bagian penting dari kurikulum pendidikan daerah. Hari Jadi Bima adalah momen strategis untuk membangkitkan kembali semangat kolektif dalam menjaga jati diri Bima sebagai daerah yang kaya akan nilai dan kearifan lokal.

*Membangun Daerah di Tengah Ketimpangan*

Namun, tak bisa disangkal bahwa Bima hari ini masih menghadapi berbagai tantangan. Ketimpangan pembangunan antara kota dan desa, kecamatan dengan desa, desa satu dengan desa yang lain masih terasa nyata. Infrastruktur dasar di banyak kecamatan masih tertinggal, akses terhadap pendidikan dan layanan kesehatan belum merata, dan angka pengangguran di kalangan pemuda tetap menjadi masalah serius. Data kemiskinan, rendahnya indeks pembangunan manusia (IPM), serta persoalan lingkungan seperti deforestasi dan banjir musiman menunjukkan bahwa masih banyak pekerjaan rumah yang belum selesai di Kabupaten Bima.

Momentum Hari Jadi ke-385 ni seharusnya menjadi titik balik bagi para pemangku kebijakan, termasuk pemerintah daerah, DPRD, dan tokoh masyarakat untuk memperkuat komitmen dalam mempercepat pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan. Tidak cukup dengan slogan atau pesta rakyat sebagai bentuk efouria belaka tapi masyarakat bima membutuhkan langkah konkret yang menyentuh kebutuhan mereka sehari-hari.

*Membangun Ibu Kota Kabupaten Di Kecamatan Woha*

Ketika bicara ibu kota tentu yang ada dalam benak kita semuanya adalah sentral pemerintahannya ada diwilayah  dan pusat dari segala kegiatan baik itu sosial politik lebih-lebih sentral ekonomi terpusat di ibukota. Menurut Eko Atmojo Dosen Ilmu Pemerintahan UMY yang juga fokus kajian pada  tata kelola pemerintah daerah dan kota) mengatakan “ibu kota kabupaten yang terletak disuatu kecamatan itu menjadi ikon dari kabupaten untuk dilakukan pembangunan dan menjadi prioritas dalam pembangunan daerah”.

     Akan tetapi melihat realitas yang terjadi pada ibu kota kabupaten yang terletak di Kecamatan Woha itu sama sekali tidak mencerminkan jantung kota, dengan kondisi yang kumuh, kotor, tidak terurus dan disepanjang jalan dibeberapa Desa begitu sangat gelap sehingga dampaknya menimbulkan tindakan kriminal. Seharusnya kebijakan yang menjadi perhatian utama dari menajemen kebijakan pemerintah daerah itu menjadikan ibu kabupaten sebagai wilayah ditata dengan baik baik dari segi infrastruktur (fisik) maupun suprastruktur (sumberdaya manusia). Tak terasa kepemimpanannya hampir selesai, akan tetapi belum ada menajerial kepemimpinannya untuk memprioritaskan pembangunan ibukota Kabupaten dikecamatan Woha ini.

Ini saatnya kepemimpinan baru/bupati baru untuk serius memprioritaskan pembangunan ibu kota kabupaten bima di kecamatan woha sebagai sentral kemajuan daerah bima

*Menata Birokrasi Menata Ulang Visi Bima ke Depan*

Hari Jadi Bima bukan hanya soal merayakan usia, tetapi juga menata ulang visi dan arah pembangunan. Bima harus membangun masa depannya dengan berpijak pada potensi lokal—pertanian, peternakan, pariwisata, dan budaya—yang digerakkan oleh teknologi dan semangat gotong royong. Digitalisasi pelayanan publik, penguatan pendidikan berbasis kearifan lokal, serta tata kelola pemerintahan yang transparan adalah fondasi penting yang harus dibangun sejak sekarang.

Hari ini, kita tidak hanya mengenang 385 tahun sejarah, tetapi juga menulis lembaran baru. Lembaran di mana masyarakat Bima tidak hanya menjadi penonton pembangunan, tetapi subjek utama dari perubahan. Perayaan ini seharusnya membakar semangat untuk bangkit, menyatu, dan melangkah bersama.

Selamat Hari Jadi ke-385  Bima. Semoga daerah ini terus menjadi tanah yang penuh berkah, tempat lahirnya pemimpin bijak, rakyat tangguh, dan generasi muda yang mampu menjawab tantangan zaman. Oleh: Muhammad Fakhrur Rodzi, S.IP., M.IP (Lingkar Pinggir Bima)


Comments


EmoticonEmoticon