Penetapan Idul Fitri 1444 H Diperkirakan Bakal Tak Sama, Kemenag Minta Saling Hargai Jika Berbeda


Sabtu, 15 April 2023

Sumatra Utara, Media Dinamika Global.id. – Tahun ini, Kementerian Agama atau Kemenag menyebut ada kemungkinan terjadinya perbedaan penetapan 1 Syawal 1444 H di Indonesia, sehingga Lebaran 2023 diprediksi berbeda.

Sejumlah organisasi Islam di Indonesia seperti Tarekat Naqsabandiyah, Tarekat Syattariyah hingga Muhammadiyah telah menetapkan Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1444 H.

Jemaah Tarekat Naqsabandiyah Al-Khalidiyah Jalaliyah di Sumatera Utara (Sumut) telah menetapkan hari raya Idul Fitri jatuh pada Kamis, 20 April 2023.

Hal yang sama juga terjadi pada Jemaah Tarekat Syattariyah di Aceh, yang sebagian besar pengikut Habib Muda Seunagan atau Abu Peuleukung di Seunagan, Nagan Raya.

Mereka akan berlebaran Idul Fitri 1 Syawal 1444 H pada Kamis, 20 April 2023 setelah berpuasa 30 hari yang dimulai pada 21 Maret 2023.

Namun kapan Hari Raya Idul Fitri 2023 yang ditetapakan Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, dan Pemerintah?

Muhammadiyah

Pimpinan Pusat Muhammadiyan telah resmi menetapkan Lebaran Idul Fitri 2023 jatuh pada Jumat, 21 April 2023. 

Hal ini sesuai dengan Maklumat Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor 1/MLM/1.0E/2023 tentang Penetaan Hasil Hisab Ramadan, Syawal, dan Zulhijah 1444 H. 

"Tanggal 1 Syawal 1444 H jatuh pada hari Jumat Pahing, 21 April 2023 M," bunyi maklumat tersebut.

Menurut Pemerintah

Pemerintah Indonesia melalui Kemenag sendiri baru akan menggelar sidang isbat penentuan Hari Raya Idulfitri 2023 pada Kamis (20/4/2023) atau bertepatan dengan 29 Ramadan 1444 H.

Saat sidang isbat, Kemenag akan bekerja sama dengan segenap ormas islam dan lembaga terkait. Pemantauan hilal dilakukan di 123 lokasi di seluruh wilayah NKRI.

Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kemenag, Adib mengatakan berdasarkan penghitungan ilmu astronomi, posisi hilal pada hari itu berada di ketinggian antara 1 sampai dengan 2 derajat di atas ufuk dengan sudut elongasi di bawah 3 derajat.

Posisi tersebut masih jauh di bawah kriteria baru visibilitas (imkan) rukyah menurut Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS), yaitu ketinggian hilal 3 derajat dengan sudut elongasi 6,4 derajat.

"Berdasarkan posisi hilal tersebut akan dimungkinkan terjadinya perbedaan dalam penetapan awal Syawal 1444 H karena pada hari itu hilal kemungkinan besar belum dapat dilihat," kata Adib,

Load disqus comments

0 comments